Sumber Segala Masalah di Bumi adalah Manusia

Sumber Segala Masalah di Bumi adalah Manusia

Naviri.Org - Berabad-abad sebelum manusia muncul di Bumi, planet ini hanya dihuni pohon dan hewan-hewan besar, seperti dinosaurus. Lalu asteroid jatuh menghantam bumi, yang menjadikan hewan-hewan besar punah. Berabad-abad setelah itu, manusia muncul di bumi, dan planet ini pun berubah. Semula, perubahan di Bumi berjalan perlahan. Namun, seiring makin banyak manusia di dalamnya, perubahan di Bumi semakin cepat.

Sayangnya, perubahan yang terjadi di Bumi, seiring bertambahnya jumlah manusia, bukan perubahan yang baik tapi malah kehancuran. Sampah yang menumpuk, polusi yang pekat di mana-mana, hutan yang ditebangi, hewan-hewan yang punah dari waktu ke waktu, dan sederet kerusakan lainnya.

Karena kenyataan itu, manusia pun memperingati 22 April sebagai hari Bumi. Peringatan itu adalah upaya untuk mengingat pentingnya menjaga kelestarian Bumi. Banyak orang menyerukan aksi untuk menanggulangi pemanasan global, perubahan iklim, dan menciptakan lingkungan yang bersih, saat perngatan ini.

Selama lebih dari 50 tahun, kampanye ini terus dilakukan. Tujuannya adalah meningkatkan kesadaran publik tentang masalah lingkungan. Namun, Neil deGrasse Tyson, seorang astrofisikawan, menyebut bahwa itu aneh, jika kita terus berbicara mengenai menyelamatkan Bumi.

"Planet Bumi selamat dari serangan asteroid besar, dan akan bertahan hidup apa pun yang kita lemparkan. Tapi, kehidupan di Bumi tidak akan (bertahan)," kicau Tyson melalui akun twitternya.

Dilansir dari Science Alert, maksud Tyson bukanlah agar kita tidak menjaga lingkungan. Tyson hanya mendukung ilmu iklim sebelumnya. Menurutnya, banyak bukti menunjukkan bahwa aktivitas manusialah yang punya pengaruh besar terhadap iklim.

Tyson benar dalam hal mencatat bahwa bumi telah bertahan selama 4,5 miliar tahun dari tantangan sepanjang keberadaannya. Meski begitu, perubahan iklim tentu juga jadi ancaman terbesar bagi manusia. Bahkan jika manusia punah, bumi mungkin akan tetap bertahan.

Kicauan Tyson merupakan pengingat bahwa kelangsungan hidup umat manusia bergantung pada seberapa baik kita menjaga satu-satunya planet yang kita miliki. Selain itu, mungkin maksud Tyson adalah kita perlu mengubah kata kampanye "Selamatkan Bumi" dengan "Selamatkan Manusia" atau "Selamatkan Kehidupan di Bumi".

Baca juga: Rusaknya Hutan, dan Bumi yang Kian Mengerikan

Related

Insight 713314976403268064

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item