H.I.M. Damsyik, Aktor Terkenal Pemeran Datuk Maringgih

 H.I.M. Damsyik, Aktor Terkenal Pemeran Datuk Maringgih

Naviri Magazine - Siti Nurbaya, novel karya Marah Rusli, pernah diangkat menjadi serial di televisi pada era 1990-an, dan menjadi serial yang paling ditunggu-tunggu di masanya. Serial Siti Nurbaya dibintangi oleh Novia Kolopaking, Gusti Randa, dan H.I.M. Damsyik. Belakangan, pemirsa di Indonesia sangat mengenal H.I.M. Damsyik sebagai Datuk Maringgih, tokoh dalam Siti Nurbaya yang diperankannya.

Sebagai aktor, H.I.M. Damsyik sebenarnya telah memerankan banyak tokoh atau karakter. Tapi perannya sebagai Datuk Maringgih tampaknya yang paling melekat dalam ingatan masyarakat.

"Tidak banyak tokoh perfilman kita yang memiliki ciri melekat seperti itu. Jadi, jika saya mendapatkan ciri tersebut, itu ciri termahal yang saya miliki," ujar Damsyik suatu kali.

Seniman enam zaman

Nama lahirnya adalah Incik Muhammad Damsyik. Setelah menunaikan ibadah haji ke tanah suci, ia pun mendapat tambahan “gelar” haji di depan namanya, menjadi H.I.M. Damsyik, dan itulah nama tenar yang dikenal oleh banyak orang sampai sekarang.

Memang sangat pantas Damsyik gemilang berperan sebagai Datuk Maringgih. Meskipun lahir di Teluk Betung, Lampung, tapi ia berdarah murni Minangkabau, panggung yang menjadi tempat kelahiran karakter Siti Nurbaya. Kedua orangtua Damsyik asli Sumatera Barat yang kala itu bertugas di Lampung, lantaran sang ayah bekerja untuk perusahaan pelayaran Belanda, Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM).

Damsyik tumbuh di era pergerakan nasional, suatu masa ketika rakyat Indonesia sedang menjalani kehidupan “harmonis” dengan bangsa penjajahnya, Belanda. Perlawanan yang muncul saat itu pun jauh dari bentrok fisik, digantikan dengan hadirnya tokoh-tokoh intelektual pribumi yang berjuang melalui pemikiran, tulisan, juga perhimpunan.

Boleh dibilang, Damsyik adalah sosok seniman segala zaman. Setidaknya sudah 6 titik sejarah Indonesia yang dilakoninya, dari masa kolonial Hindia Belanda, era pendudukan Jepang, masa Perang Kemerdekaan, Orde Lama, Orde Baru, hingga periode reformasi.

Di semua babakan zaman itu, Damsyik selalu berkesenian. Ia mulai mengenal seni tari dansa di masa mudanya, kemudian berlanjut ke seni peran lewat film pertama berjudul Bertamasya pada 1959.

Pada akhir era Sukarno, Damsyik masih sempat tampil di sejumlah sinema. Orde Baru menjadi masa jayanya, karena Damsyik membintangi banyak sekali film. Sinetron Siti Nurbaya yang kian melejitkan namanya pun hadir di era ini. Setelah Soeharto tumbang, karier Damsyik tak terusik, hingga ia tak sanggup berakting lagi.

Sepanjang kariernya, Damsyik sudah tampil di lebih dari 70 judul film, kendati tak selalu menjadi pemeran utama, dan setidaknya 5 sinema layar kaca. Totalitasnya luar biasa. Ia telah menjajal berbagai jenis genre film. Dari tema percintaan remaja, drama, horor, cerita rakyat, action, bahkan komedi.

Generasi 1990-an pasti sering melihat Damsyik ikut nongol di film-film Warkop DKI yang dibintangi trio komedian Dono, Kasino, Indro. Atau ketika sosok kurusnya hadir di kisah-kisah misteri ala Suzanna macam Nyi Blorong (1982), Nyi Ageng Ratu Pemikat (1983), Pembalasan Ratu Laut Selatan (1988), dan sejenisnya.

Namun, dari semuanya itu, karakter Datuk Maringgih menjadi puncak karier Damsyik di dunia peran. Bersama Novia Kolopaking dan Gusti Randa, Siti Nurbaya yang diadaptasi dari novel karya Marah Rusli itu menjadi salah satu sinetron yang paling dikenang oleh rakyat Indonesia hingga kini.

Baca juga: Chow Yun Fat, Aktor Kaya-Raya yang Hidup Sangat Sederhana

Related

Entertaintment 194736099237487847

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item