Gara-gara Kemunculan Vampir, PBB Menarik Stafnya dari Afrika

 Gara-gara Kemunculan Vampir, PBB Menarik Stafnya dari Afrika

Naviri.Org - Mungkin terdengar agak absurd kalau saat ini ada orang yang mengkhawatirkan munculnya vampir. Karena, bagaimana pun, kita tahu bahwa vampir hanyalah tokoh fiktif yang hanya ada dalam film atau novel-novel. Tapi isu dan kekhawatiran munculnya vampir benar-benar terjadi di Afrika, tepatnya di wilayah Malawi.

Isu kemunculan vampir di Malawi, Afrika, tampaknya bukan main-main. Dengan kata lain, isu itu sudah menjadi masalah serius. Sebegitu serius, sampai Presiden Malawi, Peter Mutharika, berjanji akan menuntaskan dugaan adanya serangan vampir di negaranya. 

Bagaimana pun, kejadian tersebut telah menewaskan tujuh orang warga, dan menyebabkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menarik stafnya dari sana.

Untuk memecahkan misteri, Mutharika telah memerintahkan seluruh penegak hukum dan aparat berwenang melakukan penyelidikan menyeluruh.

"Kami punya institut yang akan melakukan investigasi intensif agar kami bisa mengetahui ujung dari persoalan ini," ucap Mutharika, seperti dikutip dari AFP, Rabu (11/10).

Dalam rumor yang berkembang, dikutip dari media lokal Nyasa Times, vampir mengisap darah warga hingga tewas ketika mereka tidur di malam hari. Dikenal dengan nama setempat 'anamapopa', para vampir ini disebut sebagai pelaku ilmu hitam.

Para vampir menggunakan alat listrik atau bahan kimia untuk membuat korbannya tidak berdaya, mengisap darah mereka menggunakan sejenis alat khusus, lalu hilang dengan berubah menjadi kucing atau anjing.

Komisaris Distrik Mulanje, Reinghard Chavula, mengatakan rumor ini telah mengganggu kehidupan warga. Masyarakat mulai takut tidur di rumah, dan menggelar tikar untuk tidur di luar. Petani juga mulai enggan bertani dan memilih diam di rumah.

Masyarakat Malawi, salah satu negara termiskin di dunia, masih meyakini takhayul dan ilmu hitam. Isu mengenai vampir pertama kali datang dari negara tetangga, Mozambik.

Sementara itu,  Badan PBB untuk Keamanan dan Keselamaan (UNDSS) menarik staf mereka di distrik Phalombe dan Mulanje pada Senin (9/10), karena dianggap tidak lagi aman. Keyakinan adanya vampir pengisap darah ini juga pernah terjadi pada 2002 di Malawi, sama-sama memakan korban jiwa.

"Distrik ini sangat terpengaruh oleh cerita pengisap darah dan keberadaan vampir," ujar pernyataan UNDSS.

Menurut laporan UNDSS, sejak pertengahan September setidaknya ada lima orang yang tewas dihakimi massa karena dituduh vampir. UNDSS mengatakan staf mereka direlokasi ke tempat aman hingga situasi kondusif.

Baca juga: Geger Kemunculan Vampir Pengisap Darah di Afrika

Related

World's Fact 1280859522858256826

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item