Negara-negara Paling Aneh dan Tak Masuk Akal di Dunia

 Negara-negara Paling Aneh dan Tak Masuk Akal di Dunia

Naviri Magazine - Pernah mendengar negara bernama Waveland? Jika belum pernah, tidak perlu khawatir, karena kenyataannya negara itu memang tidak ada. Waveland hanyalah sebuah lokasi tempat berdirinya sebuah menara suar, dan di tempat itulah Greenpeace (organisasi pecinta lingkungan hidup) mendirikan sebuah “negara” yang mereka sebut Waveland.

Di dunia ini, selain ada negara-negara “resmi” yang kita kenal—semisal Inggris, Singapura, Italia, Prancis, dan lain-lain—ada pula negara-negara “tidak resmi” yang umumnya didirikan orang per orang dengan berbagai tujuan.

Yang menarik, kadang tujuan pendirian “negara” itu terdengar aneh dan tak masuk akal. Berikut ini beberapa negara yang mungkin belum pernah kita dengar keberadaannya, namun telah eksis di dunia dengan berbagai kisah dan latar belakang pendiriannya.

Kepangeranan Sealand

Di perairan internasional di luar wilayah Inggris, tepatnya di pesisir pantai Suffolk, ada sebuah menara yang disebut Menara Roughs, yang dulu digunakan tentara Inggris sebagai benteng pertahanan dalam melawan Jerman selama Perang Dunia II.

Ketika perang berakhir, menara itu pun tidak lagi digunakan. Pada 2 September 1967, Paddy Roy Bates, seorang pensiunan tentara, menguasai menara itu dan mendirikan negara yang ia sebut Kepangeranan Sealand atau Principality of Sealand, yang daerahnya meliputi wilayah laut seluas 550 meter persegi.

Tidak hanya membangun negara sendiri, Paddy Roy Bates juga menyebut dirinya sebagai Yang Mulia Pangeran Roy dari Sealand, dan mendeklarasikan diri sebagai raja negara tersebut. Penduduk negara aneh itu tidak lebih dari lima orang, yaitu sang pendiri dan anggota keluarganya.

Republik Molossia

Republik Molossia didirikan pada 26 Mei 1977 oleh Kevin Baugh, seorang warga Amerika Serikat. Pendirian negara itu dimulai ketika ia membeli lahan seluas 58 kilometer persegi di wilayah Nevada, AS. Bersamaan dengan itu, Kevin Baugh mendeklarasikan diri sebagai presiden negara bentukannya.

Di negara tersebut, Kevin Baugh membangun rumah megah yang ia sebut rumah kepresidenan, lengkap dengan halaman depan dan belakangnya. Di sekitar tempat itu ia sering berkeliaran dengan gaya seorang diktator, mengenakan seragam militer, dan berkacamata hitam besar.

Selain membangun negara sendiri, orang unik itu juga mengklaim satu titik di Samudera Pasifik sebagai miliknya, ditambah area seluas 49.881 mil persegi di planet Venus juga sebagai wilayah negaranya.

Meski telah memiliki “negara” sendiri, namun dia tetap membayar pajak sebagai warga negara Amerika kepada pemerintah Amerika. Untuk hal itu, dia menyebut pajak tersebut sebagai “sumbangan ke luar negeri”.

Kepangeranan Sungai Hutt

Asal usul negara kecil ini dimulai oleh Leonard Casley pada tahun 1970, ketika di sana ada lima keluarga yang memiliki perkebunan gandum seluas 75 kilometer persegi di area Sungai Hutt, dan berujung pada perselisihan hukum dengan pemerintah Australia, terkait masalah kuota penanaman gandum.

Pemerintah Australia waktu itu memberlakukan peraturan mengenai penjualan gandum. Sementara itu, Leonard Casley dan keluarga-keluarga lain di sana telah bertahun-tahun memproduksi gandum melalui ladang-ladangnya, jauh sebelum pemerintah Australia memberlakukan hukumnya.

