Mengenal dan Memahami Pentingnya Asuransi Bencana Alam

Mengenal dan Memahami Pentingnya Asuransi Bencana Alam

Naviri Magazine - Bencana alam bisa terjadi dalam berbagai bentuk, dari gunung meletus, tanah longsor, gempa bumi, tsunami, dan lain-lain. Indonesia termasuk salah satu negara yang rawan terkena bencana alam, khususnya gempa bumi dan tsunami. Karenanya, bencana tersebut kadang muncul dan meluluhlantakkan wilayah yang terkena bencana. Masyarakat yang tinggal di lokasi bencana pun menjadi korban terbesar.

Bencana alam memang merusak. Tidak bisa diprediksi, dan dihalangi. Namun, meski bencana alam tidak bisa dicegah, bukan berarti tidak ada yang bisa dilakukan. Hal yang bisa dilakukan adalah mengantisipasi dampak dari bencana alam itu, salah satu caranya adalah dengan memiliki asuransi.

Asuransi adalah bentuk perlindungan atau ganti rugi secara finansial, guna mengantisipasi risiko dari hal-hal yang tidak diduga. Jenisnya bermacam-macam, mulai dari asuransi jiwa, kesehatan, kendaraan, properti, dan lain sebagainya.

Dengan asuransi, harta benda pengguna nasabah yang rusak, seperti properti, berpeluang bisa diganti secara penuh atau sebagian, sesuai dengan kesepakatan antara nasabah dan pihak asuransi, dan aturan perasuransian yang berlaku.

Asuransi yang dikhususkan untuk bencana alam juga ada. Jepang, misalnya, sudah memiliki asuransi khusus gempa bumi sejak 1966. Asuransi non jiwa itu dibentuk usai Jepang dilanda gempa bumi hebat berskala 7,5 skala richter pada 1964.

Pada 2016, sekitar 30 persen rumah tangga di Jepang sudah memiliki asuransi gempa bumi. Adapun, nilai kerugian yang diganti perusahaan asuransi akibat gempa bumi sekitar 6-10 juta yen, atau setara Rp785 juta-Rp1,3 miliar per nasabah.

Kehadiran asuransi juga sedikitnya membuat nilai kerugian Jepang bisa ditekan. Gempa bumi Jepang pada Maret 2011, misalnya, dari total kerugian sebesar US$210 miliar, sebanyak 19 persen atau US$40 miliar ditanggung asuransi.

Selain Jepang, New Zealand juga memiliki asuransi khusus bencana alam, bernama EQCover. Asuransi yang dimulai pada 1945 ini melingkupi bencana alam seperti gempa bumi, longsor, letusan gunung berapi, hingga tsunami.

Biaya yang dibayar nasabah asuransi EQCover hanya US$240 per tahun. Dengan tarif itu, nasabah asuransi akan mendapatkan santunan atau ganti rugi maksimal sebesar US$120.000 untuk rumah beserta isinya.

Kontribusi asuransi di New Zealand juga terbilang signifikan. Ketika terjadi bencana pada Februari 2011, nilai kerugian yang ditanggung asuransi mencapai US$16,5 miliar, atau 69 persen dari total kerugian senilai US$24 miliar.

Aset negara dan asuransi

Pentingnya asuransi bencana alam juga membuat Bank Dunia bersuara. Mereka mendorong negara yang rentan terkena bencana alam, terutama negara berkembang, untuk berasuransi guna meminimalisir dampak bencana alam.

Bank Dunia menilai negara-negara berkembang yang ada saat ini masih belum maksimal dalam memanfaatkan asuransi sebagai alat mengelola risiko bencana. Alhasil, dampak kerugian yang ditimbulkan lebih besar ketimbang negara yang sudah berasuransi.

“Ini terbukti menjadi langkah bijaksana, karena apabila terkena bencana alam, uang ganti rugi sudah bisa diterima dalam waktu beberapa pekan saja,” kata Marcelo Giugale, Director of Financial Advisory and Banking, World Bank Treasury.

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang belum masuk dalam perlindungan asuransi. Namun, pemerintah sebenarnya baru berikhtiar untuk berasuransi sebagai pendanaan risiko bencana, terutama barang-barang milik negara.

Pertimbangan pemerintah mengasuransikan barang milik negara didorong dari intensitas bencana alam yang cukup tinggi di Indonesia. Kerugian ekonomi akibat bencana besar atau katastropik pada periode 2004-2013 mencapai Rp126,7 triliun.

Pada saat bersamaan, alokasi APBN dalam menyediakan dana bagi kegiatan pengelolaan kebencanaan terbatas. Dana kontijensi yang dialokasikan APBN untuk bencana alam selama 12 tahun terakhir paling tinggi sebesar Rp4 triliun setiap tahun.

Apabila pendanaan hanya berasal dari APBN, maka proses pemulihan bagi daerah yang terkena bencana alam memerlukan waktu yang lebih panjang, ketimbang jika dibantu industri asuransi.

Baca juga: Jenis Asuransi yang Dibutuhkan Saat Terjadi Bencana

Related

Money 4899958232435727437

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item