Mitos dan Fakta Mencengangkan Seputar Keluarga Rothschild

Mitos dan Fakta Mencengangkan Seputar Keluarga Rothschild

Naviri Magazine - Para penggemar teori konspirasi pasti mengenal Keluarga Rothschild, sebagai salah satu nama yang sering yang disebut-sebut. Dalam teori konspirasi, keluarga Rothschild disebut sebagai penguasa dunia yang bersembunyi di balik bayang-bayang. Mereka menguasai sebagian besar kekayaan dunia, bahkan mengendalikan berbagai hal yang terjadi di dunia.

Bagaimana sebenarnya asal usul teori konspirasi itu bisa muncul, dan benarkah keluarga Rothschild memang seberkuasa itu?

Pada 17 Juli 1940, ada sebuah film berjudul Die Rothschilds. Film itu merupakan propaganda Nazi Jerman, yang mengisahkan peran keluarga Rothschild dalam Perang Napoleon.

Seperti yang disebut tadi, kisah keluarga Rothschild populer di kalangan penggemar konspirasi. Kisah keluarga Rothschild memborong semua konsul (obligasi) di bursa London pada konklusi Pertempuran Waterloo 1815, menguasai 80% kekayaan global, atau mengorkestrasi perang besar dalam 200 tahun terakhir, cukup akrab di mata para penggemar teori konspirasi.

Namun, semua itu bisa dikatakan berlebihan. Keluarga Rothschild memang kaya, namun tak sebesar yang disangka dalam teori konspirasi. Semuanya adalah produk propaganda Nazi di bawah arahan Joseph Goebbels, yang menjadikan Rothschild sebagai objek propaganda.

Sebuah hal yang bodoh untuk mempercayai bahwa ada keluarga super kaya yang menguasai dunia, ketika mereka nyatanya bangkrut ketika berkali-kali gagal dalam memprediksi masa depan, dan membuat keputusan investasi yang ngawur.

Mitos: Rothschild tidak mengeluarkan uang dari Eropa dan dilarikan ke Inggris, sehingga Napoleon kalah perang.

Fakta: Rothschild sudah sejak lama mengeluarkan uang milik keluarganya ke Inggris untuk investasi dalam perang kolonial Amerika. Nyatanya, bagi yang paham sejarah, investasi ini gagal total karena Amerika merdeka, dan uang Rothschild melayang percuma.

Rothschild, ketika Perang Napoleon, menginvetasikan uang yang besar untuk jangka panjang. Mereka berpendapat bahwa perang akan berjalan lama ketika Napoleon kembali dari pembuangan. Ternyata, Napoleon kalah dengan cepat di Waterloo, dan hal ini membuat Rothschild lagi-lagi mengalami kerugian besar.

Mitos: Rothschild membiayai semua pihak dalam Perang Dunia II.

Fakta: Aset peninggalan Rothschild di Eropa, di akhir Perang Dunia II, hancur karena hampir semua aset tanah, vila, istana tempat tinggal, dan juga koleksi lukisan yang merupakan investasi, disita dan hilang diambil oleh rezim Nazi.

Kebanyakan dari keturunan Rothschild ketika itu sudah kehilangan kohesi sebagai keluarga besar, dan secara sporadis banyak yang datang ke Amerika hanya dengan bekal uang seadanya.

Ini adalah ekstrak dari biografi keluarga Rothschild yang ditulis oleh Niall Ferguson, berjudul The House of Rothschild: Volume 2: The World’s Banker: 1849-1999, yang diterbitkan oleh Penguin Books pada tahun 2000:

“An altogether more ruthless coalition had come to power in Germany in 1933, dominated by the National Socialist German Workers’ Party. Hostility to the Rothschilds’ had been a feature of Nazi propaganda from the movement’s infancy (see introduction to volume 1) despite the fact that the Frankfurt house had been wound up when Hitler was barely twelve years old. It was a hostility that soon translated into action.”

Keluarga Rothschild sejak awal telah menjadi objek propaganda Nazi, meski kenyataannya cabang keluarga Rothschild di Frankfurt telah berakhir ketika Hitler baru berusia 12 tahun (1901/02).

“At first the attacks were largely symbolic: in December 1933 the Frankfurt Rothschildallee was renamed Karolingerallee, while the Luisenplatz and Mathildenstrasse lost the plaques identifying them with members of the family. It was not until April 1938, with the “Ordinance on the Registration of Jewish Assets,” that Rothschild property came under direct attack.

“In the wake of the orchestrated anti-Semitic demonstrations of the following November (Reichskristallnacht), nearly all the myriad of charitable and educational foundations — of which there were around twenty — were dissolved, with the exception of the Carolinum Dental Clinic, which had become part of the Frankfurt University.”

Pada mulanya, serangan ini bersifat simbolis. Frankfurt Rothschildallee (Allee [Bahasa Jerman] = Avenue/Jalan Raya) diganti menjadi Karolingerallee. Luisenplatz (Platz [Bahasa Jerman] = Place/Tempat) dan Mathildenstrasse (Strasee [Bahasa Jerman[ = Street/Jalan) kehilangan plakat yang mengidentifikasi mereka dengan anggota keluarga.

