Memahami Fungsi Sebenarnya Bola-bola Besar di Trotoar Kota

Memahami Fungsi Sebenarnya Bola-bola Besar di Trotoar Kota

Naviri Magazine - Jalan raya mana pun sering kali bersisian dengan trotoar. Jika jalan raya ditujukan untuk kendaraan yang berlalu lalang, trotoar ditujukan untuk para pejalan kaki.

Beberapa tahun terakhir, kita mungkin menjumpai bulatan-bulatan besar permanen mirip bola, yang terpasang di pinggir trotoar di berbagai kota besar di Indonesia, seperti Yogyakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Surakarta.

Bola-bola beton tersebut kerap kali dijadikan tempat duduk oleh para pejalan kaki yang melintas di sepanjang jalur pedestrian kota. Namun, apakah fungsi sesungguhnya deretan bola-bola beton tersebut?

Menurut Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Endra Saleh Atmawidjaja, bola beton tersebut dikenal dengan nama bollard.

“Namanya bollard, pembatas antara jalan dan trotoar,” kata Endra. Ia menjelaskan, bollard memiliki fungsi untuk menunjang keamanan juga kenyamanan para pejalan kaki yang melintasi trotoar.

“Fungsinya untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan para pedestrian. Dengan adanya bola-bola beton ini, pedestrian pathway menjadi tidak mudah diserobot oleh kendaraan bermotor yang ingin cepat sampai,” terang Endra.

Bollard di sepanjang tepian trotoar akan menghambat kendaraan bermotor memasuki kawasan khusus pejalan kaki, baik untuk sekadar parkir atau melintasinya. Endra melanjutkan, bollard tergolong dalam perabot jalan, dan harus memenuhi kriteria-kriteria tertentu.

“Biasanya karena menjadi bagian dari street furniture, selain memenuhi kriteria teknis yang kuat dan tahan lama, bollard juga harus memenuhi kriteria keindahan atau estetika,” ujar Endra.

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 03/PRT/M/2014 Tentang Pedoman Perencanaan, Penyediaan, dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan, pengadaan perabot jalan disesuakan dengan fungsi masing-masing kawasan. Sehingga tidak ada aturan khusus yang membatasi kreativitas pemerintah setempat untuk menghias trotoar sesuai kebutuhan masing-masing kota.

Misalnya bollard di sepanjang trotoar Jalan Konferensi Asia Afrika, Bandung, yang berjumlah 109 buah, dan bertuliskan nama-nama negara yang turut serta dalam konferensi besar tahun 1955 itu.

Namun, banyaknya warga yang tidak mengetahui fungsi bollard, menjadikannya sebagai temppat duduk dan berswafoto. Menurut Endra hal itu tidak salah, namun kurang tepat, karena bollard bukan difungsikan untuk itu.

“Seharusnya bukan itu fungsi utamanya, banyak area pedestrian juga dilengkapi kursi-kursi juga,” tuntas Endra.

Baca juga: Misteri Terowongan Bawah Tanah dari Arizona ke Meksiko

Related

News 8387186775710076479

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item