Menelusuri Asal Usul Lahirnya Bitcoin

Menelusuri Asal Usul Lahirnya Bitcoin

Naviri.Org - Orang-orang mengenal Bitcoin, menambang sendiri atau membelinya, dan menjadikan Bitcoin sebagai investasi atau menggunakannya sebagai alat pembayaran, dan hal semacam itu terjadi di berbagai negara di dunia. Diakui atau tidak, Bitcoin telah menjadi mata uang digital yang telah diakui keberadaannya, dan dipercaya nilainya.

Bitcoin diciptakan oleh seseorang yang misterius, bernama Satoshi Nakamoto. Berbeda dengan karya ciptaannya yang dikenali orang di mana-mana, sosok Satoshi Nakamoto sangat misterius, karena tidak ada satu orang pun yang tahu siapa dia.

Mungkin memang tidak terlalu penting mempertanyakan siapa Satoshi Nakamoto. Yang lebih penting, mungkin, mempertanyakan mengapa seseorang sampai menciptakan Bitcoin.

Dalam paper yang dirilis hampir setahun sebelum Nakamoto merilis Bitcoin, alasan mengapa Bitcoin hadir ialah adanya dominasi institusi keuangan konvensional, berikut perusahaan pihak ketiganya, atas transaksi online. Institusi keuangan yang jadi penengah tersebut dianggap Nakamoto meningkatkan biaya transaksi. Adanya penengah tersebut pada akhirnya membatasi transaksi-transaksi bernilai minimum untuk dilakukan.

Namun, ada satu lagi alasan yang sangat mungkin menjadi sebab Bitcoin lahir ke dunia. Alasan tersebut tidak lain ialah hadirnya krisis ekonomi global yang sempat terjadi pada 2008.

Gagasan Bitcoin, dalam tulisan berjudul "Bitcoin: A Peer-to-Peer Electronic Cash System", lahir di November 2008, alias di pertengahan badai krisis ekonomi global. Sementara itu, dalam bentuk nyata, Bitcoin meluncur ke dunia maya tepat pada 9 Januari 2009. Itu merupakan tahun penghujung dari masa suram krisis ekonomi global yang berlangsung antara 2007 hingga 2008.

Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia, dalam publikasi berjudul “Outlook Ekonomi Indonesia 2009-2014: Krisis Finansial Global dan Dampaknya terhadap Perekonomian Indonesia”, menyebut bahwa krisis ekonomi global diawali pada 9 Agustus 2007.

BNP Paribas, bank yang berkantor pusat di Perancis, menyatakan ketidaksanggupan untuk mencairkan sekuritas subprime mortgage asal AS. Subprime mortgage merupakan istilah bagi kredit perumahan yang diberikan kepada orang-orang yang memiliki rekam jejak kredit yang buruk atau belum pernah memiliki kredit. Kredit ini dianggap berisiko. Ada sangat banyak dana yang terkuras untuk kredit ini. Pada 2002, penyaluran subprime mortgage di AS mencapai $200 miliar, lalu meningkat jadi $500 miliar pada 2005.

Kredit macet di AS tersebut menjadi mula bagi krisis keuangan global, terutama bagi negara-negara yang memiliki hubungan perdagangan dengan AS. Pada 2008, atas terjadinya krisis, terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi, dari 2,7 persen di 2007 menjadi 1 persen. Padahal, masih merujuk publikasi Bank Indonesia, IMF memproyeksikan pertumbuhan ada di angka 1,3 persen.

Secara spesifik, krisis ekonomi global juga menyebabkan perlambatan pertumbuhan perdagangan. Dalam lima tahun sebelumnya, pertumbuhan perdagangan dunia rata-rata mencapai 8,1 persen. Namun, angkanya langsung anjlok menjadi 4,1 persen di 2008.

Krisis ekonomi juga menyebabkan turunnya harga berbagai komoditas, tak terkecuali minyak. Pada Juli 2008 harga minyak per barel dipatok di angka $147 per barel, lalu menurun menjadi $47 per barel pada Desember 2008.

Kesukaran ekonomi ini membuat dunia ekonomi lesu. The Federal Reserve, bank sentral AS, bahkan harus menurunkan suku bunga kredit ke level 0,25 persen pada akhir 2008 agar publik mau kembali mengambil kredit.

Akibat lainnya dari krisis ekonomi global tersebut ialah pelemahan dolar terhadap mata uang lain. Pada triwulan II-2008, nilai tukar dolar mencapai Rp9.193. Dolar kemudian melemah ke level Rp8.007 pada triwulan III-2008. Pelemahan dolar ini salah satu sebabnya ialah hilangnya kepercayaan publik atas dolar, atau atas sistem keuangan konvensional secara keseluruhan.

Kondisi ini memunculkan uang kripto seperti Bitcoin. Masyarakat menghendaki ada mata uang lain sebagai alternatif. Jason Leibowitz, pemerhati uang digital yang juga mantan profesional di Wall Street yang bekerja di bidang blockchain pada Credit Suisse, pernah menulis tentang Bitcoin yang dipublikasikan Coindesk, mengatakan bahwa lahirnya Bitcoin merupakan respons atas kekhawatiran bahwa bank "terlalu besar untuk gagal."

Bank yang gagal, bakal jadi sebab kehancuran ekonomi secara sistemik. Kemudian Bitcoin lahir sebagai jawaban atas pertanyaan: "di mana seseorang dapat menyimpan harta jika sistem keuangan gagal?"

Kepercayaan yang wajib diberikan pengguna uang dalam institusi keuangan konvensional juga persoalan besar. Ini yang hendak dijawab oleh kelahiran Bitcoin, terutama dalam konteks transaksi elektronik. Bitcoin lahir dengan tanpa menciptakan sistem keuangan yang bergantung pada kepercayaan, tetapi pada bukti. Yang dimaksud ialah bukti kriptografi, bukti yang sukar diotak-atik oleh orang yang tidak memiliki hak.

Nakamoto, dalam tulisannya, menilai bahwa dominasi ini meskipun berjalan cukup baik, masih memiliki kelemahan karena model yang selama ini digunakan berdasarkan pada model kepercayaan.

“Yang dibutuhkan adalah sistem pembayaran elektronik berdasarkan bukti kriptografi, bukan kepercayaan,” kata Nakamoto.

Kelahiran Bitcoin “memungkinkan dua pihak bertransaksi secara langsung satu sama lain tanpa perlu pihak ketiga yang terpercaya,” katanya.

Baca juga: Misteri Satoshi Nakamoto dan Lahirnya Bitcoin

Related

Money 5696602610165188296

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item