Skandal Panjang dan Aneka Kontroversi Harun Yahya

  Skandal Panjang dan Aneka Kontroversi Harun Yahya

Naviri Magazine - Harun Yahya dikenal dunia sebagai penulis buku-buku yang secara frontal memosisikan diri sebagai lawan teori evolusi Darwin. Banyak sekali buku Harun Yahya yang menjelaskan bahwa teori Darwin mengenai evolusi adalah hal keliru, karena bertentangan dengan ajaran agama Islam. Karenanya pula, Harun Yahya pun mendasarkan teori-teori dalam bukunya pada ajaran Islam.

Nama asli Harun Yahya adalah Adnan Oktar, dan namanya menjadi perbincangan akhir-akhir ini, karena ditangkap kepolisian Turki dengan beragam tuduhan, mulai dari pelecehan seksual, penculikan, hingga pelanggaran undang-undang anti teror.

Lalu siapa sebenarnya Harun Yahya?

Lahir dengan nama Adnan Oktar, Yahya dilahirkan pada 1956 di Ankara, Turki. Nama Harun Yahya dia ambil dari dua nama nabi, yakni Nabi Harun dan Nabi Yahya.

Harun Yahya kecil hidup di lingkungan yang religius dan berasal dari keluarga yang mapan. Hidup berasal dari keluarga mapan membuatnya bisa menikmati bangku kuliah.

Pada 1979, Harun Yahya masuk ke Akademi Seni Rupa Universitas Mimar Sinan, Istanbul. Selama di bangku kuliah inilah pemikiran Harun Yahya ditempa. Dia dikenal sebagai penceramah ulung berkat keikutsertaannya dalam berbagai pengajian.

Ketika itu, dia membentuk perkumpulan para mahasiswa kelas atas yang rela mendengarkan ceramahnya soal penolakan terhadap Marxisme, komunisme, dan filsafat. Tapi penentangannya terbesar adalah soal teori evolusi Darwin yang menurutnya hanya mengajak orang menjadi ateis, sebuah teori perpaduan mistisisme dan retorika sains.

Pada 1986, dia masuk kuliah Fakultas Filsafat di Istanbul University. Yahya mulai sering masuk majalah dengan pemikiran-pemikirannya. Salah satu buku yang ditelurkannya ketika itu berjudul "Yudaisme dan Freemasonry", sebuah buku soal teori konspirasi Yahudi di dunia.

Satu hal yang ia tegaskan dalam setiap karyanya, ia ingin menyampaikan pesan kitab suci Al-Quran kepada masyarakat. Harun Yahya terus memperjuangkan nilai-nilai ketuhanan yang telah ia yakini kebenarannya.

Pada 1990, Yahya mendirikan sebuah lembaga riset, Science Research Foundation (SRF). Lewat lembaga inilah ia banyak menggelar diskusi soal nilai-nilai moral.

Yahya lantas membuat buku tandingan teori Darwin berjudul Yaratilis Atlasi atau Atlas Penciptaan pada 2006. Buku ini dapat dengan mudah dibaca di internet dalam format e-book.

Dalam buku itu, Yahya membantah seluruh teori Darwin dengan menjelaskan evolusi penciptaan makhluk hidup berdasarkan dalil-dalil Al-Quran. Dia membagikan buku-buku ini ke berbagai universitas di Amerika Serikat hingga Kongres di Washington.

Para ahli biologi di AS, yang menerima buku itu, mengatakan teori Yahya "sangat konyol" dan "sampah", tidak didasarkan pada teori ilmu pengetahuan yang ilmiah. Namun, New York Times menuliskan bahwa buku itu "indah", bukan karena teorinya, tapi karena bentuknya yang besar, warnanya yang merah, dan penuh gambar yang atraktif.

Dibenci di dalam negeri

Di Turki, Harun Yahya banyak tersangkut masalah. Dia pernah ditahan selama 62 jam atas tuduhan kepemilikan Kokain. Ia diciduk pada 1991, saat itu polisi menemukan satu paket Kokain di salah satu buku koleksi Yahya.

Namun setelah dilakukan penyelidikan, Yahya tak terbukti benar-benar menggunakan Kokain. Singkatnya, ia hanya dijebak oleh oknum yang tak menyukainya.

Selain dijebak soal Kokain, pada saat itu ada sebuah koran lokal yang sangat anti dengan Harun Yahya. Bahkan, koran tersebut menyediakan kolom kosong untuk orang-orang yang ingin menulis tentang keburukan seorang Yahya.

Kemudian, Yahya juga pernah ditangkap oleh polisi Turki pada 1999. Penangkapan untuk yang kesekian kalinya itu atas dasar tuduhan percobaan membuat organisasi ilegal. Kala itu, Yahya ditangkap bersama 50 orang pengikutnya.

Pada 2008 Yahya divonis bersalah oleh pengadilan Turki, dan dihukum tiga tahun penjara atas kasus tersebut.

Nama Harun Yahya kembali bermasalah ketika ia memiliki sebuah program televisi yang memadukan antara perbincangan soal agama dan tari perut di stasiun televisinya sendiri, "A9".

Para pengikut Yahya dipanggil dengan sebutan "anak kucing". Mereka semua adalah wanita-wanita berparas cantik dan seksi dengan rambut pirang. Pakaiannya juga mini, terkadang berbikini, jauh sekali dari kesan agama Islam yang hendak disampaikan Yahya. Wanita-wanita ini seperti menjadi budak Yahya.

Soal para "anak kucing", Harun berpandangan bahwa aurat wanita yang harus ditutupi hanyalah puting dan daerah kemaluan, sehingga memakai pakaian seksi diperbolehkan dalam agama.

"Wanita adalah manifestasi yang mengagumkan dari Tuhan. Mereka adalah makhluk paling indah di dunia. Mereka karya seni yang luar biasa, diciptakan oleh Tuhan. Mereka ciptaan agung yang harus dihormati, dikagumi, dicintai, disayang, dan dilindungi," kata Harun Yahya dalam sebuah artikel di media Israel, Haaretz, edisi bulan ini.

Badan Urusan Keagamaan Turki, Diyanet, sangat mengecam pemikiran Yahya. Menurut Kepala Diyanet, Ali Erbas, Harun Yahya seperti mengalami gangguan jiwa.


Related

News 1318553118568085373

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item