Kisah Para Wanita yang Disembunyikan Amerika (2)

Kisah Para Wanita yang Disembunyikan Amerika

Naviri.Org - Artikel ini lanjutan artikel sebelumnya (Kisah Para Wanita yang Disembunyikan Amerika 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, sebaiknya bacalah artikel sebelumnya terlebih dulu.

Ketika Andersen bangun di Senin pagi, dia mendapat jawaban dari Sheila untuk menghubunginya lewat email, dan sebuah janji, “Ada banyak hal yang mesti kita diskusikan.”

Kepada Smithsonian, Andersen berkata, “Saya pikir, ya ampun, dia wanita yang hidup, bernapas. Dan dia menjawab dengan emoji mata hati, dan oh my God, jadi dia punya kepribadian. Dia nyata."

Saat Andersen menunggu untuk mendengar kabar dari Sheila lebih banyak lagi, ramai di Twitternya menarik perhatian Deborah Shapiro, anggota tim referensi arsip Smithsonian, yang menandai koneksi penting Smithsonian. Ketika dia masuk ke kantor pada hari Senin, Shapiro menemukan bahwa tim penyuluhan Smithsonian juga telah mengikuti twit Anderson.

Di bawah judul, ‘How Smithsonian Helped Solve the Twitter Mystery of the Unknown Woman Scientist’, artikel panjang Smithsonian menceritakan bagaimana Deborah Shapiro yang berkuasa atas arsip Smithsonian, sepanjang ia bekerja di sana, belum pernah mendapat banyak permintaan untuk membuka arsip yang secara khusus berkorelasi dengan ilmuwan kulit hitam yang terindeks di Smithsonian.

Di laman resmi si.edu, The Smithsonian Institution diterangkan sebagai kompleks museum, pendidikan, dan riset terbesar di dunia. Didirikan dengan dana dari James Smithson (1765-1829), seorang ilmuwan Inggris yang meninggalkan tanah miliknya ke Amerika Serikat demi pengetahuan di Washington.

Pada 10 Agustus 1846, Senat AS mengesahkan undang-undang yang mengatur Smithsonian Institution, yang ditandatangani menjadi undang-undang oleh Presiden James K. Polk. Sejak saat itu hingga kini, Smithsonian Institution memiliki lembaga pendidikan dan riset, berikut kompleks museum dengan 142 juta koleksi, dibiayai oleh pemerintah Amerika Serikat.

Buku kisah nyata yang telah difilmkan tahun 2016 lalu berjudul Hidden Figure menceritakan diskriminasi yang menimpa 3 perempuan kulit hitam pakar matematika, Katherine Goble, Mary Jackson, dan Dorothy Vaughan, saat bekerja di NASA.

NASA juga berkorelasi dengan Smithsonian, karena di Smithsonianlah ilmu tentang luar angkasa dimulai jauh lebih dulu dari NASA yang baru berdiri pada 1958. Dan keduanya bekerjasama mengelola sebuah museum luar angkasa berikut seluruh kekayaan koleksi arsipnya.

Deborah Shapiro sebagai petugas yang berwenang atas seluruh arsip, beralasan, sementara tim penelitian dan para peminat telah bekerja secara independen untuk menemukan perempuan yang berafiliasi dengan Smithsonian yang telah dikaburkan dari sejarah, sebenarnya Smithsonian juga bergantung bantuan pada publik.

“Kami membutuhkan peneliti luar untuk datang dan mengajukan pertanyaan kepada kami, agar kami bisa menghubungkan beberapa titik yang mungkin merupakan jawaban,” katanya, “karena ada begitu banyak dari kisah-kisah ini yang belum terungkap.”

Ternyata arsip itu memiliki folder berjudul "Sheila Minor, 1972-1975," yang mereka atur untuk dikirim dari penyimpanan di luar lokasi penyimpanan arsip institut. Sementara itu, Deborah dan tim terus melacak arsip di ruang penyimpanan dan menemukan kwitansi dari hotel tempat para peserta konferensi tinggal. Salah satunya tercantum Sheila Minor Jones.

"Itu sangat menarik untuk dilihat," kata Deborah Shapiro.

Gambar itu membuktikan bahwa dia ada di sana, di konferensi. Namun, ketika para arsiparis mendapatkan file Sheila Minor sepanjang minggu itu, mereka dapat mengisi lebih banyak detail untuk kisahnya.

