Setiap Orang Indonesia Punya Utang Rp18 Juta, Termasuk Bayi Baru Lahir

 Setiap Orang Indonesia Punya Utang Rp18 Juta, Termasuk Bayi Baru Lahir

Naviri Magazine - Mungkin ini terdengar mengerikan, namun nyatanya setiap orang di Indonesia ikut menanggung utang yang dilakukan pemerintah. Setiap warga Indonesia, termasuk bayi yang baru lahir, semuanya punya utang, yang rata-rata sebesar Rp18 juta. Jumlah itu juga tergantung pada jumlah utang yang dibuat pemerintah. Semakin banyak, tanggungan utang per orang di Indonesia juga akan semakin banyak.

Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis (AKSES) mencatat setiap orang Indonesia, termasuk bayi yang baru lahir, menanggung beban utang sebesar Rp16 juta.

"Perhitungan ini didapat dari jumlah utang kita yang sudah mencapai Rp4.274 triliun, dibagi dengan jumlah penduduk Indonesia sekarang sebanyak 257 juta orang," kata Ketua Umum AKSES, Suroto.

Kondisi itu, kata dia, bisa membahayakan ekonomi Indonesia secara umum, karena struktur ekonominya hingga kini masih didominasi pelaku usaha besar.

Ia mencontohkan, hanya 0,02 persen penduduk Indonesia yang menguasai Rp3.100 triliun atau setara 25 persen total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

"Kenapa ini sangat berbahaya? Sebab perilaku orang kaya di Indonesia itu suka menumpuk hartanya di luar negeri, namun meninggalkan utang di dalam negeri ketika terjadi krisis ekonomi," katanya.

Terlebih, ia menilai banyak infrastruktur yang dibangun saat ini cenderung difungsikan untuk mendorong faktor "endorsement" bagi kelancaran investasi asing di Indonesia.

"Padahal kita tahu, mereka itu hanya ingin mengeksploitasi sumber daya alam kita, dan hanya satu tanggung jawabnya, keuntungan," katanya.

Bahkan Suroto menambahkan, investor yang ada cenderung memilih masuk ke sektor komoditas ekstraktif, dan menguasai sektor tertier terutama perbankan.

"Sementara sektor pangan dan energi kita tetap akan mereka kendalikan. Kita disandera agar tetap sebagai pasar," katanya.

Sementara Amerika Serikat sudah mengirimkan sinyalemen untuk segera merevisi kebijakan moneter mereka membuat celah investor masuk ke Indonesia jadi semakin kecil, kata Suroto.

Jumlahnya kini naik

Berdasarkan catatan Bank Indonesia (BI), ULN Indonesia pada akhir Januari 2018 meningkat 10,3 persen (yoy) menjadi 357,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp4.915 triliun (kurs Rp13.750 per dolar AS).

Rinciannya adalah 183,4 miliar dolar AS atau setara Rp2.521 triliun utang pemerintah, dan 174,2 miliar dolar AS atau setara Rp2.394 triliun utang swasta.

Direktur Departemen Statistik BI, Tutuk SH Cahyono menyebutkan, pertumbuhan ULN sejalan dengan banyaknya proyek infrastruktur yang sedang dikerjakan, serta berbagai kegiatan lainnya.

“Pertumbuhan ULN Indonesia per akhir Januari 2018 bersumber dari pertumbuhan ULN sektor swasta sebesar 6,8 persen (yoy), serta sektor pemerintah dan bank sentral sebesar 13,7 persen (yoy),” katanya di Jakarta, Kamis (1/3/2018).

Artinya, dengan jumlah utang tersebut, bila dibagi dengan jumlah penduduk Indonesia yang tercatat Badan Pusat Statistik (BPS) sebanyak 261,9 juta jiwa, maka setiap Warga Negara Indonesia (WNI) kebagian jatah untuk menyicil utang negara sebesar Rp18 juta. Seperti perhitungan Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis (AKSES).

“Pada 2017 saja, tiap bayi lahir menanggung utang Rp16 juta, pun sama dengan kondisi sekarang. Tinggal dibagi saja dengan jumlah penduduk,” ungkap Ketua Umum AKSES, Suroto.

Baca juga: Di Malaysia, Bayi Baru Lahir Sudah Punya Banyak Utang

Related

World's Fact 8431345635639383660

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item