Karenanya, Leonard Casley dan keluarga lain tetap menjual gandum dengan caranya sendiri, dengan jumlah yang biasa mereka produksi. Kenyataannya, jumlah produksi gandum Leonard Casley seribu kali lebih banyak dibandingkan yang diatur oleh pemerintah Australia.

Kenyataan itulah yang lalu memunculkan perselisihan hukum antara Leonard Casley dan keluarga lain di sekitar Sungai Hutt, dengan pemerintah Australia.

Akhirnya, pemerintah Australia mengambil jalan tengah, dengan menjadikan wilayah Sungai Hutt yang ditinggali Leonard Casley sebagai provinsi, sehingga kuota gandum yang mereka produksi tidak menyalahi aturan. Sementara Leonard Casley dikukuhkan sebagai Administratur Provinsi Sungai Hutt, suatu jabatan yang disahkan oleh hukum Australia.

Beberapa waktu kemudian, Leonard Casley mengubah jabatannya, dan menggantinya dengan sebutan Yang Mulia Pangeran Leonard I. Hasilnya kemudian, Leonard Casley mendirikan negara sendiri yang ia sebut Kepangeranan Sungat Hutt atau The Principality of Hutt River. Warga negara itu hanya berjumlah 20 orang.

Waveland

Waveland adalah negara yang didirikan kelompok pecinta alam, Greenpeace. Bisa dibilang, Waveland sebenarnya tidak ada. Meski begitu, negara tersebut secara geografis selalu dikaitkan dengan Pulau Rockall, secuil kawasan batu terjal tak berpenghuni, yang terletak tidak jauh dari Inggris. Kepemilikan pulau itu diperebutkan oleh Inggris, Islandia, Irlandia, dan Denmark.

Pada 1997, Greenpeace melakukan aksi protes terhadap penambangan minyak di area tersebut, yang lalu berujung pada penguasaan dan deklarasi didirikannya sebuah negara baru bernama Waveland. Negara itu menawarkan kewarganegaraan kepada siapa pun yang bersedia mengucapkan sumpah setia untuk menjadi rakyat Waveland.

Pemerintah Inggris tidak terlalu mempedulikan aksi yang dilakukan Greenpeace atas berdirinya “negara” itu. Bagaimana pun, Inggris menganggap Pulau Rockall (tempat berdirinya Waveland) sebagai wilayah miliknya.

Sementara Greenpeace adalah organisasi yang memiliki izin dan bebas beroperasi di Inggris. Jadi, aktivitas yang dilakukan Greenpeace itu pun dianggap tidak masalah.

Westarctica

Westarctica atau Negara Antartika Barat memiliki nama lengkap Grand Duchy of Westarctica. Negara aneh itu didirikan pada 2001 oleh seorang warga Amerika, bernama Travis McHendy.

Wilayah Antartika sebelah barat memang belum diklaim oleh pihak mana pun, karena adanya traktat yang mengatur perjanjian mengenai bagaimana komunitas internasional memperlakukan Antartika. Inti traktat itu adalah melarang negara mana pun mengklaim wilayah barat Antartika.

Namun, isi traktat itu tidak mengatur larangan bagi orang per orang atau individu. Travis McHendy melihat celah itu, dan memanfaatkan “kelemahan” traktat tersebut dengan mengklaim wilayah Antartika barat sebagai miliknya, dan mendirikan negara di sana.

Meski telah menjadi “negara”, namun kenyataannya tidak ada orang yang menghuninya.

Negara Angkasa Raya

Negara Angkasa Raya atau Nation of Celestial Space bisa jadi merupakan negara dengan wilayah paling luas di alam semesta. Negara itu mengklaim keseluruhan jagat raya adalah wilayah miliknya, kecuali planet Bumi. Pendiri negara “tidak jelas” itu bernama James Thomas Mangan.

Pada tahun 1948, James Thomas Mangan mendeklarasikan berdirinya Nation Of Celestial Space. Tujuan didirikannya negara itu adalah untuk “mengamankan wilayah semesta yang luas agar tidak diklaim negara mana pun, demi manfaat dan keindahannya bisa dinikmati bersama”.

