Meme, Sarana Humor Generasi Milenial

Meme, Sarana Humor Generasi Milenial

Naviri.Org - Anak-anak muda di zaman dulu mengenal Lupus sebagai sosok humoris yang bisa ditemukan dalam serial novel. Belakangan, karena sangat populer, Lupus diangkat ke film layar lebar. Kini, generasi milenial juga memiliki sosok-sosok humoris serupa, bahkan dalam jumlah lebih banyak, plus dengan media yang lebih beragam.

Salah satu media humor generasi milenial adalah meme, yaitu gambar atau foto yang dibubuhi kalimat tertentu, yang biasanya mampu mengundang tawa atau setidaknya senyum yang melihatnya.

Bagi para milenial dan generasi setelahnya, humor-humor yang beredar di internet seperti meme bukanlah hal yang asing. Sebagian dari mereka malah bisa dikatakan menggandrungi humor visual macam ini. Terima kasih pada situs seperti 9Gag dan Know Your Meme, “budaya meme” dengan mudah dan pesat diterima oleh kalangan muda saat ini.

Bukan hanya karena budaya visual yang lebih menjamur setelah meroketnya popularitas televisi yang kemudian disusul internet, meme juga disenangi milenial karena isi lawakannya berelasi dengan mereka dan mudah sekali diadaptasi dan diaplikasikan ulang.

Menyelisik gaya humor yang disenangi milenial lebih lanjut, dalam situs Inc., Marla Tabaka menuangkan analisisnya seputar hal-hal apa saja yang menjadi ciri lawakan yang mereka senangi. Pertama, absurditas sebagaimana kerap tersirat dari meme. Tabaka berargumen, sering kali gambar yang dipilih untuk meme digunakan untuk mengkomunikasikan perasaan tanpa perlu tambahan penjelasan dari si pembuat.

Ciri absurditas dalam humor yang disenangi milenial juga terlihat dalam serial animasi komedi Rick and Morty. Serial ini menonjolkan tokoh Rick, seorang kakek peneliti, dan Morty, cucunya, yang sering melakukan petualangan tak biasa. Pada salah satu episode misalnya, tampak Rick memanggil-manggil Morty yang sedang menyisir di kamar mandi.

Morty mencari-cari sumber suara tersebut, termasuk mencari ke dalam laci kamar mandi, sampai akhirnya ia menemukan Rick di garasi. Di sana, Rick terlihat bukan lagi berwujud manusia, melainkan timun acar setelah ia mengubah dirinya sendiri dengan alat penelitiannya.

Di situs Rotten Tomatoes, Rick and Morty mendapat skor 97 persen. Sementara situs Vulture menyebut serial ini sebagai serial nomor wahid di kalangan milenial. Berdasarkan data dari Nielsen dan Adult Swim, serial yang pertama kali dirilis tahun 2013 ini menempati urutan pertama komedi paling disuka milenial (2,5 juta penonton), disusul The Big Bang Theory (1,8 juta penonton) dan Modern Family (1,6 juta penonton).

Tentu saja kejenakaan konten yang absurd bergantung pada referensi khalayak yang melihatnya. Karena itulah, ciri kedua, yakni universalitas, menjadi penting dalam gaya humor milenial. Ketika teks yang disertakan dalam meme menyatakan sesuatu yang normal, lantas ditabrakkan dengan gambar yang sangat tidak berhubungan dengan teks tersebut, pada saat itulah komedi lahir.

Ciri ketiga gaya humor milenial yang disampaikan Tabaka ialah penghinaan diri sendiri atau self-deprecation. Contoh-contoh self-deprecation mudah ditemukan dalam pertunjukan-pertunjukan komedi tunggal. Ketika si pelawak melontarkan lelucon seputar dirinya sendiri, ada dua kemungkinan mengapa orang tertawa. Satu, penonton menertawakan (laugh at) kemalangan yang dikisahkan si pelawak dari pengalamannya. Kedua, karena penonton bisa menghubungkan pengalamannya sendiri dengan pengalaman si pelawak.

Kembali ke contoh meme, banyaknya orang yang membagikan satu meme—atau juga melakukan tagging kepada orang yang dikenalnya—sangat mungkin terjadi lantaran orang-orang menghubungkan isi meme tersebut dengan cerita hidupnya. Meme skripsi, melihat mantan menikah, atau berpesta misalnya, bisa menjadi contoh lawakan menghina diri sendiri yang dianggap mewakili pengalaman hidup orang-orang yang menyebarkannya.

Dalam "Tipping the Culture: How Engaging Millennials Will Change Things" (2010), Patricia Martin menuliskan bagaimana merek-merek global menggaet hati milenial. Satu kiat yang dicantumkan Martin ialah penggunaan meme karena begitu populernya bentuk humor ini di kalangan milenial. Menurut Martin, penggunaan meme dalam memasarkan suatu produk akan memicu kalangan milenial untuk merekomendasikan produk tersebut ke teman-teman dan keluarganya.


Related

Lifestyle 3186911359167059919

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item