Kisah Pertempuran Nabi Isa dengan Dajjal dan Ya’juj-Ma’juj

Kisah Pertempuran Nabi Isa dengan Dajjal dan Ya’juj-Ma’juj

Naviri Magazine - Tanda-tanda besar akan segera munculnya kiamat adalah kemunculan Dajjal, yang juga disebut "si mata satu", sebab mata sebelah kirinya tak berfungsi (buta). Kerusuhan yang disebabkannya termasuk paling dahsyat yang menimpa manusia pada hari akhir.

Si mata satu mengaku sebagai nabi, lebih dari itu ia juga mengaku menjadi tuhan. Kedua tangannya memiliki kemampuan yang dianugerahkan Allah sebagai cobaan baginya dan manusia. Ia berkata pada langit, "Turunkan hujan.” Maka seketika turun hujan. Ia berkata pada bumi, “Keluarkan tumbuhan dan kekayaanmu." Maka keduanya seketika keluar.

Ia membunuh seseorang, dan dengan mudah menghidupkannya kembali. Ia menjelajahi seluruh penjuru bumi, tak satu daerah pun luput dari kunjungannya, dan kerusakan yang disebabkannya. Kecuali kota Mekkah dan Madinah. Setiap kali hendak memasuki dua kota itu, para malaikat telah menjaganya. Ia pun kembali dengan hati kecewa.

Kemunculan pertamanya, di kota Ashbahan. Saat itu, ia diikuti sekitar tujuh puluh ribu Yahudi. Selain itu, ia juga diikuti orang-orang bejat. Dalam kondisi itu, bumi masih bertahan selama empat puluh hari. Seharinya bagaikan setahun, sebulan dan seminggu, padahal hari-hari itu sama dengan hari-hari biasa.

Penjelasan tentang hal ini termaktub dalam hadits-hadits sahih. Sabda Rasul saw, "Tak seorang Nabi pun yang tidak mengingatkan umatnya akan datangnya si mata satu pembohong itu. Ia buta, tapi Tuhan kalian tidak. Di dahinya tertulis ‘kafara’, artinya ‘kafir’, terbaca oleh setiap muslim."

Sabda Rasul saw, "Dajjal muncul membawa air dan api. Sesuatu yang terlihat manusia sebagai air, sebenamya adalah api, dan sebaliknya yang terlihat sebagai api adalah air sejuk dan tawar. Siapa saja yang mengalaminya di antara kalian, maka ambillah yang terlihat seperti api, karena sebenamya ia air tawar yang baik."

Nuwas bin Sam' an mengisahkan, "Suatu pagi Rasul membicarakan tentang Dajjal. Beliau kadang merendahkan kemampuan Dajjal dan kadang-kadang meninggikan kehebatannya sampai-sampai kami mengira ia berada di balik perkebunan kurma Madinah. (Rasulullah merendahkan Dajjal karena ia hina bentuknya, bermata satu, dan di antara kedua matanya tertulis ‘kafir’ dan beliau meninggikan kedahsyatan fitnah yang ditimbulkan Dajjal meliputi hal-hal yang luar biasa).

Maksud hadits itu adalah: Nabi saw benar-benar ingin menggambarkan dekatnya saat kemunculan Dajjal dengan menggunakan segala cara untuk menjelaskan, seperti merendahkan dan mengangkat vibrasi suaranya dalam berbicara. Hingga para sahabat mengira Dajjal berada di balik pepohonan kurma di Madinah, untuk menggambarkan dekatnya saat kemunculan Dajjal.

Kata Nabi, "Selain Dajjal, aku tak akan menghawatirkan kalian. Jika ia muncul dan aku ada bersama kalian, maka akulah lawannya (mematahkan dan menolak semua argumennya) dan bukan kalian. Jika saat ia keluar dan aku tak bersama kalian, maka masing-masing bertanggung jawab atas dirinya. Allah SWT adalah khalifahku yang akan senantiasa menjaga kalian (sepeninggalku).

“Dajjal adalah seorang pemuda perkasa (kekar dan berambut keriting), matanya menyala-nyala (berwarna keemasan), aku seakan menyamakannya dengan Abdil ‘Uzai bin Qatn (seseorang yang mati pada zaman jahiliah). Siapa saja yang mengalaminya, bacalah bagian awal surat al-Kahfi.

“Ia akan keluar dari sebuah tempat di antara Syam dan Irak. Kerusakan melanda sebelah kanan dan kiri jalan yang dilaluinya. Hai Hamba Allah... berpegang teguhlah (dalam iman dan jangan berpaling).”

Kemudian kami bertanya, "Berapa lama ia tinggal di bumi?"

"Empat puluh hari. Sehari bagaikan setahun, sehari seperti sebulan, sehari bak seminggu, dan yang lainnya sama seperti hari-hari biasanya," jelas Rasul.

Kami lanjut bertanya, "Bagaimana dengan sehari yang sama dengan setahun, cukupkah dengan shalat satu hari saja?"

Nabi menjawab, "Tidak, tapi kira-kiralah sesuai kadarnya (hari-hari biasa).”

Kemudian kami bertanya lagi, "Seperti apa kecepatannya di bumi?"

