Jack Ma, Guru Miskin yang Menjadi Orang Terkaya di China

Kisah Hidup Jack Ma, Orang Terkaya di China

Naviri.Org - Jack Ma dikenal sebagai pendiri e-commerce Alibaba yang beralamat di alibaba.com. Di internet, Alibaba adalah e-commerce terbesar di Cina, sekaligus perusahaan dengan omset miliaran dollar. Karena kenyataan itu pula, Jack Ma pun menjelma sebagai orang terkaya di China, sekaligus orang terkaya nomor dua di Asia. Tetapi, ternyata, perjalanan hidup Jack Ma tidak bisa dibilang mulus. Ia besar bersama kekurangan, lalu menjalani proses perjuangan panjang hingga bisa seperti sekarang.

Lahir di masa jaya komunisme Tiongkok pada tahun 1964, Jack Ma terlahir dengan nama Ma Yun. Orangtuanya bekerja sebagai pingtan performer (musik bernarasi), sehingga Jack Ma menjalani kehidupan yang sederhana.

Kegagalan sempat bersahabat dengannya, tetapi kini Jack Ma sudah mendulang buah kerja kerasnya. Inilah beberapa kisah dan perjuangan Jack Ma yang bisa membuat kita terinspirasi

Guru miskin yang pantang menyerah

Jack Ma kini resmi menjadi orang terkaya di Cina dengan kisaran total kekayaan mencapai 26,5 juta dollar AS. Dia juga menjadi penggagas perusahaan e-commerce paling sukses mengalahkan eBay dan Amazon, dengan rekor penawaran saham perdana (IPO) mencapai 150 miliar dollar AS. Kini, Jack hanya memiliki 7,8 persen saham Alibaba. Selain itu, dia juga masih memiliki 50 persen saham di sistem pembayaran online, Alipay. Semua itu diraihnya setelah jalan panjang dan berliku.

Kunjungan Presiden AS, Richard Nixon, ke Hangzhou pada tahun 1972 memudahkan kesempatan Jack Ma memelajari bahasa Inggris. Banyak turis asing yang datang ke kota kelahirannya. Ini yang membuatnya ingin mendalami bahasa tersebut agar mudah menjadi pemandu wisata.

Selama delapan tahun, dia sengaja gowes naik sepeda selama 40 menit setiap hari ke sebuah hotel di dekat distrik West Lake Hangzhou agar bisa bertemu turis asing. Ia menawarkan diri menjadi pemandu turis, gratis, hanya untuk berlatih Bahasa Inggris. Dia juga membeli radio sehingga bisa mendengarkan siaran bahasa Inggris setiap hari.

Namun, dunia pendidikan yang harus dilakoninya memang tak semudah seperti mewujudkan keinginannya belajar bahasa Inggris. Jack tak lulus ujian sekolah dasar sampai dua kali, saat masuk sekolah lanjutan gagal lulus ujian bahkan sampai tiga kali. Tak hanya itu, dia sempat ditolak tiga universitas, sebelum akhirnya berlabuh di Hangzhou Normal University. Setelah lulus, hanya sebuah universitas lokal yang mau menerimanya mengajar bahasa Inggris dengan bayaran sekitar 12 –15 dollar AS per bulan.

Sejumlah perusahaan kenamaan dilamar, tetapi tak ada yang mau menerimanya. Jack Ma mengenang, “Ketika KFC mulai membuka gerai di Cina, ada 24 orang yang melamar kerja di sana, dan 23 di antaranya diterima. Hanya saya satu-satunya yang ditolak,” katanya.

Ketika ingin bergabung dalam satuan kepolisian di Cina pun Jack Ma gagal. Tampaknya, postur tubuhnya yang mungil menjadi penghalang. Meski begitu, tidak ada kata menyerah dalam kamus miliknya.

Menjemput peluang di Amerika Serikat

Di saat upaya mendapatkan pekerjaan yang layak menemui jalan buntu, Jack Ma berusaha menciptakan peruntungannya sendiri. Dia justru terus belajar dan berusaha menemukan jalan keluar. Dua kali membangun startup atau perusahaan rintisan, Jack Ma gagal. Sampai akhirnya dia mendapatkan kesempatan mengikuti proyek pembangunan jalan raya di AS pada tahun 1995. Itulah perkenalan Jack Ma dengan komputer dan internet.

Sebagaimana diketahui, kala itu komputer merupakan barang langka di Tiongkok sehingga harganya sangat tinggi. Selain itu, jaringan internet ataupun e-mail juga tidak ada sama sekali. Ketika ingin mencoba melakukan pencarian pada mesin pencari di internet, Jack Ma menemukan tidak ada satu laman pun yang berkaitan dengan kata ‘China’. Dia pun berpikiran untuk segera memperkenalkan negaranya ke internet.

Membangun startup e-commerce 

Penawaran saham perdana (IPO) Alibaba pada pertengahan tahun 2014, menjadi yang terbesar dalam sejarah perusahaan teknologi. Saham Alibaba melonjak 38% dari harga 68 dollar AS menjadi 92,7 dollar AS di New York Stock Exchange (NYSE). Perusahaan Alibaba kini bernilai lebih dari US$ 231 miliar. Ini menjadikan Alibaba sebagai perusahaan teknologi paling berharga keempat di dunia, setelah Apple, Google, dan Microsoft.

Semua itu berawal dari hasil rayuannya kepada 17 rekan untuk membantunya membangun Alibaba pada tahun 1998. Investor asing mulai datang setahun setelahnya dari Softbank dan Goldman Sachs, sebesar 25 juta dollar AS. Dalam tiga tahun pertama, Alibaba kesulitan meraih untung. Masalahnya terdapat pada satu hal krusial dari startup miliknya, tidak ada sistem pembayaran yang mendukung.

Solusinya, Jack Ma menciptakan sistem pembayaran sendiri bernama Alipay. Sistem ini bisa memudahkan transaksi jual beli internasional yang bisa dilakukan di Alibaba. Banyak yang ragu dengan idenya itu, bahkan mereka berpikir bahwa itu adalah ide paling bodoh. Namun, kini sudah ada 800 juta orang yang menggunakannya.

Kata Jack Ma, kalau kita ambil pisang dan uang ditaruh di depan moyet, moyet pasti pilih pisang, karena moyet tak tahu duit bisa beli banyak pisang.

Di dalam kehidupan nyata, kalau taruh uang dan kesehatan di depan manusia, biasanya kebanyakan orang pilih uang, karena mereka belum tahu "kesehatan" sebenarnya bisa mengantikan lebih banyak uang dan bahagia.

Baca juga: Daftar 500 Orang Terkaya di Dunia

Related

Insight 4020652499895936234

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item