Kasus Keracunan Massal Terbesar Dalam Sejarah

Kasus Keracunan Massal Terbesar Dalam Sejarah

Naviri.Org - Kasus-kasus keracunan massal biasanya hanya dialami sekelompok orang yang jumlahnya bisa dibilang tak seberapa. Misal, sebagaimana yang pernah muncul beberapa kali di media, ada sekelompok anak yang mengonsumsi jajan yang tenyata mengandung bahan berbahaya. Sekelompok anak yang jumlahnya sekitar 10 orang itu pun sama-sama mengalami keracunan.

Di tempat lain, karena makanan kedaluwarsa, satu kampung bisa mengalami keracunan. Meski jumlah orang satu kampung tentu sangat banyak, tapi tetap jumlahnya sekitar seratusan orang. Nah, bagaimana kalau ada 20 juta orang yang mengalami keracunan massal?

Inilah kasus mengerikan yang terjadi di Bangladesh, tempat 20 juta orang sama-sama mengalami keracunan arsenik yang menyebar lewat air minum mereka. Karenanya, PBB pun sampai menyebut masalah ini sebagai kasus keracunan terbesar dalam sejarah.

Malang benar nasib warga miskin pedesaan Bangladesh. Selama dua dekade ini, 20 juta warga miskin negara itu mengonsumsi air yang tercemar arsenik.

Persoalan ini menjadi bukti buruknya tata kelola air oleh pemerintah. Kelompok pegiat hak asasi manusia, Human Rights Watch (HRM), mengungkapkan hal itu pada Rabu 6 April 2016. Dhaka belum memberikan komentar terkait laporan terbaru HRW.

Kondisi air yang tercemar arsenik itu menyebabkan rupa-rupa penyakit, sehingga sekitar 43.000 warga tewas karenanya. Sebagian besar mereka tinggal di pedesaan.

Arsenik mulai mencemari sumber air warga ketika pemerintah Bangladesh mengebor jutaan sumur tabung dangkal, untuk menyediakan air bersih bagi warga desa pada tahun 1970-an. Tidak disadari kalau tanah mengadung arsenik alami.

"Bangladesh tidak mengambil langkah nyata untuk membersihkan arsenik dari pasokan air minum jutaan orang miskin di pedesaan," kata peneliti HRW, Richard Pearshouse. "Tata kelola (air) yang buruk menjadi alasan tragedi besar ini tetap meluas," ujarnya.

Bangladesh sejatinya telah membangun sejumlah sumur tabung dalam, sebagai sumber air bersih dari bawah tanah yang tercemar arsenik. Menurut laporan HRW, tidak ada pengawasan yang tepat dan melekat dari pemerintah dalam mengamankan suplai air. Sementara Politisi setempat juga hanya memperhatikan sumur-sumur di daerah yang penduduknya lebih banyak mendukung mereka.

"Hal ini berarti situasinya hampir seburuk 15 tahun yang lalu," kata Pearshouse.

Organisasi Kesehatan Dunia PBB itu menyebut krisis arsenik Bangladesh sebagai "keracunan massal terbesar dari populasi dalam sejarah."

Paparan arsenik yang kronis ini bisa menyebabkan kanker hati, ginjal, kandung kemih dan kulit, dan penyakit jantung. HRW melaporkan, sebagian besar korban di Bangladesh tidak memiliki akses perawatan kesehatan.

Kelompok pegiat HAM ini mengingatkan, jutaan warga Bangladesh akan mati jika pemerintah dan pendonor internasional tidak bertindak untuk mengurangi pencemaran arsenik itu.

Menurut para dokter, air yang tercemar arsenik juga dapat menyebabkan keguguran, bayi lahir dengan berat rendah, dan pertumbuhan kognitif yang buruk pada masa kanak-kanak.

"Ini racun yang lambat. Anda akan menderita berbagai penyakit yang mengancam nyawa sebelum Anda menyadarinya," kata Tariqul Islam, peneliti University of Chicago, yang telah bekerja dengan ribuan orang yang terkena dampak.

Pemerintah Bangladesh selama ini menyatakan telah memasang sekitar 210.000 sumur tabung yang dalam, selama 12 tahun ini. Hal itu dilakukan untuk mengurangi krisis dan menguji air dari jutaan sumur dangkal untuk memastikan tidak ada pencemaran.

Laporan HRW memprediksi, paparan arsenik dalam air minum pada akhirnya akan membunuh hingga lima juta orang dari total 90 juta anak-anak yang bakal lahir antara tahun 2000 dan 2030.

Baca juga: Ancaman Bencana di Balik Mencairnya Es di Antartika

Related

World's Fact 3756882584265053262

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item