Path, Media Sosial Populer di Indonesia yang Kini Hilang

 Path, Media Sosial Populer di Indonesia yang Kini Hilang

Naviri Magazine - Para pengguna media sosial di Indonesia memang mengenal Facebook, Twitter, Instagram, dan lain-lain. Mereka pun rata-rata menjadi anggota media sosial tersebut. Meski begitu, ada media sosial yang spesial di Indonesia, yaitu Path.

Path adalah media sosial yang spesial di Indonesia, karena pengguna Path di Indonesia adalah yang terbanyak dibandingkan pengguna dari negara-negara lain. Jumlahnya mencapai 4 juta orang. Sayangnya, Path kemudian tutup, dan media sosial yang populer di Indonesia itu pun kini hilang.

Path, media sosial berbasis gawai ini, didirikan pada November 2010 oleh Shawn Fanning dan mantan petinggi Facebook, Dave Morin. Konsep Path cukup menarik karena fokus menjaga privasi mengenai informasi yang dibagikan si pengguna, dengan membatasi jumlah pertemanan.

Salah satu artikel pertama yang membahas awal kehadiran Path sempat ditulis oleh redaktur teknologi Forbes, Mike Isaac. Dalam artikel yang diberi judul cukup unik tersebut, ‘New Social Network Path = iPhone + Instagram + Facebook - 499,999,950 Friends’, Isaac menjelaskan, sebagaimana latar belakang salah satu pendirinya yang mantan petinggi di Facebook, Path memang dibuat dengan konsep sebagai ‘mini Facebook’.

Dengan Path, pengguna dapat mengunggah foto, menautkannya dengan pengguna lain, menunjukkan lokasi keberadaan, berbagi pesan, pemberitahuan mengenai aktivitas yang tengah dilakukan, hingga informasi jelang dan bangun tidur.

Namun, Isaac menulis ada sebuah kejutan yang diberikan Path: “Kejutan yang diberikan Path ini sangat tidak Facebook: Path membatasi jaringan sosial individu penggunanya hingga maksimal 50 orang.”

Hal tersebut membuat Path tambah menarik, karena ia justru menabrak pakem sosial media kebanyakan, di mana informasi si pengguna diharapkan dapat dibeberkan seluas-luasnya melalui jejaring pertemanan digital. Adapun penjelasan mengenai batasan 50 tersebut sempat dijelaskan Path di laman blog mereka.

"Kami memilih 50 berdasarkan penelitian Profesor Oxford Evolusi Psikologi, Robin Dunbar, yang telah menyatakan bahwa 150 adalah jumlah maksimum hubungan sosial yang dapat dipertahankan oleh otak manusia.

“Jadi, 5 orang kira-kira kita anggap sebagai relasi terdekat dan 20 adalah jumlah orang yang sudah terbiasa berhubungan dengan kita. 50 adalah batasan maksimum dari jaringan yang kita miliki. Mereka adalah orang-orang yang kita percaya, dan yang kita anggap sebagai orang yang paling penting dan berharga dalam hidup kita."

Melalui penjelasan tersebut, dengan kata lain Path memiliki konsep utama yakni mengedepankan eksklusivitas informasi. Selain itu, pengguna nantinya dapat menjadi dirinya sendiri karena pertemanan yang dipilih adalah orang-orang yang telah mereka ketahui betul jati dirinya.

Path yakin konsep tersebut dapat disukai para netizen. Itulah kenapa mereka kemudian menolak tawaran akuisisi dari Google senilai 100 juta dolar AS pada 2011.

Keyakinan mereka benar: pertumbuhan pengguna Path melesat drastis. Pada Februari 2012, pengguna Path mencapai 2 juta orang. Berselang sebulan setelahnya, jumlah tersebut bertambah menjadi 3 juta orang. 10 bulan setelahnya, April 2013, jumlah pengguna Path bahkan telah mencapai angka 10 juta orang atau bertambah 1 juta orang tiap pekan.

Namun, seiring dengan pertumbuhan pengguna tersebut, Path tersandung kasus privasi, karena diam-diam telah mengakses dan menyimpan kontak telepon pengguna tanpa permisi. Dave Morin, selaku CEO Path, pun mengakui hal tersebut, dan meminta maaf kepada khalayak melalui akun Path pribadinya, yang turut dilansir Cnet pada 8 Februari 2012.

Sayangnya, kasus tersebut tidak membuat Path jera. Pada 2013, mereka kembali terkena kasus privasi setelah ketahuan menyimpan data privasi dari pengguna-pengguna di bawah umur. FTC (Federal Trade Consumption) pun mendenda Path sebesar 800.000 dolar AS karena kasus ini. Sejak inilah popularitas Path perlahan menurun.

Berbagai cara kemudian dilakukan Path untuk kembali menstabilkan pertumbuhan pengguna mereka. Termasuk dengan aktif mengirim SMS secara random kepada berbagai pihak. Sikap ini tentu saja dianggap spam oleh banyak orang. Pihak Facebook pun sampai harus memblokir fitur ‘Find Friends’ yang terdapat di Path.

Terlepas dari berbagai masalah yang menimpa Path, media sosial tersebut masih memiliki pengguna setia. Daum Kakao, perusahaan digital dari Korea Selatan, pun memutuskan untuk mengakuisisi Path. Langkah Kakao disinyalir merupakan strategi bisnis untuk menandingi pasar Line di Indonesia.

Pada 2014, Indonesia merupakan negara dengan jumlah pengguna Path terbesar di dunia, yakni sekitar 4 juta orang.

Salah satu inovasi yang dilakukan Path kala itu adalah dengan memudahkan pengguna terhubung dan menambahkan teman melalui akun Twitter, Gmail, dan daftar kontak dalam ponsel. Selain itu, terdapat 12 layanan baru yang terintegrasi dengan Path, yakni Over, PicCollage, PicMix, Papelook, Mill, Manga Camera, Otaku, PicFrame, PicStitch, QordPress, Viddy, dan Strava. Sementara ubahan fundamental lain adalah menghapus batasan pertemanan.

Sayang, upaya Path untuk bertahan seperti jalan di tempat. Berdasarkan data dari JakPat, dan dirilis oleh eMarketer pada 6 Juni 2017, jumlah pengguna Path di Indonesia cukup stagnan sejak 2014, kalah jauh dari pertumbuhan pengguna Instagram atau Snapchat.

Pada 2018, Path sejatinya sempat mendapat angin segar seiring kasus penyalahgunaan puluhan juta data pengguna Facebook yang dilakukan oleh Cambridge Analytica. Belakangan diketahui bahwa data tersebut digunakan untuk keperluan pemenangan Donald Trump dalam Pilpres Amerika 2016.

Terkait kasus tersebut, CEO Path, melalui akun Twitter-nya, @davemorin, turut menyatakan kalau dirinya juga sudah diminta oleh banyak pengguna agar Path dapat menjaga keamanan data pribadi pengguna.

Sikap tersebut tentunya dapat dimaknai sebagai strategi bisnis dari Path untuk mengalihkan pengguna Facebook ke media sosial mereka. Namun, Path belum beranjak dari keterpurukan. Bahkan kini dikabarkan tutup.

Baca juga: Myspace, Media Sosial Paling Populer yang Kini Sekarat

Related

Lifestyle 3827669583279359982

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item