Kata Nabi, "Seperti rintik hujan yang diterpa angin, ia datang pada suatu kaum dan menyeru mereka. Kaum itu lantas mengimani dan mengikutinya. Ia perintahkan langit menurunkan hujan. Maka seketika turun hujan. Kepada bumi, ia perintahkan mengeluarkan tumbuhan, dan mendadak bermunculan tumbuhan hijau. Tapi itu tak berselang lama, semua kembali seperti semula dan menghilang.

“Lalu Dajjal kembali mendatangi suatu kaum, menyeru dan mengulangi semua ucapannya. Setelah itu, ia pun pergi meninggalkan penderitaan. Kaum itu menjadi tandus (setelah terputusnya hujan dan mengeringnya rerumputan). Tak sedikit pun harta di tangan mereka.

“Dalam perjalanan, ia berpapasan dengan reruntuhan bangunan. Ia berkata pada reruntuhan itu, ‘Keluarkan kekayaanmu.’ Maka harta itu lalu mengikutinya seperti lebah jantan.

“Ia lalu memanggil seorang pria muda, kemudian menebasnya dengan pedang, memotongnya menjadi dua bagian, dan memisahkannya sejauh tangan melempar. Ia kemudian memanggilnya, maka pemuda itu seketika mendatanginya dan mengusap-usap wajahnya. Ia pun tertawa.

“Sementara ia melakukan kerusakan-kerusakan itu, Allah SWT mengutus al-Masih Isa putra Maryam as ke bumi. Beliau turun dari menara putih sebelah timur Damaskus, mengenakan pakaian berhias dan harum za'faran sambil meletakkan tapak tangannya pada sayap dua malaikat.

“Jika beliau merundukkan kepala, maka meneteskan air. Jika beliau kembali mengangkat kepala, maka memancarkan butiran-butiran permata (tetesan air itu menyerupai butiran-butiran permata karena kebeningannya).

“Tak seorang kafir pun yang mencium aroma wanginya kecuali mati dan jiwanya melayang. Kemudian Isa as mencari Dajjal sampai beliau menemukannya di pintu Lud (suatu daerah di Syam) dan membunuhnya.

“Isa as kemudian mendatangi suatu kaum yang dijaga Allah SWT dari kejahatan Dajjal, beliau lalu mengusap wajah-wajah mereka, menjelaskan derajat mereka nanti di surga.

“Sementara Isa as melakukannya, Allah SWT memerintahkan Isa as, ‘Aku telah mengeluarkan (menciptakan) segolongan hamba-hamba-Ku yang tak seorang pun mampu mengalahkan mereka, bawalah mereka (pengikut-pengikutmu) ke bukit (atau bawa mereka ke gunung, dan jadikan gunung itu perisai mereka).

“Allah SWT mengutus Ya'juj dan Ma'juj, dan mereka pun berlarian dari setiap lekukan bukit. Sebagian mereka berlarian ke arah perairan Tiberia dan meminum airnya. Saat orang terakhir dari mereka datang ke perairan tersebut, orang-orang berkata. ‘Dulu di tempat ini terdapat air.’

“Nabi Isa as dan sahabat-sahabatnya terkepung merasakan kesulitan dan keterbatasan, sampai-sampai kepala banteng milik salah satu dari mereka lebih berharga dari seratus dinar hari ini (karena kebutuhan mereka pada makanan).

“Nabi Isa as dan para sahabatnya kemudian berlindung dan berdoa pada Allah SWT. Nabi Isa berkata, ‘Berdoalah dengan sepenuh hati dan mintalah pertolongan dengan segala kerendahan kalbu kepada Allah, dan mohonlah pertolongan-Nya agar melenyapkan gangguan Ya'juj dan Ma'juj yang hendak membunuh kita.

“Kemudian Allah SWT mengutus kepada mereka cacing-cacing (yaitu cacing-cacing yang biasanya melekat pada hidung unta atau sapi) yang menempel pada leher mereka (pengikut Ya'juj dan Ma'juj). Dengan itu, mereka akan mati seperti matinya seorang (mati sekaligus dan bersamaan).

“Kemudian Nabi Isa as turun dari gunung itu. Tak sejengkal pun tanah yang tak disesaki bebauan busuk bangkai-bangkai mereka (pengikut Ya'juj dan Ma'juj). Nabi Isa as dan para sahabatnya menyaksikan hal itu, lalu bersimpuh memohon pada Allah SWT. Kemudian Allah SWT mengutus seekor burung besar, sebesar unta, dan membawa mereka ke mana Allah SWT kehendaki.

“Allah SWT lalu menurunkan hujan deras, tak satu rumah pun atau bukit yang mampu merintangi curahan air itu. Hujan itu membersihkan bumi hingga mengkilat bagai kaca.

“Setelah itu dikatakan pada bumi, ‘Tumbuhkan pohon dan buah-buahan, kembalikan keberkatanmu.’ Dan sejak itu manusia kembali memakan buah delima. Berkah itu sungguh besar, hingga seekor unta yang mendekati kelahiran, mencukupi satu kelompok dengan jumlah besar, seekor sapi yang juga mendekati kelahiran mencukupi satu kabilah, dan satu ekor kambing bisa mencukupi sekelompok di bawah kabilah.

“Sementara mereka menikmati keberkahan itu, Allah SWT mengutus angin semilir, mengambil ruh setiap mukmin dan muslim. (HR. Muslim).

Baca juga: Dari Tempat Inilah Dajjal Akan Muncul di Muka Bumi

Related

Moslem World 5667120715391099492

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item