Novel Harry Potter Terbukti Meningkatkan Minat Baca Buku

 Novel Harry Potter Terbukti Meningkatkan Minat Baca Buku

Naviri Magazine - Minat baca adalah masalah umum di negara-negara berkembang atau terbelakang. Keasyikan membaca buku belum terlalu dikenal, khususnya oleh kalangan anak-anak, karena mereka lebih asyik menonton televisi, atau malah bermain game di ponsel.

Dalam pengenalan buku, anak-anak dan remaja biasanya membutuhkan semacam pemantik, yaitu buku tertentu yang mampu membuat mereka tertarik, hingga kemudian tekun dan asyik membacanya. Hal itu tampaknya diwakili oleh novel serial Harry Potter.

Novel Harry Potter menunjukkan kepada banyak pembacanya, bahwa membaca bisa sangat menyenangkan. Hal itu secara tak langsung mendorong mereka untuk membaca buku karya penulis lain. Terbukti, pada 2004, di tengah-tengah fenomena Harry Potter, penjualan buku anak—selain serial Harry Potter—naik sebesar 2 persen per tahun.

Sejak itu, pasar buku anak secara keseluruhan telah mengalami peningkatan penjualan dengan total 52 persen (4 persen per tahun) hingga 2016. Padahal, sebelum kemunculan Harry Potter, penjualan bacaan anak-anak semakin menurun.

Ledakan popularitas seri Harry Potter menunjukkan bahwa membaca buku dapat menjadi budaya populer dan fan culture menjadi budaya arus utama. Bahkan Harry Potter mengubah pembaca pasif menjadi penggemar aktif dengan selera yang tak terpuaskan.

Para penggemar Harry Potter juga berusaha menghadirkan dunia sihir ke dunia muggle—orang tanpa kekuatan sihir. Pada 2005, misalnya, mahasiswa di kampus Middlebury Vermont menciptakan permainan Quidditch pertama, yang kemudian melahirkan olahraga antar-perguruan tinggi hingga ke tingkat internasional.

Adanya fandom Harry Potter memudahkan penggemar untuk memasarkan geeky habit mereka sebagai aset profesional. Cassandra Clare, penulis seri The Mortal Instruments, mendapatkan ketenaran di dunia daring sebagai penulis fan fiction Harry Potter yang sangat populer: The Draco Trilogy. Penggemar Potter lainnya, Melissa Anelli dan Andrew Slack, memanfaatkan fandom Harry Potter untuk karier profesional mereka.

Bahkan, Durham University di Inggris membuka kelas Harry Potter and the Age of Illusion dengan isi modul mengenai Harry Potter dalam konteks sosial, budaya, dan pendidikan, juga memahami sebab-sebab popularitas Harry Potter. Kelas ini juga mempertimbangkan relevansi Harry Potter dengan sistem pendidikan saat ini.

Baca juga: Novel Harry Potter: Dicetak 500 Eksemplar, Terjual Hingga 500 Juta

Related

Books 4827614760681494697

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item