Atlas of Creation, Buku Harun Yahya yang Kontroversial

Atlas of Creation, Buku Harun Yahya yang Kontroversial

Naviri Magazine - Harun Yahya dikenal sebagian khalayak dunia sebagai penulis buku-buku terkait teori anti-evolusi. Menggunakan ajaran Islam, Harun Yahya nyaris tak henti mengkritik teori evolusi Charles Dawin, dan hal itu tergambar jelas dalam banyak bukunya yang beredar di berbagai negara di dunia.

Beredar luasnya buku-buku Harun Yahya merupakan penentangan keras dari pihak kreasinonisme terhadap pihak evolusionisme. Dan penentangan itu makin memuncak, saat Harun Yahya merilis bukunya yang paling kontroversial, berjudul Atlas of Creation.

The Atlas of Creation terbit pada 2006. Buku berukuran 18 x 43 cm dan punya ketebalan 800 halaman tersebut laku keras di pasaran; dijual di penjuru dunia, dicetak lebih dari sekali, serta diterjemahkan ke berbagai bahasa.

“Ratusan profesor, ilmuwan, mahasiswa, dan publik mengirim e-mail ke situs internet kami... Kami menerima pesan yang tulus bahwa buku ini berdampak besar pada mereka. Seperti bom atom. Ketika mereka membaca buku itu, mereka langsung memberi tahu orang lain dan terus berlanjut setelahnya. Kekuatan buku ini tiada taranya,” klaim Yahya mengutip The Guardian.

Dalam The Atlas of Creation, Yahya terang-terangan menuding teori evolusi Darwin sebagai kesesatan belaka sekaligus bertentangan dengan Al-Qur’an.

Yang disebut “teori evolusi Darwin” adalah buku setebal 400 halaman bertajuk The Origin of Species, yang disusun atas observasi Darwin terhadap 1.529 spesies, 3.907 kulit, 12 katalog ragam spesies, serta penelitian mutakhir mengenai fosil dan perubahan struktur geologi bumi selama 20 tahun di Amerika Selatan, Galapagos, hingga Australia, yang menyimpulkan bahwa spesies berevolusi dan beradaptasi agar bisa bertahan dalam seleksi alam adalah mekanisme utama yang membuat spesies baru terbentuk secara perlahan.

Sebagaimana ditulis The New York Times, Atlas of Creation membawa perdebatan mengenai evolusi, hingga ke arah yang lebih dramatis dibanding sebelumnya.

Bagi para ilmuwan, buku Yahya tak ubahnya seperti pertanda bahwa masa depan sains sedang dipertaruhkan. “Jika Anda pergi ke toko buku, maka Anda akan melihat bahwa buku itu berharga $100,” terang Kenneth R. Miller, ahli biologi di Universitas Brown. “Padahal, biaya [riset evolusi] sendiri sangat besar. Kami bicara jutaan dolar.”

Sedangkan Armand de Ricqles, profesor biologi dan evolusionisme di College de France, mengatakan bahwa ia dan sebagian orang khawatir apabila buku tersebut ditujukan kepada penduduk Muslim Perancis sebagai strategi untuk “mengacaukan” pinggiran kota yang miskin dan didominasi kaum imigran, “di mana populasi besar anak-anak muda yang beragama Islam akan menjadi target ideal untuk propaganda.”

Kendati banyak pertentangan, yang menerima gagasan buku Yahya juga tidak bisa dibilang sedikit. Buku ini bahkan bisa dibilang signifikan dalam mengubah persepsi khalayak ihwal evolusi.

Salman Hameed, dalam risetnya yang terbit di majalah Science pada 2008, berjudul “Bracing for Islamic Creationism”, menemukan adanya pergeseran pandangan dari negara-negara Muslim soal teori Darwin, usai rilisnya Atlas of Creation.

Penelitian Hameed didasarkan pada pertanyaan: “Anda setuju atau tidak soal teori evolusi Darwin?” Hasilnya, hanya 16% orang Indonesia yang meyakini teori Darwin itu benar, Pakistan sebesar 14%, Mesir cuma 8%, Malaysia tak lebih dari 11%, serta Turki mentok di angka 22%.

Baca juga: Skandal dan Aneka Kontroversi Harun Yahya

Related

Figures 9064111461132482325

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item