Misteri Ambergris, Kotoran Paus yang Memiliki Harga Mahal

Misteri Ambergris, Kotoran Paus yang Memiliki Harga Mahal

Naviri.Org - Terdapat sebuah penemuan di Bengkulu, yang lalu memicu perbincangan banyak orang. Penemuan itu berupa ambergris. Sejak itu, orang-orang pun ramai menyebut-nyebut ambergris.

Sebenarnya, apa itu ambergris?

Ambergris adalah hasil sekresi dari saluran pencernaan paus sperma. Jika dilihat dari fisiknya, ambergris atau yang juga sering disebut "muntahan" paus adalah zat padat, lilin, dan mudah terbakar, yang diproduksi di usus ikan paus. Hingga saat ini belum pernah ada yang melihat paus mengeluarkan ambergris secara langsung.

Dikutip dari Livescience, Jumat (1/2/2013), para peneliti pun masih belum benar-benar yakin mengenai bagaimana paus sperma menghasilkan dan mengeluarkan benda ini. Namun, dugaan sementara, ambergris tidak keluar dari mulut, melainkan dari anus karena baunya.

Biasanya, mereka mengeluarkan zat ini karena "salah makan". Salah makan yang dimaksud adalah ketika paus sperma menelan benda tajam yang sulit dicerna, seperti paruh cumi raksasa.

Saat menelan benda semacam itu, mereka akan menciptakan sejenis lapisan lemak yang kemudian dikeluarkan. Biasanya, paus sperma jantan yang melakukan hal ini.

Chirstopher Kemp, penulis buku Floating Gold: the Natural (and Unnatural) History of Ambergris terbitan University of Chicago Press mengatakan bahwa ambergris mahal karena sangat langka. "Hanya satu persen dari 350.000 paus sperma yang benar-benar dapat membuatnya," kata Kemp.

Ambergris terproduksi di pencernaan, jadi sewaktu-waktu akan dikeluarkan. Untuk durasi atau rentang waktu paus sperma mengeluarkan ambergris belum ada catatannya hingga saat ini.

Ambergris memang dikenal sebagai pengawet parfum yang berharga fantastis. Padahal, setelah keluar dari tubuh paus, ambergris memiliki bau busuk dan berwarna persis seperti kotoran.

Namun, lama kelamaan, bau ini berubah menjadi wangi. Warnanya pun semakin lama berubah menjadi abu-abu. Matahari, udara, dan air laut mengoksidasi massa ambergris, airnya pun terus menguap. Hal itu membuat ambergris mengeras dan pecah menjadi potongan yang lebih kecil, yang mengambang di laut sebelum sampai ke bibir pantai.

Potongan yang lapuk (sudah lama di laut), akan memancarkan aroma manis dan harum yang sering disamakan dengan bau tembakau, pinus, atau musk.

"Kualitas dan nilai ambergris bergantung pada berapa lama ia mengambang di laut atau menua," kata Bernard Perrin, pakar ambergris.

George Preti, seorang ahli kimia wewangian dari Monell Chemical Senses Center, mengatakan, ambergris sangat disukai sebagai pengawet parfum karena molekulnya yang bersifat lipofilik, mirip dengan molekul parfum. Hanya saja, molekul ambergris lebih berat dan besar.

"Molekul bau memiliki afinitas tinggi untuk molekul liofilik lainnya, jadi keduanya berhubungan dengan molekul ambergris dan tidak memasuki fase penguapan sekaligus," kata Preti.

Selain hal yang disebutkan di atas, hingga saat ini masih banyak misteri tentang ambergris yang belum terpecahkan. Seperti mengapa benda ini banyak ditemui di belahan bumi selatan, padahal paus sperma berenang ke seluruh lautan dunia? Atau, mengapa hanya paus sperma, terutama yang jantan, yang mengeluarkan benda ini?

Baca juga: Dulu Ular Makan Katak, Sekarang Katak Makan Ular

Related

World's Fact 1995139684799114751

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item