Ekspor Mobil Indonesia, dan Persoalan Pajak yang Mahal

Ekspor Mobil Indonesia, dan Persoalan Pajak yang Mahal

Naviri.Org - Mobil-mobil rakitan Indonesia saat ini telah diekspor ke negara-negara lain. Sayangnya, pasar ekspor mobil produksi dan rakitan Indonesia masih sebatas di negara-negara berkembang, dengan segmen mobil kelas bawah. Hal itu menjadi persoalan yang belum tuntas. Selain proses nilai tambah yang terbatas, bermain di segmen ini juga membuat teknologi otomotif yang dikembangkan di Indonesia hanya itu-itu saja.

Dirjen Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian, I Gusti Putu Suryawirawan, pernah mengatakan bahwa kemampuan ekspor yang terbatas pabrikan di Indonesia disebabkan karena model yang dibuat kurang cocok dengan permintaan pasar internasional. Pasar internasional akan lebih mudah mengakomodir mobil sedan, segmen yang justru tidak berkembang di Indonesia.

JATO Dynamics, lembaga riset otomotif yang berbasis di London, Inggris, pada awal tahun lalu merilis data penjualan mobil di seluruh Eropa pada 2016. Hasilnya, sedan memang punya peminat yang dominan. Di Eropa, berdasarkan klasifikasi dari European Commission, sedan masih ke dalam beberapa kategori bersama station wagon, yaitu C-segment, D-segment, dan E-segment.

C-segment menguasai pangsa pasar 20,2 persen. Di satu sisi, segmen MPV hanya berhasil menguasai pangsa pasar sebanyak 9,5 persen. Sementara yang paling tinggi adalah SUV, dari 4 mobil yang terjual sepanjang tahun lalu, satu di antaranya adalah SUV.

Kondisi serupa juga terjadi secara global, segmen sedan masih merajai pasar mobil dunia. Berdasarkan catatan lembaga yang sama, segmen sedan menguasai pasar di atas 40 persen.

IHS Markit, yang juga lembaga riset pasar, menunjukkan hal serupa. Pada Juli 2017, mereka mengeluarkan data tentang loyalitas konsumen di Amerika Serikat (AS). Disebutkan bahwa tingkat loyalitas konsumen sedan mencapai angka 48,6 persen. Artinya, hampir setengah pemilik sedan akan membeli sedan lagi jika ada uang.

Sebagai pembanding, tingkat loyalitas konsumen mobil jenis van hanya 31,8 persen, hatchback 27,1 persen, coupe 21,6 persen, serta convertible hanya 21 persen. Tercatat yang tertinggi seperti tercermin dari data penjualan di Eropa, adalah SUV. Tingkat loyalitas konsumen mobil tersebut mencapai angka 66,2 persen. Namun kondisi ini terbalik dengan yang terjadi pada pasar Indonesia.

Lembaga riset dan konsultan pasar Frost & Sullivan, mencatat penjualan sedan di Indonesia pada 2016 hanya 13.700 unit, turun 21,4 persen dibanding tahun sebelumnya yang menyentuh angka 17.422 unit. Sementara secara wholesales atau pengiriman dari pabrik ke dealer, total penjualan mobil sepanjang tahun lalu menyentuh angka 1.061.015 unit, ini sama saja tak sampai 2 persen pangsa pasar.

Salah satu penyebab sedan tidak berkembang di Indonesia adalah karena model ini dikenakan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) yang tinggi hingga 30 persen. Sementara segmen lain hanya 10 persen.

Kementerian Perindustrian sedang berusaha mengusulkan kepada Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan untuk menurunkan tarif PPn BM khususnya untuk segmen sedan kecil. Tujuannya untuk merangsang pasar domestik yang ujung-ujungnya bisa dikembangkan untuk pasar ekspor.

Baca juga: Ternyata, Indonesia Sudah Menjadi Negara Pengekspor Mobil 

Related

Business 7366274029320744206

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item