Mitos dan Fakta Terkait Gangguan Kejiwaan

Mitos dan Fakta Terkait Gangguan Kejiwaan

Naviri.Org - Manusia tidak hanya memiliki fisik, namun juga psikis atau jiwa. Jika kesehatan fisik bisa bermasalah sewaktu-waktu, begitu pun kesehatan psikis atau jiwanya. Namun, kenyataan ini tampaknya tidak atau kurang dipahami banyak orang. Alih-alih memahami, banyak muncul mitos atau kekeliruan pemahaman ketika orang mendengar istilah “gangguan kejiwaan”.

Menggunakan analogi yang mudah, fisik bisa lelah, misal karena kerja keras tanpa henti. Begitu pun psikis atau jiwa manusia. Karena alasan tertentu, jiwa manusia juga bisa lelah. Begitu pun, fisik bisa terluka, dan begitu pula jiwa atau psikis. Dalam beberapa kasus, luka yang terjadi pada fisik bisa membekas sangat lama, biasanya karena sangat parah. Hal serupa bisa terjadi pada psikis atau jiwa manusia.

Timbulnya skeptisisme atau pandangan meremehkan isu kesehatan mental yang dimiliki seseorang tidak terlepas dari minimnya sosialisasi mengenai hal ini, dan menyebarnya mitos-mitos atau stigma tentang penderita gangguan kejiwaan. Ditulis situs Canadian Mental Health Association, terdapat sederet mitos yang dilekatkan kepada mereka yang mengalami problem mental.

Pertama, orang dengan problem mental berbahaya dan cenderung menjadi pelaku kekerasan. Faktanya, tidak semua penderita sesuai dengan mitos ini. Sebaliknya, merekalah yang kerap menjadi korban. Dengan cara meminggirkan penderita gangguan kejiwaan, orang-orang sebenarnya telah melakukan tindak kekerasan terhadap mereka.

Pola asuh orangtua juga disebut-sebut sebagai penyebab utama timbulnya masalah mental. Meski hal ini tak salah, masih banyak faktor lain yang mungkin membuat seseorang terganggu jiwanya. Faktor genetis, biologis, lingkungan, dan pengalaman hidup tertentu berkontribusi terhadap situasi mental seseorang.

Tak sedikit orang yang dibesarkan dengan pola asuh baik mengalami gangguan kejiwaan. Bisa jadi perundungan di sekolah atau tempat kerja, serta pengalaman-pengalaman traumatis seperti paparan kondisi perang atau aksi kekerasan lainlah yang memunculkan problem-problem kejiwaan mereka.

Selain itu, sering kali orang dewasa menganggap perubahan sikap anak-anak atau remaja adalah bagian dari perkembangan yang lumrah. Pengabaian terhadap gejala depresi mereka pun tak terelakkan. Akibatnya, anak-anak dan remaja kian parah kondisi jiwanya.

Orang dewasa yang meremehkan perubahan sikap mereka, juga malah membuat anak-anak dan remaja resisten untuk membicarakan masalahnya atau bahkan mendatangi para pakar psikologi untuk berobat. Pada akhirnya, masalah mental yang dialami semasa remaja dapat terakumulasi hingga dewasa, dan bukan tidak mungkin meledak pada saat mereka bekerja di tempat penuh tekanan.

Kendati kerap kali berada di prioritas buncit, isu kesehatan mental tak layak dipandang sebelah mata. Berdasarkan laporan Riskesdas pada 2013 di Indonesia, prevalensi gangguan jiwa berat adalah 1,7 per 1.000 penduduk. Jumlah penderita terbesar ditemukan di DI Yogyakarta, Aceh, Sulawesi Selatan, Bali, dan Jawa Tengah.

Yang memprihatinkan dari kurangnya sosialisasi tentang penanganan gangguan kejiwaan, tidak sedikit orang yang memasung anggota keluarga penderita problem mental berat. Sebanyak 14,3 persen penderita dilaporkan pernah dipasung keluarganya, dan jumlah penderita gangguan kejiwaan yang pernah mengalami ini paling banyak ditemukan di perdesaan (18,2 persen). Sementara, prevalensi gangguan mental emosional di Indonesia adalah sebesar 6 persen.

Mirisnya, di negara ini baru ada sekitar 451 psikolog klinis (0,15 per 100.000 penduduk), 773 psikiater (0,32 per 100.000 orang), dan 6.500 orang perawat jiwa (2 per 100.000 orang). Dengan keterbatasan semacam ini, peran orang-orang terdekat penderita sangat dibutuhkan untuk meringankan penderitaan orang-orang dengan gangguan kejiwaan di luar perawatan medis.

Baca juga: Perusahaan, Pekerjaan, dan Masalah Kesehatan Mental

Related

Psychology 5078795702634986318

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item