Sarahah, Aplikasi Olah Pesan yang Kontroversial

 Sarahah, Aplikasi Olah Pesan yang Kontroversial

Naviri.Org - Ada banyak aplikasi yang ditawarkan, dan yang dapat kita instal di smartphone yang kita gunakan. Dari aplikasi pemutar video sampai aplikasi olah pesan. Untuk aplikasi olah pesan, orang biasanya menggunakan aplikasi itu untuk tujuan berkirim dan menerima pesan dari teman-teman. Biasanya berkirim pesan menggunakan aplikasi semacam itu lebih murah, dibandingkan menggunakan SMS.

Namun, aplikasi oleh pesan yang ditawarkan di smartphone ternyata tidak sesederhana yang kita bayangkan. Ada pula aplikasi serupa yang sama ditujukan untuk olah pesan, namun rentan disalahgunakan. Sarahah adalah salah satunya. Sejak pertama kali muncul, aplikasi Sarahah menjadi sorotan warganet dunia. Hal ini disebabkan karena fiturnya yang rawan disalahgunakan untuk melakukan pelecehan.

Mungkin hampir semua individu di dunia modern kini setidaknya memiliki dua kehidupan: satu di dunia nyata, dan satu lagi di dunia maya.

Di dunia nyata, seseorang mungkin hanya memiliki tiga atau empat teman dekat. Tapi di dunia maya, dia mungkin memiliki lebih dari 500 teman di Facebook, belum lagi di akun media sosial lain.

Di dunia nyata, seseorang mungkin lemah lembut, malu-malu, takut menyuarakan bagaimana perasaannya terhadap sesuatu. Tapi individu yang sama mungkin bersikap 180 derajat dalam melakukan curhat dan menyuarakan pendapat tentang situasi yang tidak mereka sukai melalui pembaruan status-status media sosial.

Manusia memang memiliki kebutuhan untuk mencurahkan isi hati agar terhindar dari penyakit psikis misalnya depresi. Namun terkadang kanal-kanal digital membawa para penggunanya terlalu jauh ke arah yang salah.

Zain al-Abidin Tawfiq terinspirasi kondisi sosial tersebut, sehingga lahirlah Sarahah. Sarahah pada dasarnya berarti 'kejujuran' dalam bahasa Arab. Tawfiq sebenarnya menujukan aplikasi tersebut untuk karyawan perusahaan yang ingin menyampaikan keluh kesah secara gamblang kepada atasan atau perusahaan mereka.

Yang membuatnya spesial adalah, Sarahah memungkinkan pengguna untuk mengirim pesan teks tanpa nama atau identitas (anonim) satu sama lain, tanpa harus mencari tahu siapa yang mengirim pesan untuk dibalas.

Kirim pesan tanpa nama ini menjadi faktor utama, karena pengguna dapat mengirim pesan blak-blakan ke teman, kolega, atau bahkan atasan, tentang bagaimana perasaan mereka.

"Saya menyarankan bahwa aplikasi ini bisa digunakan untuk 'meningkatkan persahabatan Anda dengan menemukan kekuatan untuk memulai perbaikan'," kata Tawfiq seperti dilansir dari The Sun.

Sarahah memulai langkah sebagai sebuah situs web pada November 2016. Tujuannya sama sejak awal, yakni untuk memungkinkan karyawan membagikan umpan balik yang jujur kepada atasan mereka khususnya di Arab Saudi. Komentar yang datang hanya dapat dilihat oleh sang penerima.

Namun kini layanan tersebut telah menjadi cara lain bagi orang untuk mencari validasi dari orang lain, baik secara diketahui dan tidak identitasnya.

Tawfiq meluncurkan versi bahasa Inggris. Seperti banyak aplikasi olah pesan anonim sebelumnya, aplikasi baru ini telah berkembang pesat di kalangan remaja. Kelompok milenial yang merupakan kelompok orang-orang sedang mencari jati diri sehingga ingin mengetahui bagaimana ia dilihat oleh dunia dan teman-temannya.

Kini orang tidak hanya menggunakan Sarahah karena mereka menginginkan umpan balik. Yang membuat Sarahah populer kini adalah para pengguna memasangnya karena mereka ingin tahu apa pendapat dunia tentang mereka.

Apakah dunia memikirkan hal-hal baik tentang saya? Atau melihat sebagai pecundang? Apakah dunia ingin tahu rahasia cinta saya? Atau akankah teman-teman saya sendiri menganggap saya sebagai orang bodoh?

Sejumlah pengguna bahkan mempromosikan profil Sarahah mereka di berbagai media sosial lain seperti Instagram untuk mengajak banyak orang memberikan "umpan balik" anonim.

Terjadi pergeseran tujuan, menjadi apakah dunia membenci atau mencintai seseorang. Para pengguna tidak lagi menginginkan umpan balik jujur. Mereka hanya ingin tahu bahwa dirinya penting.

Meski menyediakan pilihan apakah hanya pengguna yang diizinkan yang dapat mengirim pesan, namun secara default pilihan tersebut mengizinkan semua pengguna.

Aplikasi ini tidak memungkinkan pengguna untuk membalas komentar yang dibuat oleh pengguna anonim. Pengguna hanya bisa mendapatkan log aplikasi dari aktivitas terakhir yang dilakukan, seperti komentar yang dikirim dan diterima. Ditambah kontak yang ditandai sebagai favorit.

Ada banyak kritik mengenai teks kebencian, perundungan siber, komentar kasar dan cabul, umpan balik yang vulgar dan menjengkelkan, yang menunjuk ke Sarahah. Mengingat masukan yang datang bisa dari orang yang benar-benar asing.

Beberapa pengguna, bahkan menyampaikan keluhannya melalui tinjauan di App Store iOS, tentang contoh pesan rasis dan pelecehan lainnya. Bahkan, Sarahah memiliki penilaian bintang 3,3 di Google Play dan hanya 2 bintang pada App Store.

Salah satu kelemahan utama aplikasi ini adalah tidak adanya fitur verifikasi usia. Fitur lain yang meresahkan dari aplikasi ini adalah permintaan untuk mengakses kontak, foto, media, dan aplikasi lain dari ponsel, yang seperti memberikan pintu bagi para peretas. Secara jelas, pihak Sarahah sendiri menyangkal bahwa mereka peretas.

Cyber Security Expert of District Legal Services Authority, Akshay Bajpai, mengatakan kepada The Pioneer, bahwa satu-satunya cara untuk menghindari situasi ini adalah orang tua harus tetap waspada dan mengawasi apa yang anak-anak mereka lakukan di media sosial.

"Saya yakin tidak semua orang yang mengunduh aplikasi menggunakannya dengan cara yang menyakitkan, namun orang tua harus memantau jenis komunikasi yang didapat anak mereka. Dan, jika belum mengunduhnya, dorong mereka agar tidak membuat akun Sarahah," ujarnya.

Sarahah bukanlah aplikasi pertama dari jenisnya. Pada 2014, ada Secret dan sebelum itu, pada tahun 2012, ada Whisper.

Seiring waktu, penggunaan aplikasi ini menurun karena semua aplikasi anonim hadir dengan sisi gelap yang tidak disengaja—selalu ada orang yang mengirim pesan yang menghina atau menggunakan bahasa yang kasar dan tidak pantas. Karena banyak individu menjadi mangsa bentuk penindasan maya ini, mereka akan berhenti menggunakan dengan sendirinya.

Melihat fakta yang ada, Sarahah tampaknya akan bernasib sama.

Baca juga: Mengapa Ada Banyak Orang Kecanduan Facebook?

Related

Smartphone 7555463323725051816

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item