Ganika, Prostitusi Mewah di Zaman India Kuno

Ganika, Prostitusi Mewah di Zaman India Kuno

Naviri.Org - Prostitusi setua umur manusia. Istilah itu sepertinya memang benar, karena praktik prostitusi telah ada ratusan atau bahkan ribuan tahun lalu. Di Romawi kuno, di Yunani kuno, sampai di India kuno, terdapat praktik prostitusi, dan kita bisa mempelajari kenyataan itu melalui buku-buku sejarah. Yang membedakan dari praktik prostitusi itu—dari zaman dulu sampai sekarang—mungkin hanya namanya atau bentuknya.

Dari semua jenis prostitusi kuno di dunia, mungkin yang bisa dikatakan paling mewah adalah di India. Di zaman kunonya dulu, kerajaan-kerajaan di negeri Hindustan ini sudah mengaplikasikan prostitusi kelas atas yang bernama Ganika. Tak seperti wanita-wanita biasa yang berkecimpung di ranah ini, Ganika sangat terhormat bahkan punya kedudukan yang tinggi. Ia pun tak melayani rakyat biasa, tapi raja dan juga para bangsawan lainnya.

Meskipun mereka punya kedudukan tinggi, tapi pada kenyataannya Ganika tetap saja alat pemuas. Padahal secara status ia sangat dihormati. Nah, masih soal Ganika, berikut adalah fakta-fakta dari prostitusi kuno kelas atas tersebut.

Cantik dan menggairahkan

Lantaran basisnya sama yakni prostitusi, maka nilai jual utama para Ganika adalah penampilan mereka. Ya, dalam sejarah tertulis kalau para wanita penghibur elit ini cantik-cantik semua. Tak hanya soal wajah, tapi juga bentuk tubuh yang bikin para pria menelan air liur.

Dua syarat ini penting bagi seorang Ganika. Selain karena sebagai senjata utama, mereka juga bertugas untuk melayani raja dan juga para bangsawan. Harus yang cantik dan indah karena kelasnya beda. Soal cantiknya Ganika, diceritakan pula jika kecantikan mereka sampai membuat masyarakat mengidolakannya. Bahkan mereka juga dianggap simbol kemakmuran dan kesejahteraan.

Tidak menikah namun terhormat

Menjadi Ganika adalah semacam kehormatan bagi yang terpilih. Alasannya, hal tersebut jadi bukti jika mereka memang cantik, serta juga tentang kehidupan yang lebih baik. Ya, hidup di kalangan raja, Ganika sangat terjamin segalanya. Meskipun begitu, Ganika harus memenuhi satu syarat yang seringkali membawa konflik batin. Ini adalah tentang larangan bagi mereka untuk memiliki suami.

Selamanya, Ganika tak boleh menikah. Sampai kapan pun tubuh mereka dimiliki oleh raja dan orang-orang terpandang. Uniknya, status tak menikah Ganika sama sekali tidak dipermasalahkan oleh masyarakat. Padahal ketika itu, orang-orang pasti akan ogah dengan mereka yang tak menikah. Ya, para janda dikatakan sebagai pembawa sial dan bahkan kalau bisa jangan muncul di depan umum.

Pintar menari dan menghibur

Tak hanya harus cantik dan bertubuh menggairahkan, para Ganika juga dituntut satu hal lagi. Ya, kemampuan mereka untuk menghibur dalam hal ini adalah menari. Para Ganika setidaknya harus hapal puluhan gerakan tari sebelum mulai direkrut sebagai wanita penghibur kelas atas.

Biasanya, Ganika memang dipakai untuk pertunjukan di kalangan kerajaan. Entah menari di depan utusan kerajaan lain, atau mungkin dalam acara-acara hiburan resmi. Menarik dan tidaknya Ganika juga bisa dilihat dari seberapa bagus mereka menari dan menghibur penontonnya.

Mendapatkan fasilitas kerajaan

Meskipun secara umum mereka tak lebih dari seorang wanita penghibur, tapi kerajaan sangat mengapresiasi eksistensinya. Selama hidup di kalangan elit ini, para Ganika akan dijamin segalanya. Bahkan mereka sepertinya juga dilayani layaknya wanita-wanita bangsawan.

Tak hanya itu, ketika para Ganika sudah agak tua, mereka pun diberhentikan dari aktivitas tersebut. Mereka kemudian dipekerjakan di kerajaan. Entah sebagai tukang masak, perawat, atau pelayan.

Hukuman berat bila melawan

Secara umum kehidupan Ganika terlihat menyenangkan. Hanya melayani kaum elit serta hidup dengan nyaman. Meskipun demikian, ada satu masa di mana Ganika akan mendapatkan perlakukan keji. Ya, ketika mereka tak mau melayani tuannya, maka para wanita penghibur ini akan mendapatkan hukuman yang sangat berat.

Setidaknya ada dua hukuman yang bakal diterima Ganika ketika mereka menolak perintah. Pertama adalah dicambuk di muka umum sebanyak seratus kali, dan yang kedua adalah denda sejumlah besar uang. Begitu ngerinya hukuman ini membuat Ganika mau tak mau harus melayani tuannya apa pun yang terjadi.


Related

Insight 4011316396141277027

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item