Tak Lama Lagi, Manusia Harus Mengucap Selamat Tinggal Pada Bumi

Tak Lama Lagi, Manusia Harus Mengucap Selamat Tinggal Pada Bumi

Naviri Magazine - Jika manusia mengalami kepunahan, bumi belum tentu ikut punah. Tetapi, kalau bumi mengalami kepunahan, manusia akan ikut musnah. Dalam hal ini, manusia punya tanggung jawab menjaga dan melestarikan bumi, sebagai tempat tinggal. Sayangnya, manusia justru terkesan seenaknya sendiri, dan bahkan sering merusak alam. Akibatnya, keadaan bumi makin mengerikan.

Saat ini, bumi mengalami aneka masalah. Dari masalah perubahan iklim, tingginya polusi, pencemaran air, penggundulan hutan, dan setumpuk masalah lainnya. Jika masalah-masalah ini terus berlangsung dan sama sekali tidak ada upaya perubahan dan perbaikan, manusia mau tak mau harus mengucap selamat tinggal pada bumi.

Biar kita sadar betapa gentingnya kondisi bumi, berikut adalah beberapa efek permanen perubahan iklim—yang dipacu, salah satunya, oleh meningkatnya level karbon di atmosfer.

Kepunahan

Tak perlu penjelasan lagi. Walaupun sudah diperkirakan, tingkat kepunahan telah mengalami akselerasi sebanyak 1.000 kali tingkat kepunahan sebelum kemunculan Homo sapiens.

The World Wildlife Fun menduga ada 10.000 spesies yang punah tiap tahun. Gara-gara perubahan iklim, The Nature Conservancy meramalkan seperempat spesies di Bumi bakal nyaris punah pada 2050.

Rusaknya rantai makanan

Masih erat dengan kepunahan, rantai makanan akan limbung seiring musnahnya para pemangsa dan predator puncak. Di kawasan Arktika misalnya, meningkatnya temperatur air laut mengganggu pertumbuhan ganggang laut, yang pada akhirnya berimbas pada menurunnya pasokan nutrisi penting bagi populasi zooplankton, ikan cod, anjing laut, dan beruang kutub.

Dalam rentang 50 tahun terakhir, rata-rata temperatur selama musim dingin di seantero Alaska dan Kanada Barat naik sebanyak 7 derajat Fahrenheit.

Naiknya permukaan laut

Di masa depan yang tak terlalu jauh, manusia di samping beberapa spesies lainnya, akan sangat terpengaruh naiknya permukaan laut. Seiring melelehnya gletser kuno dan terjadinya ekspansi thermal, kawasan di wilayah pesisir akan terendam dan penghuninya harus menyingkir.

Pada 2010, sekitar 13 juta penduduk Amerika Serikat diproyeksikan akan kehilangan rumahnya, karena naiknya permukaan laut. Di beberapa bagian Bumi lainnya, seperti Samudra Pasifik, kenaikan permukaan laut sudah mulai terjadi.

Para ilmuwan meramalkan, bahkan jika kita mampu menjaga suhu global agar tak naik melebihi 2 derajat celsius, kenaikan permukaan laut yang sudah terjadi tak mungkin dibenahi.

Pengasaman laut dan pemutihan terumbu karang

Kerap dianggap sebagai tolak ukur kesehatan lingkungan, kadar keasaman lautan telah naik di seluruh wilayah perairan di bumi. Laut Bumi terus menyerap CO2. Alhasil, pH airnya menurun dan mengubah airnya menjadi asam. Dan seiring naiknya temperatur air, terumbu karang besar seperti Australia's Great Barrier Reef juga mengalami pemutihan dan siap menyambut ajalnya.

Walaupun polip karang bisa kembali tumbuh di terumbu, para ilmuwan sudah lebih bersiap menghadapi fakta bahwa proses pemutihan karang akan menimbulkan bekas yang susah dihapus.

Baca juga: Di Masa Depan, Manusia Akan Tinggal di Dasar Laut

Related

Science 3661356499926151054

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item