Trolling, Perilaku Buruk di Media Sosial yang Harus Diwaspadai

Trolling, Perilaku Buruk di Media Sosial yang Harus Diwaspadai

Naviri Magazine - Ketika aktif di media sosial, ada kemungkinan kita pernah menemukan orang-orang yang tampak seenaknya mencela, menghujat, merendahkan, menghina, dan semacamnya, pada orang-orang tertentu dengan berbagai alasan. Perilaku negatif bahkan jahat semacam itu disebut trolling.

Trolling adalah perilaku mengganggu, dengan cara mengunggah komentar secara negatif. Komentar-komentar tersebut biasanya berisi kata-kata yang menyakitkan, dengan tujuan memprovokasi.

Berdasarkan penjelasan psikolog bernama Epita March, komen negatif dalam sosial media tak bisa dianggap remeh. Karena dampaknya bisa meruntuhkan self-esteem korban, hingga bunuh diri. Apalagi jika pernyataan tersebut dilakukan secara masif dan menyerang nyaris pada tiap sudut seseorang, yang sebenarnya tidak memiliki korelasi dengan hal apapun.

Masih menurut March, perilaku trolling digerakkan oleh faktor yang disebut sebagai atypical social rewards. Kondisi ini berkebalikan dengan kebanyakan orang waras yang menginginkan lingkungan positif, dengan memberi apresiasi dan komentar positif pula.

Umumnya, perilaku atypical social rewards didasari rendahnya rasa empati, tidak merasa bersalah, dan minim tanggung jawab atas tindakan yang mereka lakukan. Pada beberapa kasus, trolling terkait sadisme, dan senang melihat orang lain sakit secara fisik dan psikologi.

Meski terkesan tidak manusiawi, penelitian menyebutkan bahwa dalam berbagai kasus, pelaku tindakan trolling sebenarnya memiliki kecerdasan emosi dan tingkat psikopati yang tinggi.

Dengan kecerdasan yang dimiliki, biasanya mereka memahami dengan baik hal apa saja yang bisa membuat orang sakit hati. Jika telah menemukan celahnya, pelaku akan menghantam korban melalui cercaan kata-kata tak pantas. Tujuannya tentu mendiskreditkan seseorang. Dan anehnya, meski mengetahui konsekuensi dari perbuatannya secara sadar, mereka memilih tidak peduli, demi kepuasan pribadi.

Berbekal kecerdasan yang dimiliki, pelaku trolling biasanya acuh dan merasa tidak takut pada hukuman. Oleh sebab itu, beberapa sanksi kurang efektif membatasi perilaku tersebut. Jika ingin mengobati minimnya empati pada mereka, langkah yang harus dilakukan adalah dengan terapi tingkah laku, dan tidak dengan psikopati.

Cara menghadapi perilaku trolling

Perbedaan pendapat dalam merespons sebuah masalah atau obyek yang sama, tidak lantas melahirkan pemikiran yang seragam. Sebab, banyak manusia yang memiliki perilaku yang berbeda-beda, tingkat kedewasaan yang juga tidak sama. Dan keadaan ini semakin diperkeruh dengan hadirnya perilaku trolling.

Untuk menyikapi keberadaan mereka, sebenarnya gampang-gampang susah. Merespons dengan membalas hal serupa kepada pelaku trolling, justru seakan memberi kesempatan berupa makanan empuk yang segera akan mereka santap.

Oleh karenanya, perlu dilakukan sikap yang berbeda untuk menyikapinya. Balaslah komentar tak sedap dari perilaku trolling dengan cara bijak, tetap menghormati dan menghargai orang lain, hingga hal itu akan membuat mereka merasa gagal.

Baca juga: Kicauan di Medsos Bisa Membuatmu Dipecat dari Tempat Kerja

Related

Internet 2682009901905090818

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item