Tips Agar Bisnis Digital Anda Mendapatkan Investor

Tips Agar Bisnis Digital Anda Mendapatkan Investor

Naviri.Org - Startup atau usaha rintisan saat ini memang sedang menjadi tren yang terus berkembang. Karena startup kerap kali bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat digital, usaha ini pun juga sering disebut bisnis digital. Yang menjadikan tren startup terus melaju, karena setidaknya ada contoh-contoh startup yang telah sukses dan menjadi perusahaan besar.

Langkah membangun startup memang tidak bisa singkat apalagi mudah. Setelah mendapatkan ide dan mengeksekusinya, startup harus dijalankan dengan sumber daya manusia sekaligus sumber dana yang memadai. Dalam hal itu, kadang muncul kendala. Bagaimana pun, mempekerjakan beberapa orang untuk menjalankan ide startup tentu butuh dana. Padahal, dalam beberapa waktu lamanya (yang bisa butuh waktu beberapa tahun) startup biasanya belum menghasilkan uang apalagi keuntungan.

Dari situlah masalah terjadi. Ketiadaan dana sering kali menjadi masalah utama pengembangan startup. Kenyataannya, ada banyak startup yang berhenti atau gulung tikar karena kehabisan modal. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah semacam itu adalah dengan mendatangkan investor. Jika ada investor yang tertarik menanamkan uang mereka, maka startup seperti mendapatkan darah segar untuk meneruskan operasi bisnis.

Kenyataannya, nilai investasi yang masuk ke startup atau perusahaan-perusahaan rintisan baru di Indonesia tidak main-main. Nilainya mencapai triliunan rupiah. Investor-investor itu bahkan datang dari luar negeri.

Alibaba, raksasa e-commerce Tiongkok, menyuntik dana ke Tokopedia, salah satu marketplace nomor satu di Indonesia, senilai 1,1 miliar dolar AS atau Rp 14,7 triliun. Tencen, juga dari Tiongkok, menggelontorkan 1,2 miliar dolar AS, atau Rp 16 triliun, ke Gojek.

Traveloka, situs penyedia layanan pemesanan kamar hotel dan pesawat, juga mendapat kucuran dana 500 juta dolar AS dari perusahaan keuangan dan perjalanan daring dunia; Expedia Inc, East Ventures, Hillhouse Capital Group, JD.com, dan Sequoia Capital.

Penelitian Google dan AT Kearney menyebutkan nilai investasi asing ke start-up Indonesia melonjak dari 44 juta dolar AS pada 2012 menjadi 1,4 miliar dolar AS akhir 2016, atau naik tiga kali lipat. Rentang Januari-Agustus, nilai investasi melonjak lagi menjadi 3 miliar dolar AS.

Muncul pertanyaan, mengapa investor asing gencar menggelontorkan uangnya ke perusahaan startup di Indonesia?

Jimmy Gani, pendiri Indonesian Competitiveness & Economic Development (ICED) Institute, mengatakan fenomena ini terjadi akibat ketiadaan venture capital, atau pemodal ventura, di Indonesia. Investor asing bisa mengukur besaran risiko setiap startup, pemodal Indonesia masih meraba-raba. "Investor asing tahu mana startup yang akan sukses," kata Gani.

Mifza Muzayan, Sales Operation and Strategy Lead Google Indonesia, punya pendapat lain. Menurutnya, investor asing tertarik mendanai startup lokal karena dalam lima tahun ke depan makro ekonomi Indonesia bernilai signifikan. "Gross domestic product per kapita Indonesia naik dari 2.600 pada tahun 2016 menjadi 6.000 tahun 2021," kata Muzayan.

Kendati banyak startup lokal yang mendapat suntikan dana dan menjadi besar, perusahaan rintisan akan tumbuh lebih besar lagi jika terus berinovasi. Menurut Presiden Joko Widodo, inovasi bisa apa saja. Salah satunya, penggunaan bahasa lokal.

Selain inovasi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk membangun dan mengembangan bisnis digital. Berikut empat di antaranya:

1. Peran co-founder

Pada tahap awal, co-founder biasanya memainkan sejumlah peran, seperti sebagai inisiator ide, eksekutor, bahkan operator. Agar berkembang, peran-peran ini harus diberikan kepada anggota tim yang lain. Dan peranan co-founder tidak lagi soal teknis, tapi sudah masuk ke ranah manajerial.

2. Pekerjakan bagian keuangan dan SDM

Dengan adanya anggota tim yang mengurusi bagian keuangan dan sumber daya manusia (SDM), co-founder bisa memfokuskan diri untuk melakukan hal lain, seperti mengoptimalkan pemasaran dan mencari pasar baru.

3. Pilih anggota tim terbaik

Mencari talenta terbaik sangatlah penting. Tim harus berisi orang-orang yang terbaik untuk mengoptimalkan perkembangan bisnis. Tidak hanya soal teknis atau yang berkaitan dengan keahlian masing-masing, tapi juga mengenai kemampuan berbagi dan berkembang bersama tim.

4. Kerjasama lintas bagian

Coba selaraskan kerjasama antarbagian, seperti tim pemasaran dengan tim IT. Dengan demikian, hal-hal teknis mengenai pemasaran bisa mulai dipetakan dan diselesaikan dengan pendekatan IT.


Related

Career 8992576384105770360

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item