Kisah Penyelamatan Makhluk Paling Langka di Dunia

Kisah Penyelamatan Makhluk Paling Langka di Dunia

Naviri.Org - Ada setidaknya 7 miliar manusia di muka bumi. Karenanya, manusia jelas bukan makhluk langka, karena jumlahnya miliaran. Jadi, apa atau siapa makhluk paling langka di dunia? Jawabannya adalah badak putih utara (Ceratotherium simum cottoni). Makhluk ini benar-benar langka, karena satu-satunya di dunia, dan kenyataannya manusia gagal menyelamatkannya dari kepunahan.

Badak putih utara (Ceratotherium simum cottoni) adalah spesies asli Afrika yang banyak berkeliaran di Uganda, Chad, Sudan, Republik Afrika Tengah, dan Republik Demokratik Kongo.

Dulu, badak-badak itu hidup tenteram bersama gajah, singa, dan ribuan spesies liar lainnya. Namun, perang mengacaukan semuanya. Perang berkepanjangan membunuh jutaan warga di sana, dan lebih banyak lagi yang mati dari pihak satwa liar. Di tengah peperangan, perburuan liar cula badak jadi pekerjaan paling menjanjikan.

Beberapa tahun yang lalu, penangkaran badak putih didirikan, saling kejar mengejar dengan riwayat kepunahan. Tapi kekejaman manusia terhadap satwa ternyata berlari lebih cepat dari pengetahuan mengenai satwa. Badak putih di penangkaran satu per satu mati. Dan sejak 2014, sebanyak 7 miliar manusia di dunia saat ini hanya berhasil mempertahankan satu badak putih utara berjenis kelamin jantan.

Badak terakhir itu bernama Sudan.

Ada dua badak lain yang tinggal di penangkaran bersama Sudan, keduanya betina. Satu bernama Najin, keturunan langsung Sudan, dan Fatu yang merupakan cucunya. Karena kedekatan kekerabatan, seperti halnya pada manusia, menyulitkan Sudan membuahi anak dan cucunya. Namun, masalah terbesarnya, Sudan sudah terlalu tua dan sakit-sakitan. Badak biasanya berusia 30-40 tahun, tapi Sudan sudah berusia 40 lebih sehingga jumlah dan kesehatan spermanya sudah sangat buruk.

Sudan, makhluk terakhir di dunia badak putih, memerlukan strategi lain untuk menjaga kelangsungan spesiesnya di bumi. Salah satunya dengan menggunakan sperma dan sel telur yang diambil dari badak putih utara, termasuk Sudan serta badak lain yang telah mati. Setelah itu, baru dilakukan pembiakan in vitro (IVF).

Namun, strategi ini lagi-lagi tergantung pada pengelolaan untuk menyuburkan telur badak putih utara di laboratorium serta penanamannya ke induk pengganti. Selagi metode ini belum bisa dijalankan, 7 miliar manusia benar-benar akan kehilangan badak putih utara. Manusia yang katanya cerdas dan pemimpin alam semesta ini terancam gagal menyelamatkan satu-satunya badak putih utara jantan yang tersisa.

Melalui Tinder

Tahun 2016, badan konservasi yang menangani Sudan, Ol Pejeta Conservancy Kenya, menemui sekelompok orang di Ogilvy Afrika, yang kemudian bermitra dengan Ogilvy Amerika Utara, untuk menggerakkan orang seluruh dunia menyelamatkan Sudan.

“Kondisi Sudan terus memburuk. Sakitnya memerlukan pemulihan dalam jangka panjang. Mungkin perlu 10-15 tahun dengan biaya sekitar 10 juta dollar AS,” kata Chief Executive Conservacy Kenya, Richard Vigne, kepada CNN.

Ogilvy akhirnya menciptakan sebuah kampanye super kreatif, yang belum pernah dilakukan sebelumnya, dengan memanfaatkan aplikasi Tinder. Caranya, Sudan didaftarkan sebagai laki-laki yang mencari pasangan.

Sudan memperkenalkan dirinya sebagai High Quality, laki-laki matang, 43 tahun, tinggal di rumah seluas 900 hektare, dan dijaga oleh militer terlatih. Profilnya di-broadcast ke-190 negara dengan 40 bahasa yang berbeda, dan didukung oleh kampanye poster dan video.

Kisah Sudan di Tinder dianggap sebagai yang terbaik di kategori Grand Prix for Good di gelaran Dubai Lynx 2018.

Sumbangan dari kampanye Sudan di Tinder membantu membayar penelitian yang masih berlangsung mengenai Assisted Reproductive Techniques (ART) yang dilakukan oleh institut di AS, Jerman, dan Jepang. Jika semua berjalan sesuai rencana, ilmuwan berharap bisa menciptakan kawanan 10 badak putih utara setelah lima tahun menjalani perawatan reproduksi buatan.

Tapi, Jurnal Live Science di awal Maret 2018 memuat kabar sedih. Infeksi Sudan di dua kaki belakangnya membuatnya sulit bertahan lebih lama lagi. Sudan mungkin akan segera mati.

Baca juga: Ilmuwan Mulai Menemukan Cara Hidup Abadi

Related

Science 2268907339836852209

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item