Aneurisma Aorta, Tidak Populer tapi Berbahaya

Aneurisma Aorta, Tidak Populer tapi Berbahaya

Naviri.Org - Istilah aneurisma aorta banyak diperbincangkan orang Indonesia, setelah Bondan Winarno dikabarkan mengidap penyakit tersebut. Bondan Winarno, seorang penulis dan selebritas yang lekat dengan dunia kuliner Indonesia, beberapa waktu lalu meninggal dunia, dan dikabarkan dia menderita aneurisma aorta. Memang tidak terkonfirmasi apakah meninggalnya Bondan Winarno karena aneurisma aorta atau sebab lainnya.

Kenyataannya, sebelum meninggal, Bondan Winarno pernah menceritakan penyakit yang dideritanya tersebut. Terkait aneurisma aorta, penyakit itu bisa dibilang tidak populer—karena jarang disebut orang—tapi ternyata sangat berbahaya bagi yang mengidapnya.

Apa yang dimaksud dengan aneurisma aorta?

Aneurisma aorta adalah penggelembungan pada dinding pembuluh arteri utama. Aneurisma juga bisa terjadi pada pembuluh darah di bagian otak. Ryu Hasan, seorang dokter bedah syaraf, mengatakan pengidap aneurisma harus ekstra waspada karena sewaktu-waktu bisa pecah. Kalau sampai pecah, yang bersangkutan bisa tidak sadar, dan meninggal dunia karena pendarahannya tidak terkontrol.

Menurut Rachel Bell selaku dokter bedah vaskuler di Rumah Sakit St Thomas, London, diameter pembuluh aorta orang dewasa mencapai 1,5 cm hingga 2 cm.

"Aneurisma biasanya berkembang perlahan, sekitar 1 mm hingga 2 mm per tahun. Begitu pembuluh aorta mencapai ukuran tertentu, risiko pecah terlalu tinggi dan operasi diperlukan untuk memperbaikinya. Aneurisma biasanya dikategorikan besar ketika diameter pembuluh mencapai 5,5 cm," terang Bell, sebagaimana dikutip Yayasan Jantung Inggris.

Sebanyak tiga-perempat dari seluruh kasus aneurisma terjadi di bagian perut. Data menunjukkan aneurisma aorta menyebabkan 5.000 kematian di Inggris setiap tahun.

Penyebab aneurisma aorta

Dokter Ryu Hasan mengatakan penyebab aneurisma aorta adalah faktor keturunan. "Sejak lahir ada kelemahan pada beberapa bagian dinding pembuluh darah. Karena lemah jadi menggelembung," ujarnya.

Namun, menurut Rachel Bell, ada pula faktor yang meningkatkan risiko terjadinya aneurisma, seperti merokok. "Anda bisa mengurangi risiko, walau risiko karena genetika tidak bisa diubah," ujarnya.

Gejala aneurisma aorta

Dalam sebagian besar kasus, tiada gejala aneurisma sehingga harus dilakukan tes ultrasound untuk menelisiknya. Namun, jika aneurisma semakin besar, perasaan tidak nyaman kian bertambah di perut.

Sebelum aneurisma membesar, diperlukan pemantauan secara rutin sehingga dapat dideteksi sejak dini.

Baca juga: Benarkah Air Alkali Berkhasiat untuk Kesehatan?

Related

Health 8433140553275699226

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item