Karena Adanya Registrasi Prabayar, Indosat Rugi Rp506 Miliar

 Karena Adanya Registrasi Prabayar, Indosat Rugi Rp506 Miliar

Naviri.Org - Peraturan baru mengenai pengharusan registrasi kartu prabayar—yang menggunakan nomor KTP dan nomor KK—dulu sempat dikeluhkan oleh para penjual kartu perdana. Mereka bahkan sampai berdemo, menuntut penghapusan aturan yang dinilai merugikan mereka tersebut. Pasalnya, dengan adanya aturan registrasi yang membatasi tiga nomor perdana, mereka tidak bisa lagi menjual nomor perdana secara bebas seperti dulu.

Ternyata, yang mengalami masalah semacam itu bukan hanya para penjual kartu perdana di konter-konter, namun juga Indosat, salah satu provider layanan internet di Indonesia.

Indosat Ooredoo membukukan rugi bersih Rp 506 miliar pada kuartal pertama (kuartal I) 2018. Kinerja tersebut anjlok dibandingkan periode sama tahun lalu, di mana Perseroan berhasil menghimpun laba bersih Rp 174 miliar.

Dari segi basis pelanggan, Indosat Ooredoo tumbuh tipis secara tahun ke tahun (YoY), yakni dari 95,6 juta pada kuartal I 2017 menjadi 96,1 juta pada kuartal I 2018. Kendati demikian, basis pelanggan itu turun 12,7 persen jika dibandingkan kuartal sebelumnya (QoQ).

Pada kuartal IV-2017, Indosat berhasil menghimpun 110,2 juta pelanggan. Menurut CEO sekaligus Presiden Direktur Indosat Ooredoo, Joy Wahjudi, penurunan kinerja dan basis pelanggan pada awal 2018 adalah imbas registrasi kartu SIM prabayar.

Mekanisme yang dijalankan sejak Oktober 2017 itu mengubah model bisnis, dari strategi pemasaran yang mengandalkan “push driven” menjadi “consumer driven”.

“Sebelumnya kan push driven, semua kartu diaktifkan dulu, dimasukin paket 1GB, 2 GB, dst, lalu dijual ke pasaran. Praktik itu berlaku di industri sudah lama,” kata Joy usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Indosat Ooredoo, di Jakarta.

“Sekarang yang seperti itu disetop semua. Tidak ada lagi pre-inject paket seperti itu. Kami jualan kartu perdana kosong dan voucher. Konsumen sendiri yang aktifkan pas beli (consumer driven),” ia menjelaskan.

Menyambut kuartal II-2018 yang cerah 

Laporan kuartal I-2018 yang lesu sebelumnya sudah diantisipasi dan diramalkan oleh operator seluler bernuansa kuning tersebut. Menurut Joy Wahjudi, wajar jika ada penyesuaian ketika model bisnis berubah.

“Ini kan imbas jangka pendek. Untuk jangka panjangnya, registrasi kartu SIM prabayar ini punya manfaat yang jauh lebih banyak,” ia menjelaskan. Antara lain, kata Joy, Perseroan bisa memiliki database pelanggan yang lebih rapi. Selain itu, industri juga mampu menghemat belanja kartu SIM prabayar, karena tak ada lagi kebiasaan “sekali pakai langsung buang”.

“Sekarang ada penurunan karena masih shock. Nanti di kuartal kedua semestinya kalau dari revenue nggak akan turun. Kami akan pikirkan strateginya seperti apa supaya naik lagi,” ia menuturkan.

Joy menyatakan, nantinya bakal lebih mendorong penjualan voucher untuk top-up pulsa dan aktivasi paket telekomunikasi. Dengan begitu, meski basis pelanggannya tumbuh tipis, tetapi pendapatan rata-rata per pengguna (ARPU) bisa meningkat.

Pada kuartal I-2018, ARPU Indosat Ooredoo tercatat Rp 12.400. Pendapatan data terus bertumbuh signifikan dari tahun ke tahun, sehingga ke depan Indosat Ooredoo bakal lebih banyak berinvestasi untuk peningkatan performa jaringan internet.

Baca juga: 5 Manfaat di Balik Registrasi Ulang Kartu Prabayar

Related

News 2077696046704891675

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item