Pertarungan Warga Amerika dengan Perusahaan Terkenal Dunia

Pertarungan Warga Amerika dengan Perusahaan Terkenal Dunia

Naviri Magazine - Monsanto adalah salah satu perusahaan terkenal dunia yang telah berdiri sejak lama di Amerika Serikat. Sudah sejak lama pula, Monsanto memiliki reputasi yang buruk, khususnya terkait kesehatan. Perusahaan itu dituding menghasilkan produk-produk yang tidak aman bagi kesehatan juga bagi lingkungan.

Namun, selama ini tudingan itu sulit dibuktikan. Sampai kemudian, beberapa bulan lalu, akhirnya Monsanto kalah di pengadilan.

Dalam sebuah putusan bersejarah pada bulan Agustus 2018, juri memutuskan bahwa Monsanto telah menyebabkan kanker pada Dawayne Johnson, dan memerintahkan perusahaan agrokimia tersebut untuk membayar USD 289 juta dalam bentuk ganti rugi.

Keputusan luar biasa itu, yang mengungkap potensi bahaya herbisida (senyawa pemberantas gulma yang dijual di bawah berbagai merek, termasuk RoundUp dan Ranger Pro) yang paling banyak digunakan di dunia, telah membuka jalan bagi ribuan pasien kanker dan keluarga lainnya untuk mencari keadilan dan kompensasi di pengadilan.

Persidangan Johnson melawan Monsanto di San Fransisco, AS, adalah sebuah terobosan, bahkan sebelum dimulai. Karena seorang hakim mengizinkan pengacara penggugat untuk menyajikan penelitian dan kesaksian ahli, tentang glifosat dan risiko kesehatan.

Johnson, yang diperkirakan tidak akan bertahan hidup selama lebih dari dua tahun, mengatakan dia telah lama terekspos glifosat (herbisida berkadar tinggi) saat menerapkan herbisida ke properti sekolah, setidaknya dua kali secara tidak sengaja menumpahkan sejumlah besar bahan kimia pada kulitnya.

Karena Monsanto bersikeras bahwa produk tersebut aman dan tidak memiliki peringatan kanker pada labelnya, Johnson mengatakan dia tidak tahu tentang risiko sampai divonis menderita kanker darah yang lazim disebut non-Hodgkin lymphoma (NHL).

Sekitar 8.700 penggugat telah membuat kasus serupa di pengadilan negara bagian Amerika Serikat—negara kelahiran Monsanto—dengan tuduhan bahwa paparan herbisida berbasis glifosat menyebabkan berbagai jenis kanker.

Tanpa label peringatan, produk digunakan dengan harapan halaman akan menghijau dengan tanaman-tanaman indah tanpa gangguan hama. Namun, yang didapat adalah kanker ganas mematikan, seperti kasus Johnson, ribuan yang lain mengantre menuntut keadilan, dan jutaan yang lain menanti kepastian apakah memang sebrengsek itukah Monsato dan produk-produknya?

Bagaimana pun, Monsanto mengabaikan sebuah studi penting 2015 oleh Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) milik Organisasi Kesehatan Dunia, yang mengatakan glifosat "mungkin" menyebabkan kanker pada manusia, dan yang menunjukkan "bukti yang jelas" bahwa itu menyebabkan kanker pada hewan.

Laporan tersebut dijawab dengan lahirnya lebih banyak hasil penelitian pembanding yang membantah ‘kemungkinan’ karsinogen, dan regulator mengabaikan peringatan ilmuwan independen dan ilmuwan kanker utama dari WHO, yang mengklasifikasikan glisofat sebagai salah satu bahan yang dapat memicu kanker (karsinogen).

Dengan setiap studi baru menunjukkan bahaya, Monsanto tidak memperingatkan pengguna atau mendesain ulang produknya, tetapi menciptakan sains sendiri untuk menunjukkan bahwa produk mereka aman.

Perusahaan itu sering mendorong versi ilmunya ke ranah publik melalui karya ghost writer yang dirancang untuk tampil mandiri, dan dengan demikian lebih kredibel.

Bukti juga diberikan kepada juri yang menunjukkan seberapa dekat perusahaan telah bekerja dengan pejabat Badan Perlindungan Lingkungan, untuk mempromosikan pesan keselamatan dan menekan bukti bahaya.

