Biografi Henry Dunant, Pendiri Palang Merah Dunia

 Biografi Henry Dunant, Pendiri Palang Merah Dunia

Naviri Magazine - Dilahirkan pada 8 Mei 1828, Jean Henri Dunant adalah warga negara Swiss yang dikenal sebagai Bapak Palang Merah Dunia.

Pada waktu masih seorang pemuda, Henri Dunant melakukan perjalanan untuk urusan bisnis di Italia, dan dia menyaksikan perang mengerikan antara pasukan Prancis dan Italia melawan pasukan Austria di Solferino, Italia Utara, pada 24 Juni 1859.

Pada perang tersebut, tidak kurang dari 40.000 tentara terluka menjadi korban perang, sementara bantuan medis tidak cukup merawat mereka. Puluhan ribu prajurit yang terluka dan sekarat itu bergeletakan di atas tanah, tanpa ada yang mengurusi.

Tersentuh oleh penderitaan itu, Henry Dunant bersama penduduk setempat mengerahkan tenaga untuk menolong. Kejadian itulah yang kemudian mendorongnya untuk menulis buku yang berisi pemikiran pentingnya, yaitu pembentukan organisasi kemanusiaan internasional, dan perjanjian internasional menyangkut perlindungan prajurit yang terluka selama perang.

Pada tahun 1863, Henry Dunant bersama empat kawannya merealisasikan gagasan tersebut dengan mendirikan Komite Internasional untuk Bantuan Tentara yang Cedera, atau yang sekarang disebut Committee of The Red Cross (ICRC) yang merupakan lembaga kemanusiaan bersifat mandiri, dan sebagai penengah yang netral.

Semangat Henry Dunant itulah yang kemudian mengilhami terbentuknya Perhimpunan Palang Merah Nasional yang sekarang telah didirikan di hampir semua negara di dunia, dan pemerintah Swiss merealisasikan gagasan kedua Henry Dunant dengan menyelenggarakan konferensi di Jenewa pada tahun 1864, yang kemudian terus dikembangkan, hingga sekarang dikenal sebagai Konvensi Jenewa 1949.

Atas upaya luhurnya, Henry Dunant memperoleh Nobel Perdamaian pada tahun 1901. Selain itu, ia juga memperoleh gelar doktor kehormatan dari Fakultas Kedokteran University of Heidelberg, pada tahun 1903.

Ironisnya, Dunant menghabiskan hari-hari terakhirnya di dunia di sebuah panti jompo di Heiden, dan terus-menerus dilanda paranoia dan depresi. Ia juga sering curiga pada sekitarnya, hingga sampai meminta juru masak panti jompo itu untuk mencicipi jatah makanannya terlebih dulu di hadapannya, agar dia terlindung dari kemungkinan diracuni. Ketika ia meninggal dunia pada 30 Oktober 1910, kata-kata terakhirnya adalah, “Kemana lenyapnya kemanusiaan?”

Sekarang, hari ulang tahun Dunant, 8 Mei, dirayakan sebagai Hari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Sedunia (World Red Cross and Red Crescent Day). Panti jompo di Heiden yang dulu menampungnya sekarang menjadi Museum Henry Dunant, sedangkan di Jenewa dan di sejumlah kota lain banyak sekali jalan, lapangan, dan sekolah yang dinamai dengan namanya.

Henri Dunant meninggal dunia pada 30 Oktober 1910, dalam usia 82 tahun.

Baca juga: Biografi Florence Nightingale, Perawat Pertama di Dunia

Related

History 7534781174356027683

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item