Bahasa-bahasa yang Hampir Punah di Dunia

Bahasa-bahasa yang Hampir Punah di Dunia

Naviri.Org - Bahasa adalah cara manusia berkomunikasi, baik lewat lisan maupun lewat tulisan. Melalui bahasa, satu orang bisa memahami maksud orang lainnya. Melalui bahasa pula, berbagai ilmu pengetahuan terdokumentasi, tersimpan, dan bisa diwariskan ke generasi setelahnya.

Yang unik, bahasa tumbuh di komunitasnya masing-masing. Ada banyak daerah dan wilayah yang memiliki bahasa lokal sendiri, sebagaimana orang Jawa biasa berbahasa Jawa, orang Sunda berbahasa Sunda, dan seterusnya. Masing-masing bahasa itu digunakan orang-orang di komunitasnya, meski bisa pula dipahami orang lain dari komunitas atau wilayah lain.

Di dunia ini, ada banyak sekali bahasa yang tumbuh di berbagai komuinitas, di berbagai wilayah, di berbagai negara. Bahasa-bahasa itu ada yang masih digunakan banyak orang, ada pula yang kian sedikit penggunanya. Beberapa bahasa bahkan terancam hampir punah, karena makin sedikit yang menggunakan.

UNESCO mengestimasi, jika tak ada tindakan apa-apa, setengah dari 6.000 bahasa yang dipakai di dunia akan hilang hingga akhir abad ini.

Dugaan itu bisa terjadi jika umat manusia tidak melakukan upaya apa-apa. Kenyataannya, masih ada cara untuk mencegah bertambahnya bahasa-bahasa yang punah. Dan upaya revitalisasi bahasa terbukti pernah berhasil di beberapa belahan bumi.

Di Jepang, Bahasa Ainu pernah sangat mendekati kepunahan. Tahun 2007, hanya ada sepuluh orang pengguna aktif bahasa ini. Ancaman kepunahan bukan tanpa alasan. Selama ratusan tahun, suku Ainu yang merupakan salah satu penduduk asli Jepang, telah diabaikan dan diskriminasi. Kelompok ini dipaksa untuk berasimilasi dengan budaya Jepang pada umumnya.

Pada tahun 2008, pemerintah Jepang akhirnya mengakui suku Ainu sebagai masyarakat adat Jepang. Pengakuan ini mengembalikan kepercayaan diri suku Ainu. Mereka yang mengerti bahasa Ainu tetapi enggan menggunakannya karena diskriminasi, kembali menggunakannya dan menambah daftar pengguna aktif. Bahasa Ainu juga kemudian didokumentasikan, dan dijadikan alat ajar dalam pelajaran bahasa.

Di Australia Selatan, ada Bahasa Kaurna. Bahasa ini bahkan sudah bisa dikatakan punah dalam periode satu abad. Tetapi kemudian muncul satu gerakan untuk merevitalisasi Bahasa Kaurna. Beruntung, ia terdokumentasi dengan baik. Pendokumentasian adalah salah satu cara untuk merevitalisasi bahasa.

Di Switzerland, Bahasa Romansch sempat menghadapi kondisi sulit karena dialeknya yang beragam, dan sangat berbeda antara satu sama lain. Ia juga ditinggalkan generasi muda yang memilih bekerja di kota-kota berbahasa Jerman. Tahun 1980, Romansch Grischum mendapat status sebagai salah satu bahasa resmi di Switzerland. Sejak itu, ia semakin sering digunakan dalam percakapan, baik di radio maupun televisi.

Baca juga: Apa yang Terjadi jika Suatu Bahasa Hilang dari Dunia?

Related

Science 3513483681367696639

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item