Bagaimana Generasi Milenial Memandang Pernikahan

 Bagaimana Generasi Milenial Memandang Pernikahan

Naviri Magazine - Dari dulu sampai sekarang, selalu ada orang-orang yang suka nyinyir bertanya, “kapan kawin?” atau “kapan menikah?” Seolah-olah semua orang harus menikah secepatnya, khususnya kalau usianya sudah 20-an tahun.

Padahal, konsep perkawinan—termasuk pada usia berapa seseorang mantap menikah—sudah mengalami pergeseran dan perubahan. Di masa lalu, orang mungkin sudah mantap menikah pada usia 20-an, tapi sekarang konsep semacam itu tidak berlaku lagi untuk semua orang.

Pew Research Center mengungkap data 2011, rata-rata pria menikah di usia 29 tahun dan perempuan 26 tahun. Sementara di tahun 60-an, rerata usia pria saat menikah 23 tahun, dan perempuan 20 tahun.

Menurut penulis laporan riset Wendy Wang dan Kim Parker yang dilansir Time, ada tiga alasan utama para milenial menunda pernikahan. Belum menemukan pasangan yang tepat (30%), kondisi keuangan belum cukup stabil (27%), dan belum siap melabuhkan hati (22%).

Pun demikian, bukan berarti kaum milenial tak mau naik pelaminan. Candice Jalili dari Elite Daily membuktikannya lewat riset mini. Subjeknya 101 kaum milenial usia 18 sampai 28 tahun.

Dari riset tersebut, mayoritas mengaku ingin menikah. Bahkan 69% perempuan khawatir akan kemungkinan mereka tak menikah. Pria cenderung lebih santai. 735 merasa hal itu tak perlu dikhawatirkan.

Tentang waktu yang tepat untuk menikah, pria dan perempuan juga berbeda pendapat.

Sebanyak 30% pria ingin menikah pada usia 30 tahun, 26% pada 28 tahun, 16% pada usia 35 tahun. Sementara perempuan memilih usia 30 tahun (29%), 28 tahun (22%), dan 27 tahun (18%).

Baik pria maupun perempuan sependapat mereka ingin pacaran agak lama sebelum menikah. Paling tidak tiga tahun sebelum bertunangan.

Mayoritas masih menganggap pentingnya restu orang tua sebelum pernikahan. Di sisi lain, mereka mengaku akan tinggal bersama pasangan sebelum menikah, sehingga seks pra nikah bukanlah hal yang mengherankan.

The Atlantic melansir polling yang digelar Allstate/National Journal Heartland Monitor tentang perilaku kaum muda di Amerika dan hubungannya dengan pernikahan.

Hasilnya membuktikan ada perubahan sentimen terhadap pernikahan. Tak sekuno dulu, namun kaum milenial masih menaruh percaya pada institusi pernikahan.

Mereka percaya pernikahan masih relevan dan membuat hidup menjadi lebih sempurna, sehat dan bahagia.

Baca juga: Generasi Milenial Lebih Bahagia Tidak Punya Pasangan

Related

Relationship 5147317062625218326

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item