Bahaya Toksoplasma pada Kehamilan

Bahaya Toksoplasma pada Kehamilan

Naviri.Org - Toksoplasma adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi yang ditimbulkan oleh mikroskopik parasit yang dinamakan toksoplasma gondii. Pada kehamilan, penyakit ini bisa berbahaya apabila menginfeksi plasenta janin. Apabila toksoplasma menyerang pada usia kehamilan trimester pertama, maka hal tersebut menyebabkan risiko janin Anda tertulari infeksi, dan risiko itu dapat berlipat ganda apabila infeksi terjadi pada trimester kedua.

Sementara apabila toksoplasma menyerang pada setidaknya tiga bulan sebelum kehamilan, dan segera dilakukan pengobatan, maka risiko bayi tertular akan lebih kecil.

Karenanya, disarankan agar memeriksakan terlebih dulu untuk mengetahui ada atau tidaknya infeksi toksoplasma pada diri Anda sebelum memutuskan untuk hamil. Sedang bagi Anda yang sudah telanjur terinfeksi, disarankan untuk menunda kehamilan terlebih dulu, setidaknya enam bulan ke depan.

Terjadinya infeksi toksoplasma dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut ini:
  1. Mengkonsumsi daging yang mentah, atau yang belum matang sempurna.
  2. Mengkonsumsi produk dan makanan yang belum dicuci.
  3. Meminum air yang telah terkontaminasi.
  4. Menyentuh tanah yang terkontaminasi oleh kotoran kucing atau bangkai kucing.
Yang perlu diingat, penularan toksoplasma tidak terjadi dari penderita ke orang lain. Toksoplasma hanya menular dari ibu ke janin yang ada dalam kandungannya, dan dari transfusi darah, serta transplantasi organ.


Pengaruh rokok orangtua terhadap bayinya

Penelitian terbaru menyebutkan bahwa urine (air seni) bayi-bayi yang terlahir dari orangtua perokok memiliki kandungan cotinine yang besarnya lima kali lipat jika dibandingkan dengan bayi-bayi yang terlahir dari orangtua yang bukan perokok.

Cotinine merupakan salah satu senyawa yang merupakan produk sampingan nikotin—senyawa berbahaya yang biasa ditemukan di dalam darah para perokok. Cotinine dapat membahayakan jantung serta pembuluh darah, dengan meningkatkan tekanan darah.

Penelitian yang dipimpin oleh Dr. MP. Wailoo dari University of Leicester, Inggris ini mengukur jumlah nikotin di dalam urine 71 bayi dengan orangtua perokok dan 33 bayi dari orangtua bukan perokok, pada waktu bayi-bayi tersebut berusia sekitar 10 hingga 12 minggu. Hasilnya ditemukan bahwa bayi yang salah satu orangtuanya merokok akan memiliki kandungan cotinine lebih besar 5,58 kali dibanding bayi-bayi yang orangtuanya bukan perokok.

Meskipun paparan cotinine dapat diperoleh dari pihak ayah atau ibu yang merokok, namun bayi yang memiliki ibu perokok memiliki kandungan senyawa cotinine yang lebih tinggi, yakni hingga empat kali lipat. Sementara bayi yang ayahnya seorang perokok mengandung senyawa cotininine dalam urine-nya sebanyak dua kali lipat.

Selain itu, para peneliti juga menemukan kenyataan bahwa bayi yang tidur dalam satu kamar dengan orangtua yang perokok cenderung memiliki kandungan cotinine yang lebih tinggi di dalam urine-nya.

Baca juga: Soal Konsumsi Es Selama Hamil

Related

Pregnancy 7488091880836865220

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item