Mengapa Orang Mudah Emosi Saat di Jalan Raya?

 Mengapa Orang Mudah Emosi Saat di Jalan Raya?

Naviri Magazine - Banyak orang yang tampaknya mudah emosi ketika sedang di jalan raya. Melihat kendaraan di depannya tidak segera jalan saat lampu hijau menyala, misalnya, orang bisa memencet klakson dengan penuh emosi. Atau, ketika ada yang menyalip kendaraannya, orang juga bisa marah.

Yang paling parah, emosi itu juga kerap menjadikan pengendara di jalan raya mudah bertengkar hingga berantem saat mengalami masalah.

Mengapa orang lebih mudah emosi saat di jalan raya, hingga kerap menggunakan kekerasan sebagai cara menghadapi masalah?

Instruktur keselamatan dari Sentul Driving Course, Rudy Novianto, mengungkapkan penyelesaian permasalahan di jalan raya dengan emosi atau road rage (perkelahian) memang kerap terjadi. Tidak hanya di Indonesia, tapi juga di luar negeri.

Khusus untuk Indonesia, selama ini ada paradigma yang menyalahkan kendaraaan yang lebih besar sebagai penyebab masalah.

"Paradigma yang ada di masyarakat kita itu, semakin besar kendaraan semakin bersalah di setiap kejadian. Tidak peduli siapa yang memicu atau melanggar, kerap kali menyalahkan pengemudi kendaraan yang lebih besar," ucap Rudy.

Rudy mengungkapkan, paradigma ini bisa menimbulkan beragam masalah di jalan raya, termasuk perkelahian. Ada baiknya paradigma ini perlahan diluruskan.

"Vonis dari masyarakat ini tidak bisa dibenarkan. Kalau kendaraan yang lebih besar pasti salah, lalu UU Lalu Lintas dan hakim tidak diperlukan lagi, karena sudah salah. Baiknya tidak seperti itu," ujar Rudy.

Dengan mengetahui peraturan lalu lintas yang benar, memahami apa jadinya bila dilanggar, penyelesaian di jalan raya tentu dengan peraturan tersebut. Sudah banyak kasus tercatat, meski pengendara motor jelas melanggar aturan, pengendara mobil menjadi pihak yang harus bertanggung jawab.

Terlepas dari kasus di atas, Rudy mengungkapkan segala permasalahan di jalan raya sudah diatur penyelesaiannya oleh undang-undang yang dibuat oleh pemerintah. Ini agar kasus perkelahian sesama pengguna jalan tidak perlu terjadi lagi.

"Perlu banyak kedewasaan, kebijaksanaan, dan kesabaran terlibat masalah di jalan raya. Kalau emosi, yang perlu disikapi adalah apakah emosi tersebut akan disalurkan atau ditahan. Karena sebenarnya kalau berkelahi itu sama-sama kalah, tidak ada yang menang, rugi sendiri," ucap Rudy.

Baca juga: Hati-hati, Bangga dan Sombong Cuma Beda Tipis

Related

Psychology 7962273664119766549

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item