Nasib Bumi dan Ambang Kepunahan Manusia

 Nasib Bumi dan Ambang Kepunahan Manusia

Naviri.Org - Bumi telah lama menjadi tempat tinggal manusia, dan selama berabad-abad manusia melakukan segalanya di bumi, termasuk mencari makan, bekerja, berinteraksi... sampai membuat kehancuran.

Diakui atau tidak, manusia telah membuat banyak kehancuran di bumi, meliputi pembabatan hutan, mencemari air dan udara, menghilangkan habitat-habitat hewan, hingga meledakkan perang yang membunuh jutaan orang. Hal-hal negatif semacam itu tidak berhenti dari masa ke masa, dan manusia tampaknya tidak menyadari bahwa itu semua akan berdampak negatif bagi kehidupan mereka sendiri.

Kini, bumi semakin tenggelam dalam nasib buruk, dan kehidupan manusia telah sampai di ambang kepunahan. Jika manusia tidak menjadi makhluk luar angkasa dalam lima abad ke depan, manusia bisa jadi akan punah. Begitulah yang dikatakan oleh fisikawan dan kosmolog paling terkenal di dunia, Stephen Hawking, pada November 2017.

Sebelumnya, beberapa bulan yang lalu, Hawking juga pernah mengatakan bahwa 100 tahun ke depan bisa jadi adalah masa paling berbahaya dari planet Bumi. Bahaya Bumi pada masa itu ia yakini akan disebabkan oleh perang nuklir, wabah virus buatan, pemanasan global, hantaman asteroid, dan populasi yang berlebih.

Ketika tampil dalam sebuah presentasi video di Tencent Web Summit di Beijing, China, pada 5 November 2017, Hawking kembali mewanti-wanti bahaya tinggal di Bumi di masa depan, dan menyarankan manusia untuk mencari tempat tinggal baru di luar Bumi.

Hawking menyebut, melonjaknya jumlah populasi manusia dan meningkatnya kebutuhan akan energi, dapat membuat Bumi tak lagi layak untuk dihuni pada tahun 2600. Itu berarti, manusia hanya punya waktu kurang dari 600 tahun untuk meninggalkan Bumi.

Media Inggris The Sun mewartakan, Hawking menyarankan kita untuk bertindak bersama dan “dengan berani pergi ke tempat yang belum siapa pun kunjungi sebelumnya”.

Selama presentasi, Hawking juga menyoroti Breakthough Starshot, proyek 100 juta dolar AS yang bertujuan untuk mengembangkan pesawat luar angkasa mini (nanocraft) yang disebut-sebut akan memiliki kecepatan gerak sebesar 20 persen kecepatan cahaya dengan tenaga laser. Ilmuwan asal Inggris itu menyebut, Starshot adalah penelitian yang potensial.

Hawking dan anggota tim Starshot lainnya menjelaskan, secara teori nanocraft semacam itu dapat sampai dari Bumi ke Mars dalam waktu kurang dari satu jam.

Sementara untuk sampai ke exoplanet (planet di luar tata surya) terdekat Bumi yang mungkin bisa dihuni manusia, misalnya Proxima B, nanocraft itu hanya perlu waktu sekitar 20 tahun.

Pete Worden, direktur eksekutif Breaktrough Starshot yang juga mantan kepala Ames Research Center NASA, optimis dengan penelitian timnya itu.

“Mungkin jika semuanya berjalan lancar, suatu hari nanti setelah pertengahan abad ini, kita akan memiliki gambaran planet lain yang mengorbit bintang terdekat yang bisa menampung kehidupan,” kata Worden, sebagaimana dikutip Space.com dari The Sun.


Related

Science 4764807033214041273

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item