Panduan Mudah Memahami Konspirasi Uang di Dunia (1)

 Panduan Mudah Memahami Konspirasi Uang di Dunia

Naviri.Org - Pemahaman mayoritas orang terhadap uang bisa dibilang sangat keliru, khususnya mengenai asal usul uang dan siapa yang punya hak menerbitkannya. Orang-orang awam kemungkinan besar meyakini bahwa uang dicetak oleh pemerintah. Padahal, kenyataannya tidak sesederhana itu. Ada sesuatu yang tersembunyi di balik uang yang setiap hari kita gunakan, yang tidak disadari dan dipahami kebanyakan orang.

Selama ini, sebenarnya telah banyak buku yang terbit, yang berusaha menjelaskan asal usul uang, serta penjelasan penting terkait uang. Namun, kebanyakan orang awam malah tidak percaya atau bingung dengan buku-buku tersebut. Bisa jadi, karena uraian dalam buku itu yang memang terlalu rumit, atau bisa jadi pula masyarakat sudah telanjur apatis dan menilai buku itu hanya menyodorkan teori konspirasi.

Karenanya, berikut ini adalah uraian sederhana yang bisa dijadikan panduan mudah dalam memahami konspirasi uang di dunia. Uraian ini diterjemahkan dari buku karya Larry Hannigan, berjudul I Want the Earth Plus 5 Percent. Dengan uraian yang sangat mudah dipahami berikut, kita akan tahu bagaimana asal usul uang sebenarnya, dan siapa sebenarnya yang ada di balik uang.

Uraian ini cukup panjang, sehingga dipecah dalam beberapa halaman. Karenanya, bacalah secara berurutan dari awal sampai akhir, agar benar-benar paham.

***

Fabian sangat bahagia karena akan menyampaikan pidato ke masyarakat besok pagi. Dia selalu menginginkan kekayaan dan kekuasaan, dan sekarang impiannya akan menjadi kenyataan. Dia seorang tukang emas, mengukir emas dan perak menjadi perhiasan. Tetapi, semakin lama, ia semakin tidak puas karena harus bekerja keras dalam hidupnya. Fabian menginginkan kesenangan, juga tantangan, dan sekarang rencana barunya siap untuk dimulai.

Selama puluhan generasi, masyarakat terbiasa dengan sistem perdagangan barter. Seseorang akan menghidupi keluarganya dengan memproduksi semua yang mereka butuhkan, atau mengkhususkan diri dalam perdagangan produk tertentu. Kelebihan dari yang dia produksi akan dia tukarkan dengan kelebihan barang lain yang diproduksi orang lain.

Pasar setiap hari ramai dan bersemangat, orang-orang berteriak dan melambaikan dagangannya. Sebelumnya, pasar adalah tempat menyenangkan, tetapi sekarang jumlah orang terlalu banyak, pertengkaran pun semakin banyak. Tidak ada lagi waktu untuk ngobrol dan bercanda, sebuah sistem yang lebih baik mulai diperlukan.

Secara umum, orang-orang relatif bahagia, dan mereka menikmati buah dari hasil kerja keras mereka.

Di setiap komunitas, dibentuk sebuah pemerintahan sederhana, yang tugasnya menjaga agar kebebasan dan hak setiap anggota masyarakat dilindungi, dan untuk memastikan bahwa tak seorang pun akan dipaksa melakukan hal yang tidak dia inginkan oleh siapapun juga. Itu tujuan satu-satunya pemerintah, dan setiap anggota pemerintah dipilih secara sukarela oleh anggota komunitas yang ada.

Namun, ada masalah yang tidak bisa mereka selesaikan di perdagangan pasar sehari-hari. Apakah sebilah pisau senilai dua keranjang jagung? Apakah seekor kerbau lebih berharga dari seekor ayam? Orang-orang menginginkan sistem yang lebih baik.

Fabian mengiklankan diri kepada masyarakat, “Saya punya solusi atas masalah barter yang kita alami, dan saya mengundang kalian semua untuk sebuah pertemuan publik besok pagi.”

Besok paginya, orang-orang pun berkumpul di tengah kota, dan Fabian menjelaskan kepada mereka mengenai konsep “uang”. Masyarakat yang mendengarkan pidatonya terkesan, dan ingin mendengar lebih banyak.

Fabian menjelaskan, “Emas yang saya produksi menjadi perhiasan, adalah logam yang luar biasa. Emas tidak akan berkarat, dan bisa bertahan sangat lama. Saya akan membuat emas dalam bentuk koin, dan kita akan menyebut setiap koin dengan nama dolar.”

Fabian menjelaskan konsep tentang nilai, dan bahwa “uang” akan menjadi medium pertukaran barang, sebuah sistem yang lebih baik daripada barter.

Salah satu anggota pemerintah bertanya, “Tetapi, orang tentu bisa menambang emas sendiri, dan membuat koin untuk diri mereka sendiri.”

“Itu tidak boleh diterima,” sahut Fabian. “Hanya koin-koin yang disetujui pemerintah yang boleh digunakan, dan kita akan membuat stempel khusus di koin-koin tersebut.”

