Kontroversi Babi Dalam Makanan dan Obat-obatan

Kontroversi Babi Dalam Makanan dan Obat-obatan

Naviri.Org - Dibanding hewan lain, babi termasuk kontroversial. Pasalnya, hewan ini diharamkan sebagian pihak (khususnya oleh muslim), namun dianggap bermanfaat oleh pihak lain. Karenanya pula, meski rata-rata orang muslim tidak mau mengonsumsi apa pun yang berkaitan dengan babi, namun banyak pula orang lain (khususnya nonmuslim) yang biasa mengonsumsi makanan atau hal lain yang terkait babi.

Masalah babi kerap menjadi polemik di Indonesia, khususnya saat ada isu-isu yang menyatakan bahwa suatu makanan atau minuman atau bahan obat-obatan tertentu mengandung babi.

Kenyataannya, produk turunan hewan, termasuk babi, memang lazim digunakan di berbagai bidang. Semisal farmasi, anestesiologi, psikiatri, bedah ortopedi, plastik, dan bedah umum. Turunannya jamak ditemukan sebagai kontaminan maupun bahan penyusun obat maupun vaksin.

Baru-baru ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan adanya kontaminasi DNA babi pada suplemen Viostin DS dan Enzyplex tablet. Produk-produk tersebut langsung ditarik dari peredaran karena telah menyalahi aturan izin edar: Tak mencantumkan keterangan tidak halal pada kemasan.

Bukan kali ini saja turunan babi ditemukan pada produk kesehatan maupun makanan. Tahun lalu, BPOM juga menarik mi instan dari Korea yang diimpor oleh PT. Koin Bumi, yakni Samyang (mi instan U-Dong), Samyang (mi instan rasa Kimchi), Nongshim (mi instan Shin Ramyun Black), dan Ottogi (mi instan Yeul Ramen).

Pada 2014, ada penarikan keripik kentang merek Bourbon (Petit Consomme Potato). Sepuluh tahun sebelumnya, dendeng dan abon sapi dengan DNA babi juga ditarik dari pasar.

Dalam produk kesehatan, kandungan babi sempat ditemukan pada vaksin meningitis dan polio. Lalu botox di Malaysia, serta obat yang mengandung heparin molekul rendah, yakni Lovenox injeksi, Fraxiparin injeksi, dan Fuluxum injeksi. Lazimnya, kandungan babi pada obat digunakan sebagai gelatin atau agen, yang menghasilkan gel dalam produk-produk farmasi.

Babi, nyatanya, mengambil porsi besar dalam industri farmasi dan kedokteran. Tak hanya dijadikan penyusun produk farmasi, bagian tubuhnya, seperti pankreas, lapisan perut, dan usus halus, digunakan dalam pembuatan produk jadi seperti insulin, heparin, dan pepsin.

Jaringan dari babi, seperti submukosa, usus halus, dan perikardia, digunakan untuk mengobati luka, menyembuhkan jaringan kulit yang rusak.

llmuwan genome Craig Venter, yang bermitra dengan United Therapeutics Corp, juga mengembangkan paru-paru babi yang kompatibel dengan tubuh manusia. Otot-otot kaki manusia dapat ditumbuhkan menggunakan implan, yang terbuat dari jaringan kandung kemih babi. 
Yang terbaru adalah organ babi yang disebut bisa ditransplantasikan ke tubuh manusia. Ditulis Science Magazine, tak akan lama lagi manusia bisa menerima transplantasi jantung atau ginjal dari babi.

Baca juga: Mengapa Babi Sering Digunakan di Bidang Kesehatan? 

Related

Science 5797072454842490520

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item