Kisah Caligula, Kaisar Romawi yang Paling Gila

Kisah Caligula, Kaisar Romawi yang Paling Gila

Naviri.Org - Romawi adalah salah satu bangsa besar di zaman kuno, yang pengaruhnya bahkan masih terasa di zaman sekarang. Meski begitu, tidak semua kaisar yang memimpin Romawi pasti sosok hebat, karena ada pula Kaisar Romawi yang justru diketahui aneh, sinting, dan gila. Yang paling terkenal adalah Caligula, yang memimpin Romawi dengan kekejaman, kegilaan, serta aneka tingkah laku yang membuat siapa pun geleng-geleng kepala.

Menurut sejarawan Romawi kuno, Suetonius, Caligula mencintai salah satu kudanya, Incitatus, sehingga ia memberi kuda itu sebuah kandang yang terbuat dari marmer, palungan dari gading, jubah dengan hiasan permata, dan bahkan sebuah rumah. Penulis sejarah lainnya, Cassius Dio, juga menulis bahwa pelayan Caligula memberi makan kuda itu dengan gandum hewan yang dicampur serpihan emas.

Terkenal karena kegilaan dan kebrutalannya, Caligula diduga melakukan incest dengan saudara perempuannya, mengadu para narapidana dengan binatang buas, dan mengobrol dengan bulan. Jadi, memanjakan seekor kuda tercinta mungkin tampak menjadi hal yang biasa diantara semua kegilaannya. Tapi apakah dia sungguh berencana mengangkat Incitatus menjadi konsul dan hanya gagal melakukannya karena pembunuhannya terjadi lebih dulu, seperti yang diyakini Suetonius?

Kita mengetahui kisah tentang Caligula dan kudanya berasal dari sejarawan yang menulis kisah tersebut beberapa dekade setelah pemimpin yang memerintah selama 4 tahun itu lengser. Sejarawan berpendapat bahwa Suetonius dan Dio menulis laporan yang dibumbui oleh rumor dan gosip, atau hanya membuat cerita sensasional untuk mengubah penguasa yang tidak begitu hebat bahkan bodoh dan gila menjadi penjahat epik.

Banyak ilmuwan menolak anggapan bahwa Caligula meneror Roma dengan kegilaannya yang tak terkendali, alasannya ialah bahwa rekan-rekan pembuat undang-undangnya kemungkinan akan menyingkirkannya karena melakukan tindakan semacam itu. Jadi Caligula mungkin memiliki kesukaan yang tidak biasa pada kudanya, namun kaisar tidak mungkin menunjuk kuda jantan itu menjadi konsul.

Incitatus adalah kuda yang disukai oleh kaisar romawi Caligula, arti dari namanya ialah "cepat".

Menurut sejarahwan kuno, Incitatus ditempatkan di dalam sebuah rumah mewah. Kaisar Caligula sering mengadakan pesta di rumah kudanya, dan mengundang teman-temannya untuk berpesta bersama kudanya, menjadikan kudanya sebagai tuan rumah. Namun bagaimanapun juga, anggapan bahwa Caligula ingin menjadikan kudanya sebagai Konsul menurut sejarawan masa kini hanyalah lelucon belaka.

Salah satu teori yang paling populer adalah bahwa kaisar hanya ingin mengkritik para pejabat, "mereka adalah ‘keledai’, mungkin kudaku lebih bisa bekerja lebih baik daripada mereka". Begitulah mungkin isi kepala Caligula.

Tapi bagaimanakah jika Caligula benar-benar merencanakan untuk membuat pejabat kuda pertama di Roma? Menurut sejarawan Aloys Winterling, penulis "Biografi Caligula" (2011), kegilaan bukanlah satu-satunya penyebab untuk perilaku semacam itu.

Dalam bukunya, Winterling membuat kasus bahwa banyak aksi gila kaisar, termasuk perlakuannya terhadap Incitatus dirancang untuk menghina dan mempermalukan senator dan elit lainnya. Dengan memberikan sebuah jabatan publik yang tinggi kepada kudanya, Caligula bermaksud menunjukkan kepada para bawahannya, bahwa mereka adalah pejabat yang tidak becus, dan kudanya bisa melakukam pekerjaan yang lebih baik dibanding mereka.

Pencitraan Caligula

Caligula belum genap berusia 25 tahun saat dia diangkat menjadi kaisar Romawi. Pada awalnya, dia disambut dengan baik oleh rakyat romawi. Dia mengumumkan reformasi politik, dan memanggil semua orang buangan untuk kembali. Tapi, pada bulan Oktober tahun 37, penyakit mental menjangkiti Caligula, menyebabkan dia menghabiskan sisa masa tugasnya untuk mengeksplorasi aspek-aspek terburuk dari dirinya.

Caligula mencurahkan uang untuk membangun proyek, dari sarana umum (pelabuhan) ke budaya (teater dan kuil) hingga yang benar-benar aneh (meminta ratusan kapal dagang Romawi untuk membangun jembatan mengambang sejauh 2 mil di seberang Teluk Bauli, sehingga dia bisa menghabiskan dua hari berlari kencang mondar-mandir melewatinya).

Pada tahun 39 dan 40, dia memimpin kampanye militer ke Rhine dan Selat Inggris, di mana dia menghindari pertempuran untuk menyaksikan "ide" perintah gilanya, memerintahkan pasukannya untuk "menjarah laut" dengan mengumpulkan kerang di helm mereka.

Hubungannya dengan orang-orang terdekatnya juga terhitung aneh, dia seringkali berpendapat bahwa dia bisa melakukan apa pun kepada orang lain, melakukan pernikahan incest dengan saudarinya sendiri, dan juga sering mengambil istri teman-temannya.

Perbuatan Caligula menguras harta perbendaharaan Romawi lebih cepat daripada yang bisa dia bayar, dan juga perlakuan-perlakuan gilanya terhadap sekutu maupun rakyat Romawi, akhirnya membuat dia terbunuh oleh sebuah persekongkolan yang terbentuk antara Garda Praetorian, Senat, dan Equestrian.

Pada akhir Januari 41 AD, Caligula ditikam sampai mati, bersama dengan istri dan anak perempuannya, oleh petugas Garda Praetorian yang dipimpin oleh Cassius Chaerea. Jadi, Cassius Dio mencatat, Caligula "belajar dari pengalaman nyata bahwa dia bukanlah tuhan."

Setelah itu, Senat berusaha untuk menggunakan akhir bencana pemerintahan Caligula sebagai dalih untuk membangun kembali Republik Romawi, namun Claudius naik takhta setelah mendapat dukungan dari Garda Praetorian. Dinasti Julio-Claudian akan tetap aman selama 17 tahun lagi, sampai Nero dibunuh di tahun 68.

Related

Insight 7569710626964114302

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item