Untuk mengukuhkan niatnya itu, pada 1949 ia menghadap ke kantor pencatatan pengesahan dan penamaan di Cook County, Illinois, dan menyatakan klaim terhadap keseluruhan jagad raya.

Tujuan utamanya adalah untuk mewakili seluruh umat manusia, agar nantinya tidak ada negara yang akan mengklaim wilayah di angkasa raya. Tampaknya, meski aneh, tujuan James Thomas Mangan dianggap mulia, karena berorientasi kemaslahatan manusia.

Karenanya, pada 1958, Negara Angkasa Raya mendapatkan kehormatan dari PBB sebagai Micro Nation, dengan dikibarkannya bendera Nation of Celestial Space di markas PBB di New York, bersama bendera negara-negara anggota PBB lainnya.

Kerajaan Talossa

Kerajaan Talossa atau Kingdom of Talossa dimulai oleh Robert Madison, bocah berusia 14 tahun dari Wisconsin. Kisahnya diawali pada 1979, ketika dia mengklaim tempat tidurnya sebagai wilayah kerajaan.

Ketika beranjak remaja, Robert Madison mulai mengklaim lebih banyak teritorial, termasuk sebagian besar wilayah Milwauke timur, dua pulau di Antartika, dan sebagian wilayah milik Prancis.

Meski Kerajaan Talossa hanyalah ide nakal remaja belasan tahun, namun hal itu mampu menjadi topik utama di halaman depan koran-koran terkenal, termasuk The New York Times dan Wired, serta beberapa kali muncul di koran dan majalah seluruh dunia.

Saat ini, Kerajaan Talossa memiliki luas wilayah 13 kilometer persegi, dengan populasi sejumlah 120 orang, dan Robert Madison—yang sekarang telah dewasa—menjadi sang raja yang bergelar His Majesty King John I. Ia naik tahta pada 14 Maret 2007.

Kerajaan Other World

Kerajaan Other World berasal dari sebuah resort di Republik Ceko yang memerdekakan diri. Luas wilayah negara ini hanya 0,02 kilometer persegi, dan dipimpin oleh seorang ratu yang bergelar Her Royal Majesty Queen Patricia I.

Kepemimpinan seorang ratu memang menjadi hal penting bagi negara tersebut, karena Kerajaan Other World memang berbentuk matriarki, yang menomorsatukan wanita.

Sistem dalam negara kerajaan itu mengenal kasta-kasta, dimulai dari bangsawan yang semuanya wanita. Misi negara itu dikabarkan bertujuan mengumpulkan sebanyak mungkin pria untuk dijadikan kasta terendah yang disebut budak.

Pulau Rosa

Pada 1967, Giorgio Rosa, seorang insinyur berkebangsaan Italia, membangun sebuah daratan buatan yang terapung di laut dekat pantai Rimini, Italia. Luas daratan itu mencapai 4 kilometer persegi.

Di daratan yang mirip pulau buatan itu, ia membangun berbagai fasilitas yang ditujukan untuk memanjakan para wisatawan, di antaranya restoran, klub malam, dan toko souvenir.

Satu tahun kemudian, pada 1968, Giorgio Rosa mendeklarasikan kemerdekaan daratannya dari Italia, untuk menjadi negara sendiri. Menghadapi deklarasi pemisahan diri yang dilakukan Giorgio Rosa, pemerintah Italia pun berang.

Mereka menuduh Giorgio Rosa bermaksud menghasilkan uang pariwisata dan tidak mau membayar pajak kepada negara (Italia). Sebagai reaksi keras, pemerintah Italia kemudian mengirimkan militer ke pulau milik Giorgio Rosa, dan meledakkannya hingga musnah.

Baca juga: 10 Negara yang Penduduknya Paling Bahagia di Dunia

Related

World's Fact 9019766471728866785

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item