Cara Minuman Energi Mempengaruhi Tubuh

 Cara Minuman Energi Mempengaruhi Tubuh

Naviri.Org - Istilah minuman energi sudah sangat terkenal saat ini, dan banyak digunakan orang—khususnya para pekerja—yang biasanya menggunakan minuman energi untuk mengatasi kelelahan dan mengembalikan konsentrasi.

Minuman-minuman energi dengan berbagai merk dan kemasan memang terasa menyegarkan, dan banyak yang percaya kalau minuman-minuman semacam itu benar-benar dapat mengembalikan energi hingga bisa kembali giat bekerja. Sebenarnya, bagaimana cara minuman energi semacam itu mempengaruhi tubuh?

Berdasarkan penjelasan Maria Pagano, peneliti dari Case Western Reserve University, Department of Psychiatry, berikut inilah cara minuman energi mempengaruhi tubuh, hingga membuat peminumnya merasa lebih berenergi:

Pada otak

Kafein—yang terdapat pada minuman energi—menghalangi efek adenosin, yaitu zat kimia otak yang membantu tubuh untuk tidur. Kafein juga menyebabkan jaringan saraf pada otak selalu dalam kondisi waspada. Hal itu terjadi karena kelenjar pituitary selalu dalam kondisi fight atau flight, yang merupakan respons tubuh.

Aliran darah

Setelah mode fight atau flight, kelenjar pituitary akan melepaskan adrenalin. Adrenalin adalah sinyal bagi liver untuk melepaskan lebih banyak glukosa, yang merupakan sumber energi, ke dalam aliran darah.

Jantung

Dengan adanya adrenalin, jantung pun berdetak lebih cepat, dan efeknya mata melebar. Efek itulah yang dicari para pekerja yang lelah atau mengantuk, dan merasa konsentrasinya berkurang. Meski begitu, hal tersebut tidak bagus. Riset terbaru dari Jerman membuktikan bahwa konsumsi kafein dan taurin dalam satu paket minuman energi akan membuat debaran jantung lebih dari satu jam.

Kembali ke otak

Dengan kandungan glukosa yang tinggi dalam aliran darah, sementara tubuh dalam kondisi fight atau flight seiring meningkatnya kadar dopamin, maka otak seperti “diakali” untuk percaya bahwa tubuh masih memiliki cukup energi untuk beraktivitas. Efek itulah yang menjadikan para peminum minuman energi merasa segar dan lelahnya hilang.

Kulit

Jika minuman energi dikonsumsi seusai berolahraga, maka tubuh akan semakin kekurangan cairan. Seusai berolahraga, sebaiknya mengonsumsi air atau elektrolit untuk menggantikan keringat yang keluar lewat kulit.

Tubuh

Terlalu banyak kafein dalam tubuh akan menimbulkan efek diuretik, yang berisiko menyebabkan dehidrasi. Bila berlebihan mengonsumsi stimulan dan kurang air, maka tubuh akan merasa gelisah dan terganggu.

Kemudian, benarkah minuman energi menimbulkan kecanduan atau ketagihan? Maria Pagano menyatakan bahwa minuman energi memang berisiko menimbulkan ketagihan yang tidak diketahui setiap orang. Selain itu, beberapa hal berikut ini perlu diperhatikan.

Orang yang mengonsumsi 8-12 ons atau setara 236-354 mililiter minuman energi, sama artinya mengasup 72-150 miligram kafein yang terkandung di dalamnya. Kandungan itu memang masih lebih rendah dibanding empat gelas kopi yang mengandung 400 miligram kafein.

Kafein diyakini berdampak baik bagi tubuh karena bisa mengurangi risiko diabetes, meningkatkan mood, dan menurunkan risiko terkena penyakit kardiovaskuler. Namun, kafein dalam minuman energi bisa membahayakan, terutama jika orang mengonsumsi minuman energi lebih dari 354 mililiter, yang di dalamnya terkandung lebih dari 294 miligram kafein.

Minuman energi tidak hanya mengandung kafein tetapi juga gula, ditambah bahan lain seperti taurine, ephedrine, guarana, dan ginseng. Gabungan beberapa bahan itulah yang meningkatkan efek negatif gula dan kafein terhadap tubuh.

Baca juga: Manfaat Polifenol untuk Kesehatan

Related

Health 7645508051029105406

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item