Cina, Proyek Sains, dan Gaji Besar untuk Ilmuwan

 Cina, Proyek Sains, dan Gaji Besar untuk Ilmuwan

Naviri.Org - Cina adalah negara besar dengan penduduk terbesar di dunia. Karena kenyataan itu, Cina bahkan berani menjadi “dunia di dalam dunia”, dalam arti mampu melakukan banyak hal yang tidak mungkin dilakukan negara-negara lain.

Sebagai contoh, Cina berani memblokir mesin pencari semacam Google, dan mereka menciptakan mesin pencari sendiri. Cina berani memblokir media sosial semacam Facebook, dan mereka menciptakan media sosial sendiri. Hal itu dimungkinkan karena dua hal. Pertama, karena di Cina ada orang-orang hebat yang mampu menciptakan hal-hal tersebut. Kedua, karena Cina memiliki tiga miliar penduduk. Dengan jumlah penduduk sebanyak itu, Cina sudah menjadi dunia sendiri.

Kini, Cina sedang dalam ambisi besar untuk membangun dunia saintis yang akan mempekerjakan orang-orang terbaik di Cina, atau orang-orang dari luar negeri untuk bekerja di Cina. Seiring dengan itu, Cina juga membangun laboratorium dan lembaga-lembaga sains dan teknologi. Cina juga mendorong para saintis, termasuk orang-orang keturunan Cina yang menjadi saintis di luar negeri, untuk meniti kariernya di Negeri Tirai Bambu itu.

Langkah ini diwujudkan melalui program Thousand Talents (Seribu Bakat) yang diluncurkan pada 2008. Seperempat anggaran National Natural Science Foundation of China digunakan untuk membiayai program ini.

Ada juga program pencarian orang-orang berbakat dalam bidang sains dan teknologi di tingkat provinsi dan universitas, misalnya Guangdong Province Leading Talent.

South China Morning Post melansir program Thousand Talents menawarkan subsidi permukiman kepada saintis senilai 500.000 yuan untuk kerja paruh waktu minimal tiga tahun di Cina. Sedangkan Guangdong Province Leading Talent menawarkan subsidi 1 juta yuan plus 5 juta yuan sebagai dana penelitian selama 5 tahun.

Melalui program itulah pemerintah Cina menjanjikan para saintis mendapatkan gaji tinggi, dana, dan ruang penelitian, serta tunjangan bebas pajak sebesar 160.449 dolar AS. Alhasil, per April 2012, program ini telah mendatangkan 2.263 saintis untuk bekerja di Cina.

“Jika seorang pria masuk dalam program Thousand Talents, ada sejumlah kasus di mana orang itu juga mendapat banyak manfaat lokal, seperti insentif lokal, dana hibah lokal,” ujar direktur Center for China & Globalization (CCG), Wang Huiyao.

Andi Tan, dalam The Pursuit of Dream, Selected Stories of Zhiyuan Students, mengakui awal ketertarikannya pada riset “dark matter” terpicu saat ia mengikuti kuliah dan lokakarya yang diberikan David Cai dan Xiangdong Ji, saintis yang tergabung dalam program Thousand Talents.

Xiangdong Ji adalah profesor fisika teoretis di University of Maryland yang kemudian menjadi kepala proyek PandaX.

Realisasi tak semanis janji

David Zweig, ilmuwan politik di Hong Kong University of Science and Technology, seperti dilansir SCMP, membeberkan universitas juga akan mendapat hadiah jika mampu merekrut saintis dari luar negeri untuk bekerja di lembaganya.

Zweig mencontohkan, satu universitas di Cina bagian utara bakal mendapat 12 juta yuan jika berhasil mendatangkan seorang saintis, baik untuk bekerja penuh maupun paruh waktu. Sementara itu, Zweig dan Wang Huiyao juga menemukan beberapa program pencarian bakat tingkat lokal menawarkan 8 juta yuan bagi universitas yang mampu merekrut saintis penuh waktu.

Namun, apa yang dijanjikan ini tak selalu mewujud dalam kenyataan. Hal ini dialami oleh Ulf Leonhardt, fisikawan dari Inggris yang dikenal dengan gagasannya mengenai pembuatan jubah tak kasat mata.

Awalnya, pada 2011, Leonhardt mendapat tawaran untuk melakukan penelitian selama tiga bulan setiap tahun di The Centre for Optical and Electromagnetic Research (COER), yang berada di bawah naungan South China Normal University (SCNU).

South China Morning Post melansir COER sanggup menggaji Leonhardt sebanyak 133.333 yuan per bulan. Nilai gaji ini setara tiga kali lipat gaji yang diterimanya sebagai guru besar di University of St. Andrews.

Leonhardt menerima tawaran tersebut. Kemudian, untuk mendapatkan dana tambahan, Leonhardt mengajukan dana ke Program 1000 Bakat dan Guangdong Province Leading Talent. Pada September 2012, Leonhardt menerima persetujuan dari kedua lembaga penyalur dana itu dan menandatangani kontrak kerja lima tahun untuk COER.

Namun, dana yang ia dapatkan tidak seperti yang dijanjikan. Ia menduga ada penyelewengan dana. Lalu, setelah menyewa pengacara untuk menyelidiki kasusnya, ia menemukan ada sejumlah informasi yang keliru, termasuk pernyataan perjanjian yang terjemahannya keliru, dan pembelian peralatan rahasia di COER.

Rekan kerja Leonhardt di COER, Sailing He, menampik ada penyelewengan dana. Menurutnya, Leonhardt sudah menyetujui di muka bahwa sebagian besar dana yang diterimanya akan dikelola pihak lain.

“Dia mendapatkan 20 ribu dolar AS sebulan. Dia tidak perlu peduli dengan rinciannya. Di Cina, Anda harus fleksibel, tidak selalu sesuai peraturan. Tapi itu bukan niat buruk,” sebut Sailing He.

Baca juga: Ambisi Cina, dari Partikel Hantu Sampai Ruang Angkasa

Related

Science 3811229341377123974

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item