Mengapa Banyak Perempuan yang Selfie Telanjang?

Mengapa Banyak Perempuan yang Selfie Telanjang?

Naviri.Org - Tempo hari, dunia dikejutkan dengan bocornya foto-foto selfie telanjang artis-artis terkenal, di antaranya Jennifer Lawrence dan Kate Upton. Foto-foto telanjang yang disimpan dalam sebuah drive di dunia maya itu diperkirakan mengalami peretasan, sehingga isinya dapat diakses siapa pun. Di antaranya yang bocor adalah foto-foto selfie telanjang tersebut.

Di Indonesia, kasus bocornya foto selfie telanjang artis juga telah terjadi berkali-kali. Kita masih ingat kasus beredarnya foto selfie Pamela Safitri (Duo Serigala) yang memperlihatkan payudaranya terbuka secara bebas. Foto-foto itu semula berada di Instagram, dan tidak bisa dilihat orang lain. Namun, menurut Pamela Safitri, akun Instagram miliknya diretas orang lain, sehingga isinya dapat diakses orang banyak, termasuk fotonya yang memperlihatkan payudara.

Selain Pamela Safitri, artis lain yang juga pernah mengalami hal serupa adalah Siti Badriah, yang foto-fotonya memperlihatkan dia sedang berdiri telanjang. Itu hanya contoh kasus, karena masih ada banyak artis lain—yang tentu juga perempuan—sama mengalami kasus serupa. Mereka melakukan selfie dalam keadaan telanjang, bermaksud menjadikan foto itu sebagai koleksi pribadi, tapi kemudian bocor keluar.

Perilaku semacam itu juga tidak hanya dilakukan oleh artis atau kalangan selebritis. Perempuan-perempuan lain, yang bukan artis atau selebritis, juga banyak yang melakukan selfie telanjang. Hal itu mudah dibuktikan dari banyaknya foto selfie bugil yang ada di internet, atau di media sosial, misalnya. Entah beredarnya foto-foto selfie telanjang itu karena kasus kebocoran atau memang sengaja diperlihatkan ke orang-orang lain, yang jelas memang banyak perempuan yang melakukan selfie dalam keadaan telanjang.

Pertanyaannya, mengapa banyak perempuan yang melakukan selfie telanjang?

Hal itu tampaknya tidak bisa dilepaskan dari hormon di tubuh mereka. Perempuan-perempuan yang melakukan selfie telanjang umumnya masih muda, berusia 20-an, ketika tubuh mereka sedang mekar dengan indah. Dalam kondisi seperti itu, perempuan pun ingin mengabadikan keindahan tubuhnya dalam foto, sebagai upaya pengakuan pada diri sendiri bahwa tubuh mereka sangat indah.

Kemudian, hormon di tubuh mereka juga ikut berperan. Terkait hal itu, Laura Berman PhD, pakar pendidikan dan terapis seks dari Amerika, menyatakan, “Usia di atas 20 tahun, estrogen, progesteron, dan testosteron, berada pada tingkat tertinggi."

Laura Berman, yang juga merupakan anggota dari American Association of Sex Educators Counselors and Therapists (AASECT), menambahkan bahwa perempuan pada usia tersebut kurang mengetahui dengan baik kebutuhan seksualnya, namun memiliki dorongan seksual yang tinggi. Sehingga banyak yang menyalurkannya dengan cara yang salah, misalnya berfoto bugil.

“Pada usia tersebut, perempuan secara emosional dan mental siap untuk aktivitas seks sehingga dorongan seksnya sangat kuat,” tulis Berman.

Untuk hal tersebut, seksolog Wimpie Pangkahila mengatakan, “Reaksi seksual pada usia tersebut memang sangat tinggi, tapi bukan berarti melampiaskannya dengan berpose telanjang. Ketika dorongan seksual memang sulit dikendalikan, maka dapat melakukan aktivitas yang dapat mengalihkan perhatian.”


Related

Insight 6487074660988216785

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item