Mengenal Tinder dan Aplikasi Pencari Jodoh Lainnya

 Mengenal Tinder dan Aplikasi Pencari Jodoh Lainnya

Naviri.Org - Di zaman digital, mencari jodoh atau pasangan pun bisa dilakukan secara digital. Salah satunya adalah lewat aplikasi khusus yang ditujukan untuk mencari jodoh atau pasangan. Saat ini ada cukup banyak aplikasi semacam itu, yang bisa diunduh di smartphone, untuk kemudian dimanfaatkan siapa pun. Di antara aplikasi-aplikasi pencari jodoh yang tersedia saat ini, Tinder adalah salah satu yang sangat populer.

Tinder bahkan menjadi aplikasi kencan paling favorit di jagat raya. Hingga sekarang, Tinder sudah diunduh lebih dari 50 juta kali.

Aplikasi ini diluncurkan pada 2012. Setahun setelahnya, Tinder mendapatkan penghargaan Best New Startup of 2013 dalam ajang TechCrunch. Hingga 2015, diperkirakan ada 50 juta orang pengguna Tinder, dengan 10 juta pengguna aktif harian.

Swipe, alias menggeser profil seseorang, adalah kunci Tinder. Geser ke kanan akan membuat kita menyukai profil seseorang, dan geser ke kiri untuk meneruskan pencarian. Pada 2015, Tinder mengenalkan Geser Profil Sebelumnya. Sayang, untuk memakai fitur ini, pengguna harus membayar.

Fitur ini termasuk dalam Tinder Plus. Tentu harus berbayar. Ada keanggotaan 1 bulan yang dibanderol Rp120.939. Ada juga keanggotaan 6 bulan yang harga iuran per bulannya adalah Rp77.089. Ada pula yang setahun, dengan biaya iuran Rp61.149 per bulan.

Dengan layanan berbayar ini, pengguna bisa melihat profil pengguna yang terlewat, bisa mencari jodoh hingga beda negara, dan mematikan iklan. Diperkirakan ada 500.000 pengguna yang membayar untuk Tinder Plus.

Nyaris sama seperti riset yang dilakukan PEW, pengguna Tinder kebanyakan adalah mereka yang berusia 25 hingga 34 tahun. Jumlahnya mencapai 45 persen dari total pengguna. Di bawahnya, para pengguna rentang 16 hingga 24 tahun dengan persentase mencapai 38 persen. Yang mengejutkan, ada sekitar 1 persen, yang berarti sekitar 500.000 orang, pengguna usia 55 hingga 64 tahun. Selain tak matematis, mencari jodoh rupanya juga tak peduli usia.

Karena kepopulerannya, Tinder sempat mengundang ketertarikan para investor. Pada Juli 2015, Bank of America Merrill Lynch memperkirakan valuasi Tinder sebesar 1,35 miliar dollar.

Selain Tinder, situs  dan aplikasi pencarian jodoh lain yang terkenal adalah Badoo. Didirikan pada 2006 oleh wirausahawan Rusia, Andrey Andreev, aplikasi ini sudah diunduh oleh 100 juta orang. Majalah TIME pernah menuliskan Badoo sebagai "...the most popular dating app in the world."

Sama dengan Tinder, ada fitur Nearby di Badoo. Dengan fitur ini, Badoo akan mencari para pengguna yang berada dalam radius dekat. Selain itu ada fitur Viewed. Jadi pengguna bisa tahu siapa orang yang menengok profilnya, dan tentu menihilkan kesempatan seseorang menguntit diam-diam.

Aplikasi mencari jodoh ternyata tak hanya diminati para bujang, tetapi juga yang sudah menikah. Pada 2015, perusahaan riset GlobalWebIndex (GWI) merilis penelitian tentang Tinder. Ternyata, meski 45 persen penggunanya adalah lajang, sekitar 30 persen pengguna Tinder sudah menikah, dan 12 persen lainnya sedang dalam hubungan.

Dengan melihat statistik tersebut, tentu saja para pencari jodoh via aplikasi smartphone ini harus jeli. Para bujang tentu saja harus mencari pasangan yang “free and clear” agar tidak membuat kerumitan di masa depan. Menelusuri masa lalu pasangan adalah hal yang mutlak jika memang ingin membawa hubungan ke arah yang lebih serius.

Baca juga: Tinder, Kencan Online, Hingga Kebahagiaan Pernikahan

Related

Romance 7873815063594619929

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item