Mewaspadai Isyarat dan Tanda-tanda Munculnya Serangan Stroke

Mewaspadai Isyarat dan Tanda-tanda Munculnya Serangan Stroke

Naviri Magazine - Kita semua tentu berharap jangan sampai terkena penyakit berat, semisal stroke. Pasalnya, selain tergolong penyakit berat, stroke juga termasuk penyakit yang membutuhkan perawatan sulit.

Penyakit stroke juga disebut-sebut sebagai salah satu penyakit yang mematikan. Hal ini memang benar, karena stroke memegang kedudukan nomor tiga setelah kanker dan jantung. Data statistik di Amerika menyebut terdapat 700.000 kasus stroke baru setiap tahun. Ini artinya, setiap 45 detik ada satu orang Amerika yang terkena stroke.

Di Indonesia, diperkirakan ada 500.000 penduduk terkena stoke. Dari jumlah tersebut, 2,5% meninggal, dan sisanya cacat ringan maupun berat. Tingginya tingkat kejadian penyakit ini sudah sewajarnya membuat kita waspada, dan berusaha untuk mencegah terjadinya penyakit ini.

Apa Itu stroke?

Stroke termasuk penyakit kardiovaskular yang mempengaruhi peredaran darah ke otak. Apabila terjadi stroke, bagian tertentu dari otak tidak mendapat aliran darah atau oksigen. Lambat laun, bagian otak tersebut akan menjadi inactive atau mati. Akibatnya bagian tubuh yang dikontrol oleh bagian otak tersebut tidak dapat bekerja secara baik atau ikut menjadi inactive.

Secara praktis, serangan stroke dapat dibagi dua. Pertama, Ischemic Stroke yang disebabkan adanya penyumbatan di pembuluh darah, sehingga darah tidak dapat mengalir lancar ke otak. Penyumbatan ini terjadi akibat adanya timbunan lemak di pembuluh darah, sehingga pembuluh menyempit. Hampir sebagian besar pasien atau 83% mengalami stroke jenis ini.

Kedua, hemorrhagic stroke, yang disebabkan pembuluh darah melemah, dan kemudian pecah hingga darah mengumpul di daerah sekitar otak tersebut. Hampir 70 persen kasus haemorrhagic stroke terjadi pada penderita hipertensi.

Ministroke, isyarat stroke

Tak banyak yang tahu tentang ministroke. Padahal, sebetulnya, sebelum stroke terjadi, tubuh telah memberi isyarat berupa ministroke. Ministroke, atau yang disebut juga Transient Ischemic Attacks (TIA), memberikan tanda-tanda yang sama pada saat terjadinya ischemic stroke.

Hanya saja penyumbatan (blood clot) tidak berlangsung lama, dan hilang begitu saja. Sesudah itu, mekanisme tubuh kembali normal. TIA terjadi biasanya sekitar kurang lebih 5 menit, dan tidak menyebabkan kerusakan otak secara permanen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 dari 3 orang yang pernah mengalami stroke, sepertiganya telah mengalami pendahuluan berupa ministoke dalam kurun waktu 7 hari sebelum serangan terjadi. Namun sayangnya, banyak orang yang tidak menyadari bahwa itu ministroke.

Oleh karena itu, jika Anda merasakan salah satu atau lebih gejala di bawah ini, segeralah ke dokter untuk mendapat perawatan:

1. Mati rasa atau merasa lemas di bagian muka, lengan, atau kaki, secara mendadak, terutama di satu sisi tubuh saja.
2. Kesulitan untuk berbicara, mengerti, atau bingung secara tiba-tiba.
3. Kesulitan melihat dengan satu atau dua mata secara mendadak.
4. Kesulitan berjalan, pusing, atau hilangnya keseimbangan/koordinasi tubuh, secara mendadak.
5. Pusing yang timbul secara mendadak tanpa penyebab yang jelas.

Masih bisa sembuh

Stroke merupakan persoalan serius, karena dampaknya yang tak ringan. Dampak penyakit ini bervariasi, tergantung pada lokasi penyumbatan, dan seberapa banyak jaringan otak yang terpengaruh.

Kerusakan yang parah bisa menimbulkan kematian, sedangkan kerusakan yang permanen akan menimbulkan gangguan mulai dari penglihatan, bicara, bahasa, kelumpuhan, kordinasi tubuh, penurunan kemampuan kognitif, sampai kehilangan memori.

Lalu, apakah penderita stroke masih bisa sembuh secara sempurna? Menurut penjelasan dr. Sutarto Pd, SpS, dokter spesialis syaraf dan konsultan neurologi RSPAD Gatot Subroto, penderita stroke masih dapat sembuh secara sempurna, asalkan ditangani dalam jangka waktu 6 jam atau kurang dari itu.

Namun, bila lewat dari waktu tersebut, tindakan yang perlu dilakukan adalah pemulihan. Tindakan pemulihan ini penting untuk mengurangi komplikasi akibat stroke, dan berupaya mengembalikan keadaan penderita kembali normal seperti sebelum serangan stroke.

Dr. Ng Yee Sien, konsultan dari Departemen Pemulihan di Rumah Sakit Umum Singapura, menyebut bahwa upaya untuk memulihkan kondisi kesehatan penderita stroke sebaiknya dilakukan secepat mungkin, idealnya dimulai 4-5 hari setelah kondisi pasien stabil. Tiap pasien membutuhkan penanganan yang berbeda-beda, tergantung kebutuhan pasien. Proses ini membutuhkan waktu sekitar 6-12 bulan.

Stroke seringkali menyebabkan penderitanya mengalami stres dan depresi, bahkan beberapa dari mereka berusaha memungkiri dirinya sendiri. Untuk itu, dukungan dari keluarga, sahabat dan rekan-rekan, sangat dibutuhkan dalam proses pemulihan.

Baca juga: Mengenal Gejala Penyakit Maag dan Cara Mengatasinya

Related

Health 6988797211799851076

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item