Resensi Justice League: Awal Perkenalan dan Pertarungan

Resensi Justice League: Awal Perkenalan dan Pertarungan

Justice League
Sutradara: Zack Snyder
Produser: Charles Roven, Deborah Snyder, Jon Berg, Geoff Johns
Cerita dan Skenario: Chris Terrio, Joss Whedon, Zack Snyder 
(Berdasarkan komik Justice League karya Gardner Fox)
Produksi: DC Films, RatPac Entertainment, 
Atlas Entertainment, Cruel and Unusual Films
Distribusi: Warner Bros Pictures
Pemain: Ben Affleck, Henry Cavill, Gal Gadot, Ezra Miller, 
Jason Momoa, Ray Fisher, Ciaran Hinds, Amy Adams

Naviri.Org - Pasca kematian Superman, dunia seolah timpang, kedukaan di sebuah kota terlihat nyata dengan dibangunnya sebuah memorial, dipenuhi banyak bunga tanda duka. Bahkan koran harian terbit dengan headline ‘Dunia Tanpa Harapan’. Adegan pembuka seolah masih melanjutkan atmosfer akhir Batman v Superman: Dawn of Justice.

Kehidupan Lois Lane dan Martha Kent, sebagai orang terdekat pun, terlihat berubah. Bahkan mereka menjual rumah dengan ladang jagung di tepi kota. Lagu Everybody Knows milik Leonard Cohen yang dilantunkan Sigrid pun mengiringi suasana duka tersebut.

Kedukaan itu dimaknai lain oleh Batman. Di satu sisi, ia menjadi salah satu yang bertarung melawan Superman selain Doomsday, sebelum ia mati. Wonder Woman turut meyakinkan dirinya bukan pembunuh Superman. Kematian seorang jagoan tak bisa terus disesali, toh musuh terus hadir. Kali ini kekuatan jahat supervillain  Steppenwolf bersama pasukan Parademons jadi ancaman baru. Namun kemunculannya di film ini hambar. Tentu jauh dari sosok Joker yang masih punya layer dalam karakternya.

Antagonis yang satu ini terkesan hanya muncul untuk mengumpulkan tiga kotak Mother Box yang bisa membantunya mengancurkan bumi, dan menjadikannya sebagai makhluk berkuasa. Dalam masa sebelumnya, ketiga otak ini disimpan terpisah di negeri Amazon, Atlantis, dan kaum manusia.

Batman sadar, ia tak mampu menghadapi musuh seorang diri, kekuatan sosok Wonder Woman pun dianggapnya masih kurang. Manusia kalong dan perempuan tangguh itu harus mencari tambahan tenaga.

Singkat cerita, Bruce Wayne mulai gerilya mencari metahuman DC Comic seperti Aquaman (Arthur Curry) dan The Flash (Barry Allen). Sedang Diana Prince bertugas mencari Cyborg (Victor Stone). Lewat beberapa adegan, akhirnya mereka sepakat untuk bersatu dengan membawa motif-motif personal. Bersama empat jagoan ini, Batman masih merasa belum cukup. Ia berambisi Superman harus bisa dihidupkan kembali.

Saat Superman kembali bangkit, rencana untuk menyatukan kekuatan pun tak bisa dibangun semudah itu. Batman, Wonder Woman, Flash, Aquaman, dan Cyborg, mesti jalan lebih dulu menghalau Steppenwolf yang sudah berhasil mengumpulkan ketiga kotak tersebut, sampai akhirnya Superman bergabung.

Seperti kisah-kisah sebelumnya, hasil pertarungan antara kekuatan jagoan dan musuh ini cukup bisa diprediksi, bahkan pertarungan yang disajikan masih terhitung datar. Padahal seharusnya ada enam kekuatan berbeda menghajar satu penjahat dengan serdadu serangga bermata merah.

Melihat jumlah jagoan yang cukup banyak, apalagi ada tiga jagoan baru yang hadir, porsi yang diberikan jadinya sangat singkat menggambarkan kehidupan masing-masing. Termasuk soal menjelaskan alasan mereka mau bersatu menerima tawaran Batman. Apalagi durasi Justice League hanya sekitar 120 menit. Ini durasi terpendek ketimbang film DCEU sebelumnya. Batman v Superman: Dawn of Justice yang punya cerita lebih gelap mencapai durasi sampai 153 menit.

Karakter lebih banyak sedangkan durasi lebih pendek menghadirkan tantangan tersendiri bagi sutradara. Walau bagaimana pun episode ini adalah tahap perkenalan dan pertemuan awal bersatunya keenam jagoan.

Bagian akhir dari film ini pun memberi tanda bahwa Justice League memang hanya mula. The Flash masih penasaran dan menantang Superman adu cepat. Meski ia tetap konyol karena buta arah.

Tapi memang penonton harus berterima kasih kepada Barry Allen. Sosok ini sukses mencairkan suasana di antara kekakuan dan keseriusan sebagian besar karakter metahuman di Justice League. The Flash, karakter paling muda, tampil penuh humor.

Dari adegan dirinya mengunjungi sang ayah di penjara, tanpa tedeng aling-aling sepakat bergabung saat Batman datang ke markas kecilnya, atau pertanyaan-pertanyaan sederhana, seperti kekuatan apa yang sebetulnya dimiliki seorang Batman?

Dan tentunya dijawab dengan pendek namun angkuh oleh Bruce Wayne dibalik topeng kelelawarnya. Selebihnya, masih banyak hal yang sepertinya harus diperbaiki DC untuk sekuel Justice League, karena dari segi penceritaan dan pengadeganan terasa terburu-buru dan melompat-lompat.

Baca juga: Thor: Ragnarok, Pertarungan Dahsyat di Planet Asgard

Related

Film 5655162352164584158

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item