Kisah Bocah 10 Tahun yang Diperebutkan Google dan Microsoft

 Kisah Bocah 10 Tahun yang Diperebutkan Google dan Microsoft

Naviri Magazine - Tentu banyak orang yang bermimpi bisa bekerja di perusahaan besar sekaligus terkenal semacam Google atau Microsoft. Namun, tentu saja tidak setiap orang mampu bekerja di sana. Karena, bagaimana pun, Google maupun Microsoft tentu akan sangat selektif dalam menerima pekerja. Jika tidak memenuhi kualifikasi mereka, jangan harap diterima bekerja di sana.

Sebaliknya, Google atau Microsoft akan menawari kerja bagi siapa pun yang mereka anggap memiliki kualifikasi hebat. Salah satu orang yang beruntung mendapat tawaran semacam itu adalah Samaira Mehta, seorang anak perempuan berusia 10 tahun.

Samaira Mehta tumbuh di lingkungan industri teknologi Silicon Valley, California, Amerika Serikat. Diam-diam, perempuan yang memiliki keahlian coding itu menarik perhatian deretan perusahaan teknologi.

Bakat yang dimiliki Samaira memang luar biasa. Di usia yang belia, ia sudah mendirikan sebuah perusahaan bernama CoderBunnyz, di mana ia menjabat sebagai CEO. Kemampuannya menarik perhatian, hingga membuatnya dipanggil sebagai pembicara dalam sejumlah konferensi di Silicon Valley.

Semua bermula ketika Samaira masih berusia 8 tahun. Saat itu ia menciptakan sebuah game bernama CoderBunnyz untuk mengajari anak-anak tentang bagaimana cara meng-coding. Samaira sendiri sudah bisa coding sejak usia 6 tahun!

Setelah membuat board game tersebut, Samaira mendapatkan hadiah 2.500 dolar AS untuk posisi kedua yang ia raih dalam kompetisi Pitchfest Think Tank Learning pada 2016 lalu. Prestasi Samaira mulai mendapat perhatian dari sejumlah ahli pemasaran Cartoon Network, yang sedang mencari sosok perempuan muda yang menginspirasi sebagai "Powerpuff Girls" dalam kehidupan nyata.

Setelah ia tampil dalam salah satu video Cartoon Network, kehidupan Samaira pun berubah. Samaira mulai diliput media-media nasional, dan ia pun menjual game-nya di Amazon.

"Kami menjual 1.000 boks (game), jadi lebih dari 35 ribu dolar AS (pendapatannya), dan itu hanya dipasarkan selama satu tahun," ujar Samaira, kepada Business Insider.

Kemampuan yang turun dari sang ayah

Ternyata, kemampuan coding Samaira turun dari ayahnya, Rakesh Mehta. Rakesh adalah seorang engineer di Intel, dan juga mantan engineer Sun Microsystems serta Oracle.

Ketika meluncurkan game CoderBunnyz, Samaira dibantu ayahnya untuk melancarkan rencana pemasaran yang menarik, yaitu menggunakan game sebagai ajang pelatihan coding bagi anak-anak sekolah.

Ia kemudian meluncurkan sebuah inisiatif yang disebut 'Yes, 1 Billion Kids Can Code' yang memungkinkan orang-orang untuk mendonasikan game buatannya ke sekolah-sekolah. Samaira setelah itu merancang pelatihan yang ia lakukan di sekolah-sekolah tersebut.

Di awal tahun ajaran sekolah kali ini, 106 sekolah telah menggunakan game buatan Samaira untuk mengajari anak-anak bagaimana cara coding.

"Di dunia ada lebih dari 1 miliar anak. Ada orang-orang yang bersedia mendonasikan CoderBunnyz ke sekolah-sekolah dan juga orang yang membutuhkannya di seluruh dunia, yang ingin belajar coding," jelasnya.

Penjualan game ini sukses, dan Samaira tak berhenti sampai di situ. Ia membuat sekuel game CoderBunnyz pertama yang kali mengajari anak-anak bagaimana cara coding menggunakan artificial intelligence (AI) alias kecerdasan buatan.

Game baru itu diberi judul CoderMindz, dan ia mengklaimnya sebagai board game AI pertama di dunia. Seperti halnya CoderBunnyz, anak-anak akan mempelajari prinsip dasar AI lewat game tersebut, mulai dari konsep seperti pelatihan model AI dan pembelajaran yang adaptif. Jika telah mahir, kemampuan ini nantinya bisa mereka gunakan untuk membangun robot.

Tidak sendirian, Samaira merancang game CoderMindz bersama adiknya, Aadit, yang masih berusia enam tahun.

Bintang teknologi muda lahir

Kesuksesan game ini membuat Samaira sangat sibuk dengan jadwal workshop. Ada 60 pelatihan yang pernah ia selenggarakan di Silicon Valley bersama lebih dari 2 ribu anak.

Pelatihan itu termasuk pernah digelar di markas Google di Mountain View, California. Di sana ia bertemu dengan Chief Culture Officer Google, Stacy Sullivan. Samaira mengaku mendapat tawaran untuk bekerja di Google saat sudah lulus kuliah nanti.

"Setelah serangkaian workshop di markas Google, kami (dengan Stacy) mengobrol selama satu jam. Ia mengatakan saya hebat dan ketika saya sudah lulus kuliah, saya bisa bekerja di Google," ungkap Samaira.

Samaira yang polos itu menjawab tawaran Stacy dengan keraguan. Ia mengaku tidak tahu apakah ingin bekerja di Google, karena ia senang menjadi seorang wirausahawati.

Selain Google, raksasa teknologi lain seperti Microsoft juga pernah mengundang Samaira sebagai pembicara dalam sebuah acara. Sejak debut CoderBunnyz, Samaira telah berjumpa banyak tokoh besar.

Bertemu Michelle Obama hingga Mark Zuckerberg

Mantan First Lady AS, Michelle Obama, pernah ia temui, begitu pula pendiri dan CEO Facebook, Mark Zuckerberg. Pertemuan dengan Zuckerberg terjadi ketika momen Halloween, dan ia mendatangi rumah Zuckerberg untuk bermain 'trick or treat'.

Dalam kesempatan itu, ia menceritakan kemampuan coding-nya kepada Zuckerberg.

"Akhirnya saya berhasil menemuinya. Ia memegang cokelat. Saya bilang kepadanya jika saya coder muda, dan ia bilang saya untuk melanjutkannya, dan saya hebat," papar Samaira.

Kini, ia sudah meluncurkan sebuah serial wawancara sendiri dalam situs CoderBunnyz, di mana ia berbicara dengan orang-orang tentang robotika, game, dan edukasi. Samaira menginvestasikan kembali semua uang yang didapatnya dari bisnisnya, untuk memproduksi game CoderBunnyz baru.

Bahkan, ia sudah mulai merancang rencana untuk beramal jika bisnis yang ia bangun mulai memberikan profit untuknya.

"Ini bisa mengurangi gelandangan dan membantu orang-orang untuk memiliki kemampuan, dan saya peduli tentang tunawisma," ujar Samaira.

Baca juga: William Sidis, Kisah Tragis Manusia Paling Jenius di Dunia

Related

World's Fact 9101585039817670599

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item