Benarkah Anak Kembar Saling Memiliki Telepati?

Benarkah Anak Kembar Saling Memiliki Telepati?

Naviri.Org - Ada semacam kepercayaan di kalangan masyarakat, bahwa anak kembar memiliki semacam telepati untuk merasa “saling terhubung”, meski jarak mereka berjauhan. Jika A dan B adalah saudara kembar, misalnya, A dan B akan merasa terhubung meski jika keduanya ada di kota berbeda, atau bahkan di negara berbeda.

Kesalingterhubungan itu biasanya dalam bentuk firasat. Misal, A sedang sakit di kotanya, dan B—yang jaraknya jauh—bisa merasakan hal itu, menyadari tubuhnya sendiri terasa tidak enak atau ada yang tidak beres. Selain firasat semacam itu, gaya penampilan atau kecenderungan saudara kembar pun umumnya serupa, meski keduanya tinggal berjauhan, dan meski mereka tidak saling janjian terlebih dulu.

Cerita-cerita tentang anak kembar seringkali membuat orang beranggapan bahwa mereka mempunyai kesukaan yang sama dan mengalami banyak kejadian serupa. Konon, pasangan kembar bahkan sanggup mengetahui pikiran dan perasaan satu sama lain tanpa bicara terlebih dulu.

Keunikan hubungan anak kembar ini pada awalnya pernah ditulis oleh John Wesley, seorang pendeta asal Inggris yang mendirikan Gereja Metodis, dalam jurnal hariannya yang ditulis pada 7 April 1781.

Wesley mengungkapkan bahwa sepasang anak perempuan kembar yang ia temui pada suatu hari punya sebuah keunikan, yakni memiliki rasa simpati yang ajaib: ketika salah satu dari mereka sakit atau mengalami hal lain, saudara lainnya juga merasakan. Wesley juga menuliskan bahwa kedua orang itu bahkan kerap memiliki mimpi yang sama meski mereka tinggal di tempat berbeda.

Sedangkan, kata “telepati” pertama kali digunakan oleh Frederic Myers dan dua rekannya dalam penelitian, Edmund Gurnet dan Frank Podmore, yang mendirikan Society for Physical Research (SPR). Pada 1882, mereka melakukan survei besar tentang fenomena “keunikan” pasangan kembar yang  lumrah dianggap bisa merasakan keadaan satu sama lain. Dari survei itu mereka pun berkomentar:

"Bila di antara dua orang terdapat ikatan telepati yang dapat mempengaruhi satu sama lain, kita mungkin menjumpai hal itu pada sepasang anak kembar."

Namun, waktu itu para pakar masih meragukan kebenaran “telepati” tersebut. Maka kajian tentang telepati anak kembar terus dilakukan. Satu setengah abad setelah penelitian Myers, pakar anak kembar dari University of Minnesota, Dr. Nancy Segal, menyatakan dalam bukunya, berjudul Entwined Lives, "Tidak ada bukti bahwa anak kembar memiliki kemiripan yang disebabkan oleh komunikasi antara mereka sendiri". Nancy pun menegaskan bahwa sampai saat ini pun tidak ada bukti empiris bahwa anak kembar memiliki "telepati".

Pada 1965, dua dokter mata dari Philadelphia mengklaim mereka telah mampu menunjukkan bahwa akhirnya telepati bisa direkam. Mereka mengirim gelombang alfa ke dalam otak salah satu anak kembar, dan dalam waktu bersamaan otak anak kembar lainnya juga menunjukkan gelombang alfa.

Meski begitu, dalam pendahuluan jurnal mereka, keduanya mengakui masih banyak kelemahan dari eksperimen ini, dan setelahnya ada sejumlah kritik terhadap temuan mereka karena ternyata ada beberapa reaksi yang tidak mirip di antara anak-anak kembar yang menjadi objek penelitian mereka.

Perkembangan emosi dan karakter anak kembar sangat dipengaruhi oleh perlakuan keluarga dan lingkungan sosial. Bila mereka dibesarkan bersama, dalam lingkungan yang sama, tak heran mereka mudah memahami pikiran dan perasaan satu sama lain. Jika sebaliknya, besar kemungkinan mereka mengalami perkembangan psikososial yang berbeda, sehingga yang satu mungkin saja kesulitan membayangkan diri berada dalam situasi saudaranya.

Meskipun ada fenomena di mana anak kembar memiliki kesukaan yang sama, para psikolog sebenarnya masih mempertanyakan apakah itu kebetulan atau bawaan.

Hambatan utama bagi para peneliti yang hendak menelaah “telepati” itu ialah kemunculannya yang spontan, sehingga sulit untuk dikaji di laboratorium. Belum lagi kenyataan bahwa keterhubungan itu tak hanya dialami oleh anak-anak kembar.

Pasangan saudara yang tidak kembar sekalipun, bisa saja mengalami hal-hal yang mirip, dan mempunyai kepribadian serupa, karena faktor genetis dan lingkungan.


Related

Parenting 82065199506088180

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item