Itu terdengar masuk akal, dan orang-orang pun mulai menyarankan agar setiap orang mendapatkan sama banyak. “Tetapi saya yang paling pantas mendapatkan lebih,” kata si pembuat lilin. “Tidak, sayalah yang berhak mendapatkan lebih,” kata si petani. Dan pertengkaran pun dimulai.

Fabian membiarkan mereka bertengkar selama beberapa saat, kemudian berkata, “Karena tidak ada kesepakatan di antara kalian semua, biarlah saya yang menentukan angkanya buat Anda. Tidak ada batasan berapa koin yang akan Anda dapatkan dari saya, semua tergantung kemampuan Anda untuk membayar. Semakin banyak yang Anda dapatkan, semakin banyak yang harus Anda kembalikan tahun depan.”

“Lalu apa yang akan Anda dapatkan?” tanya salah satu pendengar kepada Fabian.

Fabian menjawab, “Karena saya yang menyediakan jasa ini, yaitu suplai uang, maka saya berhak mendapatkan bayaran dari kerja keras tersebut. Untuk setiap 100 koin yang Anda dapatkan dari saya, Anda akan membayar kembali sebanyak 105 koin tahun depan. Lima koin itu adalah bayaran untuk saya, dan saya akan menyebutnya bunga.”

Kedengarannya tidak terlalu buruk, lagi pula 5% sepertinya tidak banyak. Maka orang-orang pun setuju. Mereka sepakat untuk bertemu seminggu kemudian, dan memulai sistem baru ini.

Fabian tidak membuang waktu. Dia membuat koin emas siang dan malam, dan seminggu kemudian dia siap dengan koinnya. Orang-orang antre panjang di depan tokonya. Setelah dicek dan disetujui oleh pemerintah, koin emas Fabian resmi diedarkan. Sebagian orang hanya meminjam sedikit koin, setelah itu mereka segera pergi ke pasar, mencoba sistem baru ini.

Masyarakat segera menyadari sisi baik dari sistem ini, dan mereka pun mulai menilai harga setiap barang dengan koin emas atau dolar. Orang-orang memberikan harga pada dagangannya sesuai dengan usaha untuk memproduksi barang tersebut. Barang yang mudah diproduksi berharga lebih rendah, dan barang yang sulit diproduksi berharga lebih mahal.

Alan adalah seorang tukang jam. Satu-satunya di kota. Jam yang dia buat sangat mahal, tetapi orang-orang bersedia membayar untuk mendapatkan jam yang dia buat. Kemudian ada orang lain yang juga mulai membuat jam, dan menjualnya dengan harga lebih murah. Alan pun terpaksa menurunkan harga jamnya. Kedua orang itu bersaing memproduksi jam dengan kualitas terbaik, dengan harga yang lebih murah. Ini adalah asal muasal dari sesuatu yang kita sebut kompetisi.

Hal sama terjadi juga pada para kontraktor, operator transportasi, akuntan, petani, dan lainnya. Para pembeli selalu memilih transaksi yang menurut mereka paling menguntungkan, mereka memiliki kebebasan untuk memilih. Tidak ada perlindungan buatan semacam lisensi ataupun cukai tarif untuk menghambat orang-orang memulai perdagangan. Standar hidup masyarakat mulai meningkat, dan tak lama kemudian orang-orang pun tidak bisa membayangkan sebuah sistem perdagangan tanpa uang.

Setahun kemudian, Fabian mulai mendatangi orang-orang yang berhutang kepadanya. Sebagian orang memiliki koin emas lebih dari yang mereka pinjam, dan itu berarti ada orang lain yang memiliki lebih sedikit dari yang mereka pinjam, sebab jumlah koin yang dibuat pada awalnya memang terbatas jumlahnya. Orang-orang yang memiliki koin lebih, membayar kepada Fabian dan juga 5% bunganya, tetapi mereka kemudian meminjam lagi kepadanya untuk melanjutkan sistem perdagangan di tahun mendatang.

Sebagian orang mulai menyadari untuk pertama kalinya, seperti apa rasanya hutang. Sebelum mereka bisa meminjam kembali kepada Fabian, kali ini mereka harus menjaminkan aset-aset kepadanya, dan mereka pun melanjutkan perdagangan selama setahun mendatang, mencoba mendapatkan 5 koin lebih untuk setiap 100 koin yang mereka pinjam dari Fabian.

Saat itu, belum ada seorang pun yang menyadari bahwa seluruh masyarakat, sekalipun mengembalikan semua hutang koin mereka, tetap tidak bisa melunasi hutang mereka kepada Fabian, karena kelebihan 5% koin emas yang merupakan kewajiban mereka tidak pernah dicetak dan diedarkan oleh Fabian. Tak seorang pun selain Fabian yang mengetahui bahwa hal yang mustahil bagi masyaratkat untuk bisa melunasi hutang mereka bila ditambah bunga, uang yang tidak pernah dia edarkan.

Memang benar Fabian sendiri juga membuat koin untuk dirinya sendiri, dan koin itu akan beredar di masyarakat. Namun, tidak mungkin dia sanggup mengonsumsi 5% dari semua barang di masyarakat.

Baca lanjutannya: Panduan Mudah Memahami Konspirasi Uang di Dunia (2)

Related

Money 5875923904613905612

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item