Kisah Orang yang Lolos dari Serangan Tiga Hewan Mematikan

Kisah Orang yang Lolos dari Serangan Tiga Hewan Mematikan

Naviri.Org - Di alam liar, ada banyak hewan mematikan yang memiliki serangan mengerikan, terkaman berbahaya, sampai gigitan beracun. Kebanyakan orang, biasanya, sudah trauma ketika menghadapi salah satu hewan di alam liar. Ada pula orang yang sampai harus dirawat di rumah sakit karena serangan hewan beracun. Namun, rupanya, di dunia ini ada orang yang telah tiga kali diserang hewan liar, dan selamat.

Orang yang beruntung—atau malah apes—itu bernama Dylan McWilliams, pemuda 20 tahun dari Colorado, Amerika Serikat. Hewan pertama yang menyerangnya adalah seekor hiu, saat ia melakukan seluncur di lepas pantai Hawaii.

"Ini sedikit gila," kata Dylan yang sedang berada pulau Kauai. "Saya agaknya sangat tidak beruntung, tapi toh ini sepertinya merupakan kemujuran dalam situasi yang sial."

Dia sedang santai menikmati ombak Pasifik pada Kamis pagi, ketika merasakan sesuatu menghantam kakinya. Dia menjelaskan, "Ternyata ada hiu di bawah saya. Saya lalu menendanginya - tendangan saya mengenainya setidaknya sekali - dan lekas berenang ke pantai secepat yang saya bisa."

Kepada media lokal, setelah serangan itu, ia mengatakan bahwa ia sempat panik melihat jejak darah yang tercecer. "Saya sampai tidak tahu apakah saya sudah kehilangan separuh kaki saya atau apa."

Ikan penyerangnya itu diyakini sebagai hiu harimau sepanjang sekitar dua meter, meninggalkan bekas gigi yang khas di kaki Dylan, yang kemudian membutuhkan tujuh jahitan.

"Ibu saya cemas sekali," Dylan berkisah tentang percakapannya dengan orang tuanya, segera setelah paramedis memeriksa cederanya.

Dylan adalah seorang petualang alam yang melakukan perjalanan dengan biaya seadanya, backpacking di seantero Amerika Serikat dan Kanada selama beberapa tahun terakhir, mendanai perjalanannya dengan pekerjaan-pekerjaan serabutan, mulai dari petugas peternakan hingga menjadi instruktur dalam pelatihan survival - hidup di alam.

Kakeknya adalah orang pertama yang mengajarinya teknik bertahan hidup dalam keadaan darurat di alam bebas saat ia berusia tiga atau empat tahun, membuatnya jadi orang yang cinta pada alam terbuka.

"Saya telah mengajar anak-anak dan orang-orang dewasa, siapa pun yang ingin, bagaimana bertahan hidup di alam liar dan hidup dari apa yang didapat, seperti yang dilakukan para penjelajah," kata penggemar Crocodile Hunter ini dari tempat kempingnya di sebuah pantai di Hawaii.

Keterampilan bertahan hidup inilah yang digunakannya Juli lalu, saat berkemah di Colorado. Saat itu, sekitar pukul 4 pagi, saat tidur di udara terbuka, dia mendadak terbangun dan mendapati kepalanya sudah dijepit di antara rahang beruang.

"Beruang hitam ini menyeret saya dengan mencengkeram bagian belakang kepala saya dengan mulutnya, dan saya melawan balik, menusuk matanya sampai akhirnya dia melepaskan saya dan membiarkan saya pergi," Dylan menjelaskan dengan ekspresif.

Teman-temannya terbangun karena keributan itu, tetapi beruang jantan sekitar 135 kg beratnya itu kemudian melengos pergi setelah ketemu batunya dalam berurusan dengan Dylan.

Petugas taman kemudian menangkap beruang itu keesokan paginya, dan setelah tes mengukuhkan bahwa darah Dylan ada di cakar beruang itu, penjaga taman alam itu membunuh sang beruang - itu prosedur di taman alam tertentu terhadap hewan berpopulasi banyak yang menyerang manusia.

Sembilan hujaman bekas gigi beruang di bagian belakang kepalanya meninggalkan bekas luka dan sakit ketika disentuh, tetapi pengalaman itu belum juga mengurungkan cinta pemuda terhadap alam terbuka.

"Saya selalu mencintai satwa dan menghabiskan waktu sebanyak mungkin dengan mereka," kata petualang ini dari pulau Kauai.

Dia menyebut, kejadian-kejadian itu lebih karena berada di tempat yang salah pada saat yang salah. "Saya tidak menyalahkan hiu, saya tidak menyalahkan beruang, dan saya tidak menyalahkan ular derik."

Dan ini membawa kita ke peristiwa sial Dylan tiga tahun lalu, yang sepintas merupakan yang paling tidak mengancam jiwa - serangan ular derik saat melakukan perjalanan hiking di Utah.

"Saya sedang berjalan di jalan setapak, dan suatu ketika saya menyangka telah menendang sebuah kaktus, tetapi saya tidak bisa melihatnya. Lalu saya melihat seekor ular berbisa yang kemudian mendengung."

Dylan, yang saat itu masih berusia 17 tahun, memutuskan untuk tidak pergi ke rumah sakit karena dia pikir hanya menderita gigitan kering - tanpa semburan bisa. Betapa pun, "ada sedikit racun juga, jadi saya agak sakit selama beberapa hari," kata pemuda yang bercita-cita jadi polisi itu.

"Kita harus menghormati wilayah hidup (hewan) tetapi saya yakin saya tidak menyerang atau memprovokasi serangan-serangan itu. Semuanya terjadi begitu saja."

Dylan McWilliams sekarang tidak sabar untuk bisa sembuh dari luka-lukanya agar bisa kembali menikmati ombak.

Kendati mengalami berbagai peristiwa nahas itu, ia menyerukan orang untuk menikmati alam bebas. "Saya masih naik gunung, masih menangkap ular, dan masih akan berenang di laut."

Ketika ditanya apakah dia membayangkan masih akan mengalami perjumpaan lainnya dengan satwa liar yang berbahaya, dia berkata, "Saya harap tidak, tapi saya menghabiskan sebagian besar waktu saya di alam terbuka, bersama satwa... jadi saya kira, apa pun bisa saja terjadi."

Baca juga: Okunoshima, Pulau yang Dikuasai Kelinci

Related

World's Fact 5310265896555036343

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item