Kegagalan Amerika

Sheila bukanlah seorang asisten administrasi biasa. Dia adalah teknisi riset biologi dengan gelar B.S. dalam biologi. Itu adalah pekerjaan pertamanya dengan pemerintah federal, dalam sesuatu yang akan menjadi kariernya sampai 35 tahun kemudian di berbagai biro federal.

Dia melanjutkan untuk mendapatkan gelar master ilmu lingkungan di Universitas George Mason, dan berkolaborasi dengan sekolah-sekolah K-12 (TK–SMA) untuk meningkatkan pendidikan sains. Dalam dua tahun berikutnya, ia berpartisipasi dalam penelitian mamalia di Kepulauan Poplar, dan mempresentasikan temuannya di American Society of Mammalogists Meeting pada tahun 1975.

Deborah Shapiro mengatakan, fakta bahwa Sheila Minor sebelumnya dikira hanya sebagai asisten administrasi, justru mengungkapkan semua kisah hidupnya dengan manis.

“Ada begitu banyak bias yang tidak disadari—bahkan mungkin bias sadar—karena kebetulan dia adalah wanita kulit hitam di foto itu,” katanya. “Saya pun tidak menyangka, sampai saya mendapatkan bio-filenya kembali dari koleksi yang disimpan di luar. Tapi dia benar-benar seorang ilmuwan, dan dia melakukan penelitiannya sendiri.”

Selain itu, kelalaian membubuhkan keterangan foto hanya untuk Sheila Minor, menceritakan kisah yang lebih luas tentang wanita dalam sains yang "tidak diidentifikasi" di sepanjang sejarah Amerika.

Menurut Margot Lee Shetterly, tidak mungkin membaca cerita Sheila Minor dan tidak memikirkan orang-orang seperti Katherine Johnson, Dorothy Vaughan, dan Mary Jackson dari NASA, yang kontribusinya terhadap ras antariksa Amerika sebagian besar tidak diketahui hingga ia berbagi kisah mereka dalam bukunya, “Hidden Figures: The American Dream and the Untold Story of the Black Women Mathematicians Who Helped Win the Space Race.”

"Dia adalah ilmuwan yang bekerja, berkontribusi bersama rekan-rekannya, dan dia bahkan tidak dihargai secara profesional, dimana namanya seharusnya tercatat pada konferensi ilmiah," kata Shetterly kepada NYT.

"Foto itu, dengan wajah cokelat yang setengahnya dikaburkan oleh orang-orang di sekitarnya, adalah metafora sempurna untuk masalah yang lebih besar dari kegagalan sejarah untuk mencatat karya para ilmuwan wanita, khususnya para ilmuwan wanita kulit berwarna. Kontribusi historis perempuan kulit hitam telah dikaburkan atau dilupakan.”

Setelah pengungkapan identitas Sheila Minor mencapai babak akhir, Candace Jean Andersen jadi bertanya-tanya, seberapa banyak foto wanita tanpa nama yang belum pernah ia lihat?

“Lalu ada berapa wanita yang bahkan tidak difoto, bergegas, dan kemungkinan bahkan tidak dicatat sama sekali? Jumlahnya yang tidak kita ketahui agak mengintimidasi,” katanya seperti dikutip Smithsonian.

Sheila Minor yang sekarang berusia 71 tahun, tinggal di Virginia. Kepada CNN, Sheila mengatakan tidak disebutkan dalam foto bukanlah hal besar.

"Saya menganggap diri saya tersembunyi karena yang penting adalah hasilnya. Ketika kamu tahu di dalam dirimu, siapa kamu, dan siapa dirimu, apa itu penting?" dia berkata. “Teman yang lain berkata, hanya soal waktu sampai dunia mengetahui siapa dirimu.”

Saat ini, Sheila Minor fokus menjadi seorang nenek, berkeliling kota dengan mobil  convertible, dan mengambil kelas tari perut. Sepanjang hidupnya, Sheila sangat suka menari.

Candace Jean Andersen tidak memulai perjalanan ini untuk membantu mengembalikan kisah perempuan kulit hitam dalam perkembangan ilmu pengetahuan ke dalam buku sejarah Amerika. Tapi sekarang dia merasa sangat bersemangat. Dia mempertimbangkan untuk menulis buku tentang kejadian ini atau menulis biografi Sheila.

“Saya harap menemukan Sheila dapat membuka gambar yang lebih besar. Seperti episode bersambung mengenai para wanita yang disembunyikan atau tak dikenal dalam Sains, Teknologi, Engineering, dan Matematika,” kata Andersen. “Jadi, siapa lagi?”

Baca juga: Kecantikan Wanita, dan Fakta-fakta di Baliknya

Related

News 4429067726940004351

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item