Monsanto, yang telah melakukan merger dengan Bayer AG dua tahun lalu, telah menghabiskan beberapa dekade meyakinkan konsumen, petani, politisi dan regulator untuk mengabaikan bukti yang mengaitkan herbisida yang berbasis glisofat dengan kanker dan masalah kesehatan lainnya.

“Juri memperhatikan seluruh persidangan yang panjang dan melelahkan ini, dan memahami sains dengan jelas dan juga memahami peran Monsanto dalam mencoba menyembunyikan kebenaran,” kata Aimee Wagstaff, seperti dikutip Guardian.

Wagstaff adalah salah satu dari beberapa pengacara di AS yang mewakili penggugat lain, yang membuat klaim serupa kepada Dewayne Johnson.

Persidangan dan kemenangan kasus Johnson berdampak jauh lebih luas dan memiliki implikasi global. Persidangan lain akan dilakukan pada bulan Oktober di St Louis, dan sekitar 4.000 penggugat lainnya memiliki klaim yang tertunda dengan hasil potensial yang menghasilkan lebih banyak ratusan juta atau miliaran dolar dalam biaya ganti rugi.

Mereka semua tidak hanya menuduh bahwa kanker mereka disebabkan oleh paparan herbisida Monsanto, tetapi bahwa Monsanto telah lama mengetahui, dan bahkan menutupi bahaya yang diakibatkannya.

Monsanto tetap kukuh menyatakan tidak melakukan kesalahan apa pun, dan bahwa bukti-buktinya telah disalahpahami. Wakil presiden Monsanto, Scott Partridge, juga menegaskan bahwa RoundUp (merek glifosat keluaran Monsanto) aman, pengacara perusahaan mengatakan bahwa mereka memiliki banyak penelitian ilmiah di pihak mereka, dan mereka akan mengajukan banding terhadap putusan.

Perusahaan yang berdiri pada 1901 tersebut berpendapat bahwa hanya "ilmu sampah" yang menyalahkan herbisida berbasis glifosat, yang dijual di bawah berbagai merek, termasuk RoundUp dan Ranger Pro, herbisida bernilai miliaran dolar dalam pendapatan dan terdaftar di 130 negara, dengan persetujuan untuk digunakan pada lebih dari 100 tanaman.

Tetapi ketika kasus ini dan yang lainnya berlarut-larut, wartawan Guardian, Carey Gillam, mengatakan bahwa ada satu hal sudah jelas: ini bukan hanya tentang satu orang yang sekarat karena kanker.

Herbisida berbasis glisofat begitu banyak digunakan di seluruh dunia (sekitar 826 juta kg per tahun) yang residunya biasanya ditemukan dalam pasokan makanan dan air, dan di tanah dan sampel udara. Ilmuwan AS bahkan telah mencatat residu pembunuh gulma di curah hujan. Eksposur di mana-mana, hampir tak terhindarkan, entah Anda sebagai pelanggan Monsanto atau bukan.

Pengetahuan akan efek samping dari kandungan yang terkandung dalam suatu produk adalah penting, dan tugas pembuat produk serta badan pengawasan untuk memberikannya pada konsumen.

Ada rumor, bahwa ini karena ada hubungannya dengan masuknya mantan eksekutif Monsanto di kepemimpinan badan yang menangani makanan dan obat-obatan di Amerika Serikat, FDA (Food and Drug Administration), sehingga regulator mengabaikan peringatan ilmuwan independen dan ilmuwan kanker utama dari WHO yang mengklasifikasikan glisofat sebagai salah satu bahan yang dapat memicu kanker (karsinogen).

Dengan harga saham Bayer anjlok 10 persen menyusul keputusan sidang, mimpi buruk PR perusahaan berlanjut ketika sebuah penelitian yang dirilis beberapa hari kemudian menemukan bahwa sereal sarapan anak-anak dan snack bar juga terindikasi mengandung glifosat. Seorang hakim di Brasil juga menangguhkan penjualan produk berbasis glifosat pada awal Agustus.

Monsanto memang memiliki reputasi buruk terkait kasus kesehatan, dan hanya akan semakin buruk saja dengan putusan ini. Bayer, sebagai perusahaan induk, harus bekerja ekstra keras untuk dapat mengatasi hal ini, karena bagaimana pun harga saham Bayer anjlok paska putusan dibacakan.

Baca juga: 5 Perusahaan Besar Paling Tak Bermoral di Dunia

Related

World's Fact 455922166417656951

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item