Dampak Buruk dan Bahaya Memakan Daging Anjing

Dampak Buruk dan Bahaya Memakan Daging Anjing

Naviri.Org - Anjing lebih populer sebagai hewan peliharaan daripada hewan yang dimakan dagingnya. Namun, bukan berarti tidak ada orang yang mengonsumsi daging anjing. Di beberapa daerah, Indonesia maupun luar negeri, ada sebagian orang yang menganggap daging anjing juga bisa dikonsumsi, sebagaimana hewan-hewan lain semisal kambing.

Yang menjadi masalah, ada beberapa dampak buruk serta bahaya yang mengancam di balik konsumsi daging anjing. Sebelum membahas bahaya atau dampak buruknya, mari kita lihat kandungan gizi yang terdapat pada daging anjing.

Mengacu pada buku Tabel Komposisi Pangan Indonesia yang diterbitkan Persagi 2010, disebutkan bahwa nilai gizi per 100 gr daging anjing mengandung air 60,8 gr, energi 198 kkal, protein 24,6 gr, karbohidrat 0,9 gr, kalsium 1071 mg, abu 3 gr, besi 4 mg, natrium 1604 mg, kalium 226 mg, tembaga 0,1 mg, seng 2,8 mg tiamin 0,35 mg, dan riboflavin 0,2 mg.

Daging anjing mengandung natrium tinggi, jadi jika dikonsumsi terus menerus dalam jangka waktu lama bisa menjadi pemicu hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Selain memicu hipertensi, daging anjing juga berisiko mengandung cacing pita. Infeksi dari cacing pita pada anjing dapat menimbulkan penyakit yang menyerang sistem pencernaan bagi orang-orang yang mengonsumsi daging anjing.

Laporan One Green Planet juga mengungkapkan daging anjing salah satu penyebar rabies kepada hewan dan manusia. Di Filipina, setiap tahun ada sekitar 10.000 anjing dan 300 orang meninggal karena rabies. Catatan ini tentu cukup mengerikan, sehingga Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah berupaya mencegah penyebaran rabies dengan program vaksinasi. Di Bali, anjing liar harus divaksin untuk mencegah rabies. Sayangnya, penyebaran anjing liar yang cukup masif membuat pengawasan serta pencegahan rabies menjadi sangat sulit. 

Celakanya, kondisi peternakan anjing yang memiliki lingkungan tidak sehat makin menambah risiko. Tempat tinggal bagi anjing yang tidak layak, dan makanan yang tidak sesuai dengan nutrisi yang pas dan lainnya, bisa menyebabkan anjing mudah diserang penyakit. Pada akhirnya berisiko pada kesehatan manusia yang mengonsumsinya.

Selain itu, pemberian antibiotik serta vaksin yang berlebih untuk mencegah munculnya penyakit pada anjing, bisa juga jadi bumerang. Besarnya kandungan antibiotik pada daging anjing ini berbahaya bagi manusia. Jika manusia mengonsumsi daging anjing tersebut, maka sistem kekebalan tubuhnya akan berubah. Ketika mereka jatuh sakit, maka penyakit di tubuh mereka tidak akan mempan diobati dengan menggunakan antibiotik.

Konsumsi daging anjing juga berpotensi pada infeksi akibat parasit seperti E. Coli 107 dan Salmonella. Ada juga bahaya bahwa infeksi bakteri seperti anthrax, brucellosis, hepatitis dan leptospirosis dapat menyebar melalui daging anjing kepada manusia.

Laporan Change For Animal Foundation mengungkapkan bahwa konsumsi daging anjing, dan barang-barang yang disajikan dengan daging anjing terkait dengan penyebaran kolera. Perwakilan WHO di Vietnam, Jean-Marc Olive, memperingatkan bahwa makan daging anjing dapat meningkatkan 20 kali lipat pada risiko diare akut yang umumnya disebabkan oleh bakteri kolera.

Baca juga: Skandal Senyawa Berbahaya Dalam Makanan

Related

Health 5773551275463623783

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item