Bagaimana Manusia Mengenal dan Menciptakan Kreativitas?

Bagaimana Manusia Mengenal dan Menciptakan Kreativitas?

Naviri.Org - Istilah kreativitas atau creativity dicetuskan oleh Alfred North Whitehead, seorang matematikawan sekaligus filsuf asal Inggris yang pernah menggagas Teori Proses. Sebagai sebuah proses, kreativitas menunjukkan suatu daya di alam semesta yang memungkinkan hadirnya entitas aktual yang baru berdasarkan entitas aktual-entitas aktual yang lain. Dengan kata lain, kreativitas mengandung prinsip kebaruan alias novelty.

Dibandingkan makhluk lain di muka bumi, manusia memiliki daya kreativitas terunik. Atas kemampuannya itu, manusia telah mampu menjamah hampir semua sudut planet ini. Hasrat atas inovasi juga meluap-luap dalam diri manusia. Namun, manusia ternyata bukan satu-satunya spesies yang dibekali dengan hasrat serta kemampuan atas inovasi. Para ilmuwan telah mendokumentasikan kemampuan berinovasi dari makhluk lain, demi menelusuri asal-usul kreativitas.

Teori lawas tentang inovasi muncul karena makhluk hidup memiliki kebutuhan yang mesti dipenuhi untuk bertahan hidup. Akan tetapi kini muncul cara pandang baru. Rujukannya ada pada penelitian primatologis Carel van Schaik dari University if Zurich, yang meneliti bagaimana perilaku orang utan terhadap sumber makanannya.

“Ketika makanan menjadi langka, orang utan menerapkan mode hemat energi. Mereka meminimalkan gerakan dan fokus pada makanan-makanan dengan kualitas kelas dua yang jatuh dari pohon,” kata Carel sebagaimana dikutip Scientific American.

Strategi tersebut cukup berkebalikan dengan prinsip utama inovasi, tapi juga cukup masuk akal sebab sudah dipertimbangkan sebelumnya. “Mencoba sesuatu yang baru dapat beresiko. Anda dapat cedera atau kena racun, dan kejadian itu berdampak serius pada investasi atas waktu, energi, dan perhatian. Sedangkan hasil yang diharapkan dari usaha baru itu juga tidak pasti,” imbuh Carel.

Penelitian tentang kelangkaan pada manusia sebagaimana yang diujicobakan Carel pernah dipublikasikan pada Jurnal Science pada tahun 2013. Studi ekonom Harvard University, Sendhil Mullainathan, dan ilmuwan Pricenton University, Eldar Shafir, itu melibatkan sejumlah orang yang berpendapatan rendah. Hasilnya, saat orang-orang itu mengalami masalah finansial, kemampuan berpikir logis maupun mencari solusi baru turun secara drastis.

Studi lanjutan mengungkap temuan bahwa petani tebu India memperoleh skor tes kognitif yang lebih baik saat mereka menerima bayaran tahunan atas produksi agraria mereka—yang berguna untuk menyelesaikan permasalahan finansial mereka dalam jangka waktu pendek.

Kesimpulannya, orang-orang memang akan melakukan apapun untuk bertahan hidup, yang dalam sejumlah kasus melahirkan berbagai inovasi. Namun, berdasarkan studi-studi lanjutan, jika pikiran seseorang terus-menerus sibuk dengan masalah yang mendesak (seperti pemenuhan kebutuhan akan tempat berteduh atau makanan pokok), tak akan ada banyak kapasitas yang tersisa untuk mencari solusi jangka panjang. Selalu penyelesaian untuk jangka pendek.

Baca juga: Penelitian Mengenai Asal Usul Lahirnya Kreativitas

Related

Insight 1554324304424609666

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item