Aset keluarga Rothschild di wilayah Jerman baru disasar langsung pada April 1938 dengan "Pengaturan Registrasi Aset Yahudi". Menjelang peristiwa Kristallnacht (9 November 1938), nyaris semua yayasan sosial dan pendidikan mereka, berjumlah sekitar 20, dibubarkan. Pengecualiannya adalah Klinik Gigi Carolinum, yang telah menjadi bagian dari Universitas Frankfurt.

“The private property of the few family members still resident in Germany was expropriated by similar methods, though there was in fact relatively little of it left by 1938. Before the process of confiscation began, Max von-Goldscmidt-Rothschild’s son Albert, Rudolf and Erich sold the family houses at the Grüneburg and Königstein and opted to emigrate (Albert to Switzerland, where he committed suicide in 1941 when faced with the threat of expulsion).”

Properti pribadi milik sebagian kecil anggota keluarga yang masih tinggal di Jerman diambil alih dengan metode serupa, meskipun hanya sedikit yang tersisa pada 1938. Sebelum proses ini dimulai, tiga anak Max von Goldschmidt-Rothschild telah menjual kediaman keluarga di Grüneburg dan Königstein, dan memilih untuk pindah ke luar negeri (salah satu dari mereka, Albert, pindah ke Swiss, di mana ia bunuh diri pada 1941 setelah terancam diusir).

“Although Louis had to hand over most of his Austrian assets to secure his own release, the family was able to insist that a price be paid for Witkowitz (albeit a discounted price).”

Meski Louis (anggota keluarga lain yang berkedudukan di Austria) harus menyerahkan sebagian besar asetnya di Austria agar dapat dibebaskan, keluarga dapat memaksa agar ada harga yang dibayar untuk aset di Witkowitz (kini bernama Vitkovice, dan termasuk dalam administrasi Republik Ceko), meskipun dengan harga lebih rendah.

“By 1939, of course, numerous members of the Rothschild family were themselves refugees. The German invasion of France in May 1940 increased their number substantially.”

Pada 1939, banyak anggota keluarga Rothschild telah menjadi pengungsi. Invasi Jerman ke Prancis pada Mei 1940 meningkatkan jumlahnya dengan pesat.

“Occupied France to confiscate “possessions of the Palais Rothschild,” including any which had been handed over to the French state. The following month, the Germans ordered that administrators be put in charge of the Jewish firms. The Luftwaffe and later a German general occupied the Rothschild house at 23 avenue de Marigny.”

Prancis, yang diduduki Jerman, menyita kepemilikan dari Palais Rothschild, termasuk yang telah diserahkan ke negara Prancis. Bulan berikutnya, pemerintah pendudukan Jerman memerintahkan administrator ditugaskan di perusahaan-perusahaan milik Yahudi. Luftwaffe (Angkatan Udara Nazi Jerman), kemudian seorang jenderal Jerman, menduduki kediaman Rothschild di 23 Avenue de Marigny.

Biografi singkat Louis von Rothschild (1882-1955) menyatakan:

“1938, Louis was arrested by the Nazis and held for a year in jail until the complicated negotiations over his release were completed. Rothschild was allowed to leave the country only if he renounced all Austrian possessions. [...] This ended the presence of the Rothschilds on Austrian soil. The childless Louis went into exile in the United States.”

Pada 1938, Louis ditangkap oleh Nazi dan ditahan selama satu tahun, hingga negosiasi rumit mengenai pembebasannya diselesaikan. Ia dapat bebas kalau menyerahkan seluruh hartanya di Austria. Ini mengakhiri keberadaan keluarga Rothschild di Austria. Louis, yang tak memiliki anak, mengasingkan diri ke Amerika Serikat.

Mitos: Rothschild memiliki kekayaan 500 triliun dolar AS, setara 80% kekayaan global.

Fakta: Total kekayaan global, menurut data Credit Suisse pada 2015, hanyalah 250 triliun dolar AS. Ini pun membuktikan bahwa klaim di atas sangat berlebihan.
Keluarga Rothschild juga berkembang sejak abad ke-18, dan keturunannya sudah banyak menyebar dan tak terpusat.

Bisnis paling dekat dengan mereka, bisnis bank investasi multinasional, "hanya" menghasilkan pendapatan 500 juta dolar AS pada 2015. Satu-satunya anggota keluarga yang termasuk dalam daftar miliarder versi Majalah Forbes adalah Benjamin de Rothschild, urutan ke-1.121, dengan kekayaan bersih sebesar 1,61 miliar dolar AS.

Menurut Investopedia, total kekayaan keluarga Rothschild adalah lebih dari 2 triliun dolar AS.

Baca juga: Sejarah dan Asal Usul Lahirnya Dinasti Rothschild

Related

Insight 1974047